17.

115 9 0
                                    

"gue cape bgt hari ini.. tapi harus tetep kerja" ucap Nazeea menghela nafas sembari merenggangkan tubuhnya.

Kalila terkekeh dan memberi semangat pada sahabat nya itu, keduanya sudah berada di cafe milik Aeris sejak tadi, mereka langsung menuju kesana setelah pulang sekolah.

"kal, gue istirahat bentar ya? badan gue gatau kenapa pegel semua" ujar Nazeea pada Kalila, Kalila mengangguk, kasihan juga melihat Nazeea begitu terlihat kelelahan.

"iya sana, gue udah bisa kok" balas Kalila mengangguk.

"thanks ya kal" Nazeea langsung menuju kursi untuk beristirahat, ia menyandarkan kepalanya pada meja dengan tangan sebagai alas.

Kalila tersenyum melihat Nazeea yang tengah beristirahat, kemudian ia kembali membersihkan meja meja disana.

Hingga pintu cafe terbuka, menampakkan 2 orang disana membuat Kalila tersenyum.

"Michelle? ayo silahkan duduk, kak Harvey juga silahkan" ucap Kalila ramah, Harvey dan Michelle mengangguk.

"lo kerja disini, kal??" tanya Michelle.

"iya, gue kerja paruh waktu disini bareng Nazeea" jawab Kalila sembari menunjuk Nazeea yang tengah tertidur.

"oh? Nazeea juga?" Michelle tampak membulatkan matanya, Kalila mengangguk.

Harvey hanya tersenyum menyimak pembicaraan keduanya.

"oh iya, kalian mau pesen apa? kebetulan kita ada menu baru, ada cake tiga rasa, ada rasa strawberry, coklat, sama vanilla" jelas Kalila sembari menyiapkan buku untuk mencatat pesanan keduanya.

"gue mau cake nya satu satu setiap rasa, sama.. ice americano nya 1, abang mau apa?" ucap Michelle setelah melihat buku menu, lalu ia beralih menatap Harvey.

"gue juga ice americano 1 ya, kal" jawab Harvey, Kalila mengangguk sembari tersenyum setelah menulis pesanan mereka.

"tunggu sebentar ya" ucap Kalila pada keduanya kemudian pergi untuk menyiapkan pesanan keduanya.

"kerja paruh waktu kayanya seru deh" ucap Michelle tiba tiba, Harvey yang paham apa yang dimaksud adik nya itu kemudian menggeleng.

"ngga ya, chie.. gausah kerja paruh waktu, nanti lo cape dan lagi kalau lo mau uang bisa minta ke ayah atau gue, gausah kerja paruh waktu karna sekarang masa nya lo buat belajar bukan kerja, ngerti?" Jelas Harvey Michelle mengerutkan keningnya sembari memanyunkan bibirnya.

"tapi kan aku mau cari pengalaman kerja, bang" balas Michelle, tetapi Harvey tetap tak mengizinkan dengan menggelengkan kepalanya.

"males ah" Michelle membuang wajahnya ke sembarang arah sembari bersedekap dada.

Harvey menghela nafas, ia mungkin menyayangi adiknya tetapi siapa yang tidak lelah jika melihat adiknya suka merajuk? melelahkan pikir Harvey.

Kalila mendengarkan percakapan keduanya sembari tersenyum, enak sekali hidup Michelle pikir Kalila, Michelle beruntung lahir di keluarga yang sangat menyayanginya, sampai Harvey saja tidak mau adiknya itu kelelahan.

"Dengerin gue, kerja itu ngga enak karna pasti cape bgt, mungkin ada enak nya karna kita punya penghasilan sendiri tapi lo jangan lupa kalau lo punya penyakit sindrom kelelahan kronis?" Harvey menghela nafas menatap adiknya.

Michelle diam, memang benar dia mempunyai sindrom kelelahan kronis dan ia sangat tak menyukainya karna sangat menghalanginya untuk melakukan sesuatu yang berat, bahkan saat ia diluar negeri pun ayah dan bunda nya mengirim seseorang untuk mengawasinya jaga jaga bila terjadi sesuatu.

"Abang.. Michie mau cari pengalaman kerja masa ngga boleh" Michelle lagi lagi memaksa Harvey.

"minta izin sama ayah sana, gue yakin ayah juga ngga akan ngizinin apalagi bunda" balas Harvey, mata Michelle membulat ia sangat tau betul ayah dan bundanya sangat amat protektif sama seperti Harvey.

Us and DifferencesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang