20. Kita Bikin Romantis

8K 312 71
                                    

"Untuk merubah diri dimulai dari hal yang kecil karena hal yang besar dilahirkan dari hal-hal yang kecil."

~ Arga Aldabaran

Terik matahari bukanlah suatu penghalang untuk mewujudkan keinginan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terik matahari bukanlah suatu penghalang untuk mewujudkan keinginan. Walaupun cuacanya begitu panas, pikiran Lisca sama terangnya dengan sinar yang ada di langit. Badannya berputar sembari memegang beberapa novel yang bergenre romance. Setelah pulang kuliah ia sudah meminta ijin kepada Arga karena telat akan pulang dan syukurnya ia dibolehkan.

Begitu antusias membeli novel yang ia sukai. Inilah enaknya punya suami kaya raya, sekali minta duit langsung dikasih dengan nominal besar. Uang jajannya habis karena beli novel. Urusan duit bukanlah suatu masalah bagi Lisca.

Lisca jingkrak-jingkrak dengan suara lembut. Saking senangnya sama novel baru ia tidak melihat genangan air bekas hujan kemarin. Tidak bisa menahan bobot tubuhnya dirinya terpeleset ke situ sehingga sebagian bajunya kotor.

"Novelku." Menatap nanar novel yang kondisinya tidak apik lagi. Novelnya lebih berharga dari pada mempedulikan kondisi bajunya.

Lututnya terasa nyeri dan sakit. Air matanya luruh tanpa bisa ditahan. Bukan menangis karena kulitnya tergores melainkan semua novelnya rusak tanpa tersisa.

Orang yang berlalu lalang melintasinya hanya melihat dengan tatapan kasihan. Dengan sendirinya ia bangun kemudian berjalan gontai.

"Mas Arga, novel Lisca." Menangis sambil berjalan.

Kenapa ia begitu ceroboh dan juga tak berpikir menyisakan uangnya untuk memesan taxsi ataupun Go-Jek untuk pulang. Parahnya lagi handphonenya malah tertinggal di rumah, betapa sialnya dia hari ini. Ia pasrah dengan nasibnya.

Berjalan sambil menundukkan kepala. Sekarang terasa terik matahari ditambah dengan suara bisik kendaraan berlalu lalang.

Membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah. Lisca langsung memanggil Arga lewat depan pintu, "Mas Arga." Menangis semakin keras.

Arga yang ada di dapur mendengar teriakan istrinya. Buru-buru mematikan kompor kemudian berlari menuju ke arah Lisca, tangannya tetap memegang spatula dan juga lupa melepaskan celemek.

Wajah Lisca kotor dan bajunya dipenuhi noda lumpur. Arga langsung menggendong Lisca dengan gaya bridal style, tidak takut bajunya juga ikut kotor.

"Novel Lisca rusak semua, Mas," adunya

"Nanti kita beli lagi yang lebih banyak." Menurunkan Lisca di bathtub kemudian membersihkannya.

HERE I AM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang