"Menikah sama pria matang tidaklah buruk jika berada di tangan pria yang tepat."
Pria sejati adalah pria yang bisa menepati janjinya walaupun ada peluang besar untuk mengingkarinya. Jarak antara kasur sama kamar mandi hanya berjarak beberapa langkah saja, itu saja Lisca merasa ketakutan. Saat memasuki kamar mandi Lisca tidak ingin menginjak lantai, katanya nanti ada suster ngesot menarik dirinya. Makanya Arga lah yang menggendong perempuan itu masuk ke dalam kamar mandi.
Betapa tidak tahunya kondisi perutnya, tiba-tiba ia ingin buang air besar. Pintu tetap terbuka dengan Arga yang berdiri di depan pintu. Posisi tubuhnya bersandar di tembok dengan pandangan full ke depan. Lalu tangannya yang memegang handphone-cahaya handphonenya-mengarah di mana Lisca lagi buang air besar.
"Om, masih ada di sana, kan?" Pertanyaan dilayangkan bukan hanya sekali, tapi sudah ke sembilan dengan pertanyaan yang diulang-ulang.
Dengan nada yang lembut Arga menjawab, "Iya, sayang saya di sini. Lihat senter hp ini tetap menerangi mu."
Benar saja dari cahaya itu mampu membuat sedikit rasa takut Lisca berkurang.
"Meskipun Om punya kesempatan ngintip aku, tapi jangan coba-coba untuk melakukannya jika Om tidak mau aku gigit nanti," tandangnya
Sebut saja Lisca tak ada terima kasihnya, bukannya melunak malah berbicara dengan nada tinggi.
"Apa kau tak lihat mata saya ada di mana?" Berapapun besar kesabaran dimiliki oleh Arga, tetapi ada batasnya juga.
Cara menjawab Arga yang kesal Lisca tak lagi membuka mulutnya. Berfokus pada buang air besarnya.
Beberapa menit kemudian Lisca selesai dengan hajatnya. Menepuk pundak Arga dari belakang. "Lisca udah selesai saatnya kita tidur, Lisca juga udah ngantuk." Langkahnya terhenti sebab Arga menarik tangannya.
"Udah sikat gigi dan kakinya udah bersih?" Setiap malam Arga menerapkan kepada istrinya untuk tetap hidup sehat. Pelan-pelan ia mengajarinya supaya tidak terasa tertekan. Bermula dari sikat gigi ini.
Memiringkan kepalanya, bola matanya mengarah ke kiri lalu menoleh kembali kepada Arga. "Kan, mati lampu jadi tak usah. Kalau ada kendala, ya tinggalkan," kata Lisca terlewat enteng.
Arga menepuk jidatnya. "Tidak membersihkan gigi sebelum tidur itu sangat tidak sehat, Lisca mau giginya berlubang? Saya nyuruh kamu agar tidurnya nyaman. Gih, sikat gigi dulu baru saya temani." Mengusap kepala Lisca dengan singkat kemudian menuntunnya untuk kembali masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERE I AM (TERBIT)
Fiksi Penggemar"Dasar Om tua bangka yang tak sadar diri dengan umur. Sana jauh-jauh dari Lisca! Bikin Lisca mual! "Saya tidak setua itu kamu panggil om dan saya bukan paman kamu juga" "Perlu dicatat baik-baik di otak mesum Om itu! Om Arga tidak cocok jadi suami Li...