31. Love

7.3K 301 191
                                    

"I will always love and care for you, princess. You're my wife, my love, my everything. You're the most important person in my life."

~ Arga Aldabaran

~ Arga Aldabaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan karena di mana para manusia yang bekerja keras, menuntut ilmu bisa terlepas dari itu walaupun hanya satu hari. Awalnya di hari libur—hari Minggu—begitu malas menghabiskan waktu di rumah ini bersama dengan pria tua. Statement yang dulu sebelum jatuh cinta.

Cinta merubah segala pandangan dan itu memang benar adanya. Lisca akui sebab mengalami sendiri, tidak mau berjauhan dengan Arga dan sebutan kata 'om' itu sudah menghilang dari kamusnya, sebaliknya Arga adalah pria tertampan di matanya. Apakah ini terlalu berlebihan? Tapi ini memang benar adanya. Tidak mau lagi membohongi diri sendiri.

Tadi Arga membangunkan dirinya dan mengajaknya untuk berolahraga, tetapi tubuhnya tak bisa diajak kompromi. Matanya sudah tidak merasa ngantuk dan terasa ada sesuatu yang kurang—Arga Aldabaran—tidak ada di sampingnya saat membuka mata.

Terlebih dulu mencuci muka dan sikat gigi tanpa mengganti baju. Tidak perlu repot-repot menggunakan parfum lantaran aroma strawberry menyatu pada tubuhnya. Berlari ke luar—di mana tempat Arga berada—tidak perlu berteriak sebab sebelumnya sudah diberitahu. Kolam renang, tempat Arga berolahraga. Rumah ini tidak memiliki ruangan khusus gym.

Melakukan push up di sana dengan bagian atas tidak mengunakan apa-apa selain celana training. Otot yang kuat disertai dengan tubuh kekar, Lisca menjadi penasaran untuk mengetes kekuatannya.

"Mas Arga," panggilnya, lalu Arga melihat kearahnya dengan senyuman.

"Come here, baby," balasnya sambil tetap melakukan kegiatannya.

Berlari kecil dengan kaki yang memakai sandal bulu. Tidak meminta ijin Lisca naik ke punggung Arga lalu menyilangkan kedua kakinya di sana. "Let's go, Mas Arga." Sedikit memukuli pundak Arga berharap pria itu semakin bergerak.

Arga hanya terkekeh mendengarnya lalu menggerakkan tubuhnya ke atas lalu ke bawah, begitu seterusnya. Lisca bertepuk tangan senang dan terus menyemangati.

Beberapa menit kemudian Lisca sudah merasa bosan, turun dari punggung tegap itu. Arga mengubah posisinya menjadi telentang—di atas matras yoga—sinar matahari mengenai tubuhnya hingga tubuh itu terlihat mengkilat karena keringatan. Look at so sexy.

"Sebagai istri yang cinta sama suami, Lisca mau menemani Mas olahraga supaya lebih semangat." Mengambil duduk di bawah kaki Arga yang lurus.

HERE I AM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang