34. Green Flag

5.9K 246 77
                                    

"You're not good, I can be your good listener. You need something, I can help you. I may not be much but I will always be by your side."

~ Arga Aldabaran

Sudah tiga hari Arga tidak pergi ke kantor, hanya berdiam diri di rumah menemani wanitanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari Arga tidak pergi ke kantor, hanya berdiam diri di rumah menemani wanitanya. Apakah ia merasa keberatan? Tentu saja tidak! Ditekankan sekali lagi tidak ada yang namanya rasa keberatan pada diri Arga. Cintanya sangat besar kepada Lisca, tidak cukup dengan kata-kata karena cintanya tidak bisa didefinisikan. Tulus dan besar. Itulah yang cocok untuk mendeskripsikannya, tapi itu belum cukup!

Mengenai pekerjaan sebagian kecil diserahkan kepada sekretarisnya dan ia akan bekerja di tengah malam setelah Lisca tertidur lelap. Baru membaringkan tubuhnya di samping Lisca di pukul tiga dini hari. Rasa capek itu meluap hanya dengan memeluk tubuh Lisca yang sedang tertidur dan staminanya kembali full. Lisca adalah rumahnya, tempat ia berpulang.

Seperti yang dikatakan, Arga tidak bekerja karena itu permintaan sang istri. Hanya ingin ditemani. Katanya tidak sanggup menahan rindu. Mengenai jadwal kuliah, Lisca sedang libur panjang. Menghabiskan waktunya menonton drama kesukaannya.

Lisca duduk di antara kaki Arga yang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Kedua tangan itu melingkar di perut Lisca dengan menaruh dagu di pundak sempit itu. Banyak sekali memberikan ciuman kecil di pipi Lisca yang fokus menonton drama di laptopnya yang bewarna pink. Tidak berpengaruh dengan bibir Arga yang sibuk menempelkannya pada pipinya yang berisi.

Memperhatikan istrinya yang senyum-senyum, Arga angkat bicara, "Perasaan saya lebih ganteng dari pada artis yang kamu tonton itu. Dan kita juga lebih romantis daripada mereka." Ya, Arga heran dengan Lisca yang bisa-bisanya terbawa perasaan melihat keromantisan di drama tersebut yang diatur oleh sutradara. Tidak usah dipertanyakan lagi, jelas ia lebih romantis dan lebih mampu.

Lisca tidak menggubris, giginya tetap ditampakkan seolah-olah ada pertandingan. Mengetahui ada tanda-tanda adegan kiss bergegas menutup mata Lisca dengan telapak tangannya yang besar. Sesuai dengan dugaannya benar terjadi. Langsung mengskip nya.

"Mas Arga, lepaskan tangannya! Lisca mau lihat." Memukul kedua paha Arga.

"Tidak boleh anak kecil melihat adegan dewasa." Sengaja Arga membuat istrinya kesal, tidak melepaskan tangannya dari sana meskipun sudah menayangkan adegan yang normal.

Merenggut kesal Lisca berucap dengan tidak bisa melihat apapun kecuali kegelapan. "Kecil dari mananya? Kita sudah melakukan hal lebih dari sekedar ciuman jika Mas Arga lupa. Lepaskan tangannya dari mata Lisca"

Arga terkekeh mendengarnya. "Baru tahu istri saya ini udah besar," godanya

"Kalau Mas Arga tetap kekeh aku gigit pipi Mas sampai berdarah."

HERE I AM (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang