Ini Chapter 29

91 1 0
                                    

Akhir dari pembicaraan Ajeng dan Milka saat itu adalah ketika Milka akhirnya menawarkan diri untuk mengantar Ajeng ke UKS agar sekiranya, Ajeng dapat beristirahat di sana sampai perutnya terasa lebih baik dan Ajeng mengiyakan saja.

UKS di mana Ajeng beristirahat siang itu, sangat sepi sebagaimana biasanya. Ada seorang petugas yang berjaga saat Ajeng dan Milka datang, tapi kemudian berlalu pergi karena katanya dia ada urusan di ruang guru. Petugas sempat memberikan minyak kayu putih untuk Ajeng dan membuatkan teh manis sebelum pergi yang mana benar-benar membuat perut Ajeng terasa lebih baik.

Lalu Milka juga harus ikut-ikutan pergi karena dia disuruh untuk menemui wali kelas mereka terkait data kelulusannya. Sehingga akhirnya Ajeng tinggal sendirian dia UKS. Ajeng tidak masalah. Dia tidak takut sedikitpun, malahan dia merasa senang karena dengan begitu dia bisa beristirahat sejenak dalam keheningan yang menenangkan.

Namun ketenangan itu tidak lama karena kemudian seseorang muncul mengejutkan Ajeng.

"Alan?"
Ajeng tidak menyangka dapat melihat Alan di UKS saat ini. Pikirnya Alan tidak ke sekolah hari ini.

"Kamu sakit apa?" Alan menghampiri Ajeng. Ketika Ajeng hendak bangun dari posisi baringnya, Alan menghentikannya. Alan memaksa agar Ajeng tetap berbaring ketika Ajeng keras kepala hendak bangun. Sedangkan dia sendiri duduk, di pinggir ranjang.

"Aku cuma sakit perut biasa," kata Ajeng. "Kamu ngomong-ngomong tahu aku ada disini dari siapa?"

"Bukan dari siapa-siapa. Aku tadi liat kamu sama sahabatmu itu di kantin. Terus aku ikutin kalian kesini."

"Ih, penguntit."

Alan tidak masalah dengan sebutan itu. Dengan santai dia menanggapi, "Aku cuma penasaran aja tadi, kamu mau kemana sama sahabatmu itu, soalnya kan terakhir kali kamu cerita kalian musuhan."

"Oh itu… kami udah baikan kok," kata Ajeng. "Maaf baru cerita sekarang."

"Gak papa." Sikap santai Alan ini membuat Ajeng lebih tenang karena setidaknya dengan itu berarti Alan tidak akan melarangnya bersahabat kembali dengan Milka walaupun Milka itu jelas-jelas adalah kembaran Mika. "Tapi lain kali kalau ada sesuatu jangan lagi lupa cerita sama aku."

"Iya." Ajeng mulai gugup, entah kenapa dia merasa inilah waktu yang tepat untuk mengungkap semuanya, tapi apakah tidak apa-apa? Maksudnya, apakah Alan siap mendengarnya?

"Lan…."

"Hm."

Rasa gugup Ajeng meningkat drastis mendengar sahutan Alan dan alih-alih mengatakan yang sebenarnya, Ajeng malah diam cukup lama.

"Kok diam, mau ngomong apa?"

Ajeng menghela napasnya, kemudian mengatakan sebenarnya pada Alan dengan cepat lalu menutup mata. "Lan, aku hamil. Kamu mau kan tanggung jawab?"

>>>>>
Apakah Alan mau tanggung jawab atau dia memilih kabur?🤷🏼‍♀️😵

AN: Ada sedikit kesalahan, seharusnya Ini Chapter 28 tuh katanya gak sampai seribu karena kubagi dua dengan chapter 29, tapi karena lupa ngecek akhirnya Chapter 28 jadinya panjang banget dan pas mau ngedit chapter 29 keheranan sendiri kenapa chapter ini tuh mirip sama chapter 28😭 Aku mohon maaf banget untuk ketidaknyamanan ini💔

Kamu bilang, kamu cinta sama akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang