Ini Chapter 15

168 2 0
                                    

Empat bulan berlalu dengan cepat dan tahu-tahu, sudah masuk bulan desember. Para guru mengingatkan bahwa ini merupakan bulan terakhir di tahun ini yang mana berarti menjadi ujian kelulusan sekolah kian dekat. Semua siswa diharapkan mempersiapkan diri masing-masing dengan sebaik mungkin dan belajar lebih giat lagi agar nanti ketika ujian tiba mereka tidak lagi mengeluh akan soal-soal yang sulit. Selain itu para siswa juga diingatkan tentang ujian masuk perguruan tinggi yang juga akan tiba. Bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliahnya di universitas ternama terutama, mereka harus belajar keras agar tidak kalah saing oleh siswa dari sekolah lain.

Beberapa kali Ajeng mendengar cerita dari temannya yang mengatakan kalau nanti mereka akan merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di sana. Ada juga yang katanya akan langsung bekerja saja selulus nanti karena tahu bahwa orangtuanya tidak memiliki biaya yang cukup untuk membiayai kuliah mereka, oleh karena itu siswa yang seperti ini biasanya tidak terlalu pusing memikirkan sulitnya ujian masuk universitas jadi mereka bisa lebih fokus belajar untuk ujian kelulusan sedang mereka yang memiliki rencana melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi harus belajar lebih keras agar bisa bergabung dengan universitas impian masing-masing seperti Ajeng.

Ajeng telah memutuskan untuk mengambil jurusan seni yang ia anggap cocok dengan dirinya dan sejauh ini pelajaran Ajeng berjalan dengan lancar. Hubungannya dengan Alan juga baik. Keduanya kian dekat terlebih lagi setelah hari itu. Sudah lama berlalunya dan luka Alan telah sembuh namun Ajeng belum juga mau menjalin kembali komunikasi dengan Mika pun Milka. Ajeng menjauhi kedua saudara kembar itu, Ajeng bahkan pindah tempat duduk di kelas, menjauh dari Milka.

Orang-orang mungkin berpikir, apa yang Ajeng lakukan pada Milka sangat tidak adil karena Milka tidak mengambil bagian apapun dalam pemukulan Alan, tapi Ajeng tidak bisa tetap berteman dengan Milka, lantaran wajah Milka selalu mengingatkan Ajeng dengan Mika. Dan Ajeng selalu emosi setiap kali mengingat atau melihat Mika. Ingin rasanya Ajeng membalas rasa sakit yang Alan rasakan hari itu namun Ajeng tahu dirinya tidak bisa. Pada Milka, takutnya Ajeng melampiaskan segala rasa kesalnya atas Mika padanya dan bisa saja masalah lain muncul. Ajeng tidak mau hal tersebut terjadi jadi lebih baik ia menjauhi Milka.

Tapi apakah dengan begitu hubungan persahabatan mereka benar-benar merenggang? Jawabannya adalah tidak karena Milka terus berusaha untuk tetap menjalin hubungan baik dengan Ajeng walaupun Ajeng kadang-kadang mengabaikannya. Milka tidak perduli dengan respon Ajeng dan terus berusaha mendekatinya karena satu hal, yaitu dia tidak mau hubungan persahabatannya dengan Ajeng yang telah terjalin sejak mereka masih kecil hancur berantakan.

Setiap ada kesempatan, Milka akan mendekati Ajeng, seperti ketika mereka tanpa sengaja bertatapan, Milka akan memberinya senyuman termanis miliknya, lalu ketika upacara, Milka akan meminta teman yang berdampingan dengan Ajeng untuk bertukar posisi dengannya agar ia bisa berdampingan dengan Ajeng. Kadang-kadang, Milka bahkan sampai mengekori Ajeng, dan yang satu ini membuat Ajeng risih seperti saat ini, dalam perjalanan menuju kelas ketika waktu istirahat telah berakhir.

"Milka berhenti ngikutin aku!" Ajeng berbalik badan dan menghadap Milka yang tengah memasang muka sok polos.

"Siapa yang ngikutin kamu... kita kan sekelas, jadi wajarlah jalan yang kita tempuh sama," kata Milka.

"Aku juga tahu, tapi kamu kan bisa jalan duluan gak usah di belakangku setiap hari. Aku gak suka tahu diikuti."

"Masa?" Milka tidak percaya. "Padahal kan selama ini kita selalu jalan bareng, dan baru sekarang aku dengar kamu ngeluh jalan sama aku."

"Ya kan sekarang kondisinya berbeda Milka."

"Ah, itu kan bagimu, bagiku kondisinya sama aja. Kamu tetap sahabatku, jadi aku bisalah jalan sama kamu kapanpun aku mau dan kamu bisa ngomong apapun yang kamu mau ke aku."

Kamu bilang, kamu cinta sama akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang