Ini Chapter 26

95 1 0
                                    

Sepulangnya dari rumah nenek Alan, hal pertama yang Ajeng ingin lakukan adalah menggunakan tespek itu agar semuanya menjadi jelas. Namun, sesampainya di rumah, Ajeng tidak pernah menyangka bahwa dia akan kena marah Ayahnya gara-gara meninggalkan ibunya yang sedang sakit sendirian. Bahkan walaupun Retno telah memberi izin pada Ajeng untuk pergi, Rama tetap saja murka kepada Ajeng. Hal ini membuat mood Ajeng memburuk, terlebih, ketika pada akhirnya Rama menyuruhnya untuk membuatkan bubur untuk Retno.

Ajeng benar-benar tidak mengerti dengan Rama, setelah mengatai dirinya tidak bisa diandalkan untuk merawat Retno, Ajeng kemudian malah disuruh membuat bubur. Seharusnya kan, apabila Ajeng tidak dapat diandalkan maka Rama tidak usah menyuruhnya melakukan sesuatu hal yang lain. Ajeng merasa bodoh di saat yang sama karena melaksanakan perintah itu walaupun sambil menggerutu. Ajeng bahkan sampai menyuapi Retno, padahal sebenarnya Retno bisa makan sendiri.

Begitu selesai, Ajeng kembali ke kamarnya, dia ingat hendak melakukan sesuatu, tapi karena hari ini terasa begitu berat untuknya, jadi Ajeng berniat untuk beristirahat sebentar, tapi begitu Ajeng berbaring di atas ranjang, dengan mudahnya dia jatuh tertidur dan tidak bangun sampai keesokan harinya.

><

Ujian praktek olahraga dilangsungkan senin itu. Setiap siswa kelas dua belas akan bergantian untuk menggunakan lapangan untuk ujian tersebut dari satu kelas ke kelas lainnya. Kelas Ajeng mendapat giliran pertama dan itu sebenarnya bagus, karena semakin cepat mereka ujian praktek maka semakin cepat pula mereka selesai dan bisa membali ke rumah. Namun, yang namanya keluhan memang tidak ada pernah ada habisnya. Ajeng malahan berharap tidak perlu mengikuti ujiN praktek karena merasa sangat kelelahan.

Tubuhnya bagai mengangkat beban yang sangat berat akhir-akhir ini, dan staminanya turun drastis, dengan mudah Ajeng akan merasa letih. Sebelum praktek di mulai saja Ajeng sudah capek apalagi nanti setelah selesai ujian praktek. Namun, Ajeng juga tidak bisa absen mengikuti ujian praktek ini kalau dia mau lulus, mengingat fakta bahwa ujian praktek ini adalah salah satu nilai pendukung kelulusannya. Walaupun dengan stamina yang di bawah rata-rata Ajeng bertekad untuk melakukan yang terbaik.

Benar saja, sesuai dugaan, Ajeng kelelahan setengah mati harus berlari mengelilingi lapangan beberapa putaran.  Napasnya tersengal-sengal dan dia hampir pingsan jika saja tidak ada seseorang yang mengulurkan sebotol air minum untuknya, yang mana Ajeng langsung raih untuk teguk guna mengurangi rasa haus yang dirasakannya.

"Makas….” Ajeng tidak menyelesaikan ucapannya ketika akhirnya melihat lebih jelas orang yang memberinya air minum.

"Sama-sama," Milka berkata dengan riang. Tak memperdulikan apakah Ajeng telah selesai berterima kasih padanya atau belum.

Milka mengambil tempat duduk tepat di samping Ajeng dan bersama-sama mereka memperhatikan teman-teman yang kini kena giliran untuk ujian praktek di pinggir lapangan berumput itu.

"Capek ya?"

Jika hubungan di antara mereka baik-baik saja, maka Ajeng akan menjawab dengan nada kesal karena pertanyaan Milka jawabannya sudah sangat jelas. Tentu saja Ajeng capek, terlebih lagi sekarang tubuhnya sedang tidak dalam kondisi prima, maka keletihan yang dirasakannya jadi berlipat ganda. Namun karena saat ini hubungan mereka jauh dari kata baik, maka jawaban Ajeng adalah jenis jawaban yang sederhana saja. "Iya."

Terlalu canggung keadaan saat itu, setidaknya bagi Ajeng. Sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka berinteraksi. Dalam diam, Ajeng terus memikirkan apa yang sekiranya dapat ia katakan pada Milka agar kecanggungan di antara mereka segera berakhir, atau mungkin lebih baik Ajeng pergi saja? Menghindar untuk tidak berbicara dengan alasan masih marah.

Seolah tahu apa yang Ajeng pikirkan, Milka berkata, "Jangan pergi Jeng. Aku cuma mau ngobrol sebentar sama kamu. Setelah itu aku pergi kok."

Ajeng tidak menjawab, dia menunggu sampai Milka kembali bersuara.

Kamu bilang, kamu cinta sama akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang