Bab 4

41.7K 2.3K 31
                                    

HAPPY READING LOVEE



Kini Ziel dan kedua Abangnya sudah berkumpul di meja makan. Posisinya Ziel duduk menghadap Gaven dan Gevan.

     Gaven     Gevan        □
□  ====================
        Ziel          □             □

□      artinya kursi kosong.
===   artinya  meja

Raut wajah Ziel terlihat kesal setelah mengetahui menu makan nya adalah bubur LAGI!

Uh ia benar benar jenuh dengan makanan lembek itu!

"Gak mau ini," ucapnya sambil mendorong semangkuk bubur yang ada di hadapannya lalu bersedekap.

"Kenapa hm?" tanya Gaven sedangkan Gevan hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Enggak suka bubur!" marah Ziel menatap Gaven tajam namun terkesan imut dimata Gaven dan Gevan.

"Tapi kamu masih sakit jadi harus makan yang lembut lembut dulu," jelas Gaven.

"Enggak mau! makan nasi aja~" rengek Ziel.

"Terus yang mau makan ini siapa? Mubazir lho," bujuk Gaven.

"Bang Gevan," ucap Ziel sambil menunjuk Gevan.

Hahh
Gevan menghela nafas pasrah. Sudah diam masih kena juga. Dipikir pikir belum ada 24 jam Adeknya kembali ke mansion tapi sudah tak terhitung berapa kali ia marah marah.

"Biarin Bang, yg penting mau makan," ucap Gevan.

Gaven pun mengangguk pasrah. Ia mengganti makanan Ziel dengan sepiring nasi sayur dan ayam.

"Sudah hm, sekarang ayo makan,"

Ketiganya pun mulai makan dengan tenang. 15 menit cukup bagi Si Kembar menyelesaikan makanannya. Tapi tidak bagi Si Bungsu. Ia baru makan belum ada setengah.

"Mau abang suapi?" tawar Gaven.

Ziel menggeleng brutal. Memangnya ia anak kecil apa? yang ketika makan harus disuapi.

10 menit berlalu makanan dipiring Ziel masih belum berkurang banyak. Hingga Gaven pun mengambil alih menyuapi Ziel yang tentunya dengan segala bujukan.

"Mau makan sambil nonton tv?" tawar Gaven lagi.

Dengan semangat Ziel mengangguk. "Mau liat powerpuff girl, eh? Emang ada?" ucapnya bingung karena biasanya ia menonton ketika hari libur.

"Ada, nanti disambukan ke yt,"

"Mau mau mau,"

"Hm, ayo ke ruang keluarga nanti Abang suapi agar kamu bisa fokus menonton,"

"Udahan aja makannya,"

"No, nanti kalo Papa tahu kamu mau di hukum?"

"EH? ENAK AJA! ENGGAK MAU," pekik Ziel.

"So, kamu tetap harus makan, Abang suapi,"

Ziel mau tak mau mengangguk lalu merentangkan tangannya meminta gendong. Ia sedang mager berat.

Dengan cepat Gevan mendahului Gaven menggendong Ziel. Selagi masih bisa dicegah harus dicegah! Gevan pun mulai melangkah menuju ruang keluarga.

Gaven menyusul dengan membawa piring makan Ziel dan segelas air putih.

Sampai di ruang keluarga, Gevan duduk dengan memangku Ziel yang menghadap kedepan / tv.

"Powelpuf gillnya," tagih Ziel agak cadel karena mulutnya terisi kunyahan ayam yang susah ia telan.

Gevan menyetting tv agar tersambung pada yt lalu mencari tayangan yang Adeknya pinta.

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang