Bab 27

16.1K 1.3K 59
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


"

"Kak, kita pergi dulu," ucap Gaven pada Enver

"Kembali sebelum makan malam," ucap Enver sembari memberikan sebuah black card pada Gaven

"Hm, makasih Kak,"

Yang akan pergi itu adalah kembar G dan Sean. Mereka akan pergi ke sekolah kembar G dan Ziel untuk menemani Sean memilih sekolah lalu mencari peralatan sekolah.

Kenapa hanya Sean? Sedangkan Alen tidak? Itu karena semua kebutuhan Alen sudah disiapkan oleh Belle. Dan juga karena Alen itu homeschooling jadi tidak perlu mencari sekolah.

"Kakak," cicit Ziel yang entah sedari kapan berada di dekatnya dengan tubuh penuh krim putih.

"Kenapa hm?" Enver mengangkat Ziel ke pangkuannya

"M-mau ikut," lirih Ziel sambil menunduk menatap tangannya yang saling bertautan. Ia ingin ikut pergi namun ia juga ingat jika abang kembarnya masih marah padanya.

"Dimansion saja hm,"

"Ikut hiks,"

"No, kamu belum mandi. Kalian pergilah, hati hati,"

Ketiganya pun pergi meninggalkan Ziel yang mulai menangis digendongan Enver.

"Kakak~ hiks hiks mau main~ hiks,"

Enver tidak menggubris permintaan Ziel, "Sekarang kita mandi, lihat seluruh tubuhmu dipenuhi krim cake tadi," ucapnya membawa Ziel pergi mandi

"No~ gamau hiks,"

"Turun hiks kakak~ turun hiks,"

"Gamau mandi hiks,"

Ziel memberontak digendongan Enver yang membuat Enver geram.

Plak
"Mulai nakal lagi hm? Mau kakak lempar?" ucap Enver sambil memukul gemas bokong Ziel

Sontak Ziel diam. Ia berhenti memberontak lalu memeluk erat leher Enver takut jika benar benar dilempar oleh Kakaknya ini.

Setelah 20 menit tubuh Ziel terasa lebih segar sehabis mandi. Moodnya juga lebih baik dari sebelumnya.

Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Enver dengan gemas mengecupi seluruh inci wajah Ziel tanpa terkecuali membuat sang empu tertawa karena geli.

"Ahahahaha Kakak udah hahahahaha geli kak,"

"Hm? Mau lagi?"

"Hahahaha udah kak hah hah a-ampun hahaha,"

"Oke oke,"

"Setelah ini Kakak ada kerjaan, kamu mau ikut ke ruang kerja kakak?"

Ziel mengangguk semangat. Ia belum pernah melihat ruang kerja kakaknya ini.

Enver terkekeh melihat respon yang diberikan oleh Ziel.

"Ayo,"

Ziel diam, ia merentangkan kedua tangannya agar digendong oleh Enver. Tapi Enver malah menggodanya.

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang