Bab 21

19.5K 1.4K 34
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


Selesai makan Vallo bersantai diruang tamu sambil menunggu Ziel pulang. Sedangkan anak kembarnya ia suruh tidur siang.

Tak lama Ben masuk ke dalam dengan Ziel yang berada digendongannya. Vallo yang melihat pun segera menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Vallo pada Ben

"Ungh Papa?" Ziel melenguh dari rasa ngantuknya saat mendengar suara Vallo.

Dan Vallo juga langsung mengambil alih Ziel dari gendongan Ben.

"Tuan muda tidak papa Tuan, Tuan Muda hanya mengantuk," jawab Ben

Vallo hanya mengagguk lalu melangkah menuju kamar Ziel. Wajar jika bungsu nya ini sudah mengantuk parah, karena sudah masuk jam tidur siangnya.

Saat Vallo akan merebahkan Ziel, dia malah menggeliat tak nyaman membuat Vallo tidak jadi merebahkan bayi nya itu.

"Ssttt Papa in here baby," Vallo kembali menimang nimang Ziel agar tertidur lelap baru akan ia rebahkan.

》◇~◇~◇~◇《

Ini sudah pukul 4 seharusnya kelinci nakal Calderion sudah mandi dan memakan camilan sore nya. Namun kini ia masih tertidur pulas.

Ceklek
Pintu kamar Ziel terbuka menampakkan Vallo dengan setelan santai nya. Ia hendak membangunkan Ziel yang masih tertidur lulas. Ia tahu anaknya itu pasti lelah bermain karena biasanya Ziel tidur siang selama 2 jam.

Tapi mau bagaimana lagi, kelinci nakalnya itu masih dalam tahap pembenaran jam makan.

"Baby ayo bangun," Vallo mengusap kepala Ziel

Nampaknya Ziel memang benar benar lelah. Ingatkan Vallo agar tidak memberinya izin bermain diluar lebih dari 2 jam.

"Wake up baby," kini Vallo berpindah mengusap pipi gembul Ziel berharap Ziel merasa risih dan terbangun

Dan benar saja, dahi Ziel mengerut tak nyaman. Tangan nya terangkat menepis sesuatu yang membuatnya merasa geli diarea pipi.

"Heii, bangun sayang, ini sudah petang,"

Mata Ziel mengerjab pelan, bibirnya melengkung kebawah. Ia akan menjadi lebih sensitif dari biasanya jika dibangunkan saat ia tertidur pulas. Terlebih lagi badannya terasa lelah.

Vallo terkekeh merdu melihat ekspresi yang ditampilkan anaknya. Dengan sigap Vallo menggendong Ziel.

Cup
"Good evening baby," ucap Vallo sambil mencuri satu kecupan di pipi sang bungsu.

Ziel tidak menjawab, ia memejamkan mata sambil bersandar didada Vallo. Jangan lupakan ekspresi kesalnya.

Vallo membawa Ziel kekamar mandi untuk memandikan kelinci nakalnya yang nampak sangat lemas. Barulah mereka turun menemui twins G dam Enver yang sudah pulang saat Ziel masih tertidur tadi.

Tingg
Lift terbuka bersamaan dengan bau bayi yang menguar hingga ke ruang kelurga tempat dimana putra Vallo yang lain berkumpul.

Vallo mendudukan dirinya disofa dengan otomatis Ziel duduk dipangkuannya. Gevan yang tergoda dengan aroma bayi dari tubuh sang adek pun beranjak mendekatinya.

Ia bahkan berani menyuruh Enver yang berada di sebelah Vallo untuk bergeser karena ia ingin duduk disebelah Ziel. Dengan dengusan kasar Enver pun mengalah.

Ia mengendus ceruk leher Ziel yang membuat sang empu menggeliat tak nyaman. Tangan Ziel juga terangkat menepis kepala Gevan.

"Jangan mengganggunya dulu Gevan," peringat Vallo

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang