Bab 11

29K 1.9K 67
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE



"Jadi?" ucap Melvan

Saat ini Ziel dan ketiga sahabatnya sudah berada dikantin. Dihadapan mereka juga sudah tersedia makanan dan minuman.

"Jadi sekarang gw tinggal sama Papa," ucap Ziel

"aku," tekan Kayzen

"I-iya aku,"

"Ck, cerita yang jelas!" geram Vioz

"Vioz," peringat Melvan yang tidak dihiraukan Vioz

"Gapapa Van," lerai Ziel

"Em, pas hari pertama masuk sekolah itu kan kita langsung pulang sendiri sendiri, nah sampe rumah aku kaget kok ada bendera putih. Kalut banget pas itu, bahkan aku masih inget seberapa tanganku tremor,"

"Masuk kedalam rumah aku tambah kalut pas dikasih tau yang meninggal Mama," lirih Ziel. Tanpa sadar air mata Ziel menetes.

Melvan sigap merangkul Ziel dengan maksud memberi dukungan semangat padanya.

"Udah engga kepikiran apa apa, aku asal langsung pergi gitu aja bahkan lupa nanya Mama dimakamin dimana yaudah aku inisiatif pergi ke pemakaman terdekat,"

"Untung aja bener, ya kaya orang orang lainnya kalo keluarganya meninggal pada nangis nangis, aku juga gitu sampe hampir gelap, grimis juga,"

"Nah pas mau balik, tiba tiba banyak orang yang pake baju item item ngepung. Terus ada yang ngaku jadi Papaku. Yah awalnya enggak percaya tapi 2 hari tinggal sama Papa entah kenapa rasanya nyaman seolah membuktikan kalo dia emang Papa kandung aku,"

Ziel diam sebentar sambil meminum susu kotak. Ia merasa haus karena terlalu banyak berbicara tanpa jeda.

"Yaudah deh sampe sekarang gw tinggal sama Papa,"

"Terus kenapa engga ngabarin kita?" tanya Melvan

"Maaf ya Van, Oz, Zen, bukan maksud ngelupain kalian tapi aku lupa naro hp dimana, terakhir kali itu pas ngabarin Kayzen, aku keliling sekolah,"

"Hum, oke yang penting jangan diulangi, kita khawatir banget kalo kamu mau tau," ucap Melvan

"Um," Ziel mengangguk semangat lalu beralih menatap Vioz dan Kayzen bergantian.

"Vioz, Kayzen maafin Ziel ya~" dayu Ziel sambil menatap Vioz dan Kayzen dengan tatapan bak kucing minta dipungut.

Vioz langsung mengalihkan tatapannya. Bagaimana ia bisa lama lama marah jika si Bayi seimut ini?!

Sedangkan Kayzen hanya bisa menghela nafas pasrah. Tatapannya melunak. Ia mengusak rambut Ziel gemas. Tau saja si bayi cara membuat ketiga sahabatnya tunduk.

Menyadari ketiga sahabatnya sudah tidak marah Ziel menyengir lucu.

"Terus sekarang kamu ganti nomer gitu?" tanya Melvan

"Belum si, nanti deh minta hp sama Papa,"

"Kaya minta permen aja omogan lo," ucap Vioz

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang