Bab 10

33.5K 1.9K 39
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE



Dimeja makan, Calderion sudah berkumpul kecuali Enver. Tidak ada suara selain dentingan sendok pada piring.

Hingga beberapa menit berlalu semua sudah selesai makan. Begitu juga dengan Ziel. Karena menu makanan malam ini adalah ikan bukan daging lainnya sehingga mudah saja bagi Ziel memakannya.

Setelah makan mereka berkumpul diruang tengah.

"Bang Gav mau es kul kul lagi," pinta Ziel

"Tadi kan sudah baby,"

"Mau lagi! Mau lagi!"

"Tidak," sahut Vallo

"Papa tu ga diajak, diem!"

"Memang tidak baby ini sudah malam tidak boleh makan es malam malam," ucap Gaven.

"Pelit, katanya janji buatin lagi,"

"Loh Abangkan janjinya kapan kapan Abang buatin lagi,"

"HUH," dengus Ziel kesal. Ia melipat tangannya didepan dada.

Vallo yang merasa gemas dengan raut wajah kesal Ziel pun mengangkat sang bungsu kepangkuannya lalu menciumi wajah Ziel bertubi tubi.

cup
cup
cup
cup
cup

"aaaaaa udah Papa," rengek Ziel dengan tangan yang menahan kepala Vallo dan menggerakkan kepalanya kesana kemari.

"Oke oke, sekarang mari tidur agar besok tidak terlambat sekolah,"

Vallo menggedong Ziel menuju kamarnya. Hanya karena Ziel sudah memiliki kamarnya sendiri bukan berarti ia tidur disana sendiri. Ziel tetap harus sering tidur bersamanya selagi ia ada dirumah.

"Mau susu~"

"As u wish baby,"

Langkah Vallo berubah menuju dapur guna meminta susu pada maid. Lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

"Kakak kok ga keliatan Pa?" tanya Ziel yang baru saja dibaringkan oleh Vallo.

"Marah mungkin gara gara Adek," jawab Vallo ikut merebahkan tubuhnya disamping Ziel.

"Dih mana mungkin," sangkat Ziel dengan dot yang masih dimulutnya tapi tidak ia sedot.

"Siapa yang tadi pagi bebal ikut Papa dari pada dirumah sama Kakak hm?"

"Masa gitu aja marah,"

"Coba sekarang dibalik, Adek ngajak Papa ke taman tapi Papa milih nemenin Gevan ke mall, gimana perasaa Adek? Apalagi kan malamnya Papa udah setuju ikut Adek ketaman sama kaya Adek yang udah iya'in ucapan Papa,"

"Adek enggak denger ya pas Papa ngomong!"

"Ya denger engga denger kita taunya Adek udah iya'in, nah coba jawab gimana perasaan Adek di pertanyaan Papa tadi?"

"Y-ya ya Adek marahlah, Papa malah milih nemenin Bang Gev padahal udah bilang mau nemenin Adek! Kan jadinya kaya Papa engga sayang sama Adek," jawab Ziel setengah kesal.

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang