Bab 26

22.7K 1.6K 108
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


Sekitar jam setengah satu Ziel terbangun. Ia mengerjapkan mata beberapa kali. Lalu melihat keadaan sekitar.

Ah dirinya sedang berada dikamarnya diatas kasur dengan sebuah pagar mengelilingi kasurnya. Di sofa ada Kakak sulungnya yang sedang duduk sibuk dengan tab nya.

Seolah baru teringat Ziel langsung membalikkan badan membelakangi Enver tak lupa menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Takut! Ia benar benar takut dengan Enver sekarang.

Sebisa mungkin ia tidak banyak bergerak dan menimbulkan suara. Meski kini tubuhnya sedikit bergetar karena ia ingin menangis.

"Ah apakah kelinci nakal ini sudah bangun?" Enver yang mengetahui Ziel sudah bangun lantas mendekat dan membuat tubuh Ziel semakin bergetar

"Berhenti pura pura masih tidur baby," ucap Enver sambil menyibak selimut yang menutupi wajah Ziel

"Awas," Ziel menepis tangan Enver dan kembali menutupi wajahnya dengan selimut

"Ini sudah jam makan siang, turun dan habiskan your lunch,"

"P-pergi," usir Ziel dengan nada bergetar takut

"Jangan keras kepala baby," peringat Enver dan kembali ingin menyibak selimut Ziel

"No! K-keluar," Ziel mempertahankan posisinya dengan memegang erat selimutnya agar tidak bergeser

"Fine, jika kamu masih mau tidur. Tidurlah hingga malam,"

Bukannya merasa tenang entah mengapa jawaban Enver membuat ia takut. Tidak mungkin Kakaknya itu dengan mudah menyetujui perkataannya.

Dan benar saja kakaknya itu menutup seluruh celah cahaya yang masuk ke kamarnya, seluruh lampu dikamarnya juga dimatikan. (Pake remot ygy, yo sayah no nk dilakoni siji siji)

Hingga kamarnya terasa dingin, sunyi dan sedikit mencekam. Ziel mengintip keluar selimut, betapa terkejutnya ia saat tidak bisa melihat apapun. Semuanya sungguh gelap seperti dalam goa

"So? Lanjutkan tidur nyenyakmu, Kakak keluar,"

Ziel mulai bergerak gelisah. Dengan cepat ia menyibak selimut lalu bangun dari tidurnya. Sekelilingnya sangat gelap bahkan Enver tidak menurunkan kembali pagar pembatas kasurnya.

Melihat pintu yang mulai tertutup rasa panik dalam diri Ziel langsung menguap.

"No! No! Kakakk no!" panik Ziel ia ingin mengejar Enver namun ia tidak bisa keluar dari kasurnya sendiri.

"Kakak, Kakak, jangan! Adek mau makan!"

Percuma saja semua teriakan panik Ziel tidak digubris oleh Enver. Ia tetap keluar dari kamar Ziel dan mengunci kamar Ziel dari luar

Ceklek Ceklek
Suara pintu yang dikunci membuat Ziel tambah kalut takut.

"No! KAKAK! HIKS HIKS,"

"MAAF HIKS MAAF MAU KELUAR,"

"KAK REAN HIKS HIKS HIKS,"

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang