Bab 24

19.1K 1.5K 54
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


Kini Ziel sudah berada didepan gerbang mansion Calderion yang menjulang tinggi dihadapannya bersama Amar

"I-ini i-istana siapa dek?" tanya amar takjub

"Hahh ini rumah Papa," jawab Ziel

"Owh,"

"Yaudah yuk masuk,"

Ziel melangkah menuju gerbang seukuran pintu yang ada di sebelah gerbang utama.

"Ooomm bukain gerbangnyaa Ziel mau masukkk," teriak Ziel

"Loh? Tuan muda kecil mengapa malam malam baru pulang dari mana saja?" tanya seorang bodyguard yang membuka kan pintu tersebut.

"Hehehe iya pak,"

"Yuk masuk," ajak Ziel pada Amar

"Ah maaf tuan muda kecil, Tuan Vallo berpesan agar tidak membawa orang asing masuk kedalam mansion,"

"Siapa yang orang asing? Orang ini Abang nya Ziel juga kok,"

"Maaf tuan muda kecil tidak bisa,"

"Kok ga bisa sihh,"

"Ini sudah menjadi peraturan dari lama yang dibuat oleh tuan Vallo, saya tidak berani melanggarnya,"

"Ck pak, biarin bang amar ikut masuk yaaa, nanti Ziel deh yang bilang sama Papa,"

"Maaf tuan muda kecil tetap tidak bisa," tegas bodyguard itu

"Udah dek sana kamu aja yang masuk, kamu belum makan juga padahal ini udah hampir tengah malam," ucap Amar memberi Ziel pengertian

"Gabisa gitu dongg abang jauh jauh nganterin gw masa engga masuk dulu,"

"Gapapa, abang bisa pulang aja lagian ini udah malem banget,"

"Beneran?"

"Hm, bener. Udah sana masuk, bersih bersih habis itu makan baru tidur oke," ucap Amar sambil mengusak rambut Ziel

"Hum, bayy bang amar,"

Melihat motor Amar yang sudah menjauh, Ziel pun melangkah memasuki mansion.

"PAPA," teriak Ziel membahana

"PAPA!"

"Tidak perlu berteriak," sahut Vallo datar dari arah ruang keluarga

Ziel menoleh mendengar sahutan dari orang yang ia panggil. Ternyata semuanya ada disana menatapnya datar dan dingin. Tak terkecuali Gaven yang biasanya paling lembut.

"Maksud Papa apa? Ngancurin rumah Mama," marah Ziel

"Hanya memancing seekor kelinci nakal pulang,"

Tangan Ziel yang berada disisi sisi tubuhnya mengepal erat. "HAK PAPA APA?! APA HAK PAPA SAMPE PAPA BISA NGANCURIN RUMAH MAMA ZIEL?!"

Mendengar bentakan dari Ziel membuat Vallo dan kegita anaknya yang lain berdiri.

Vallo berjalan mendekati Ziel. Ia mencengkram pipi Ziel erat lalu membuatnya mendongak menatapnya.

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang