Bab 20

22.5K 1.5K 34
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


Hari minggu adalah hari bermalas malasan Ziel. Tadi pagi pagi sekali abang kembarnya mengajak joging namun ia tolak. Bahkan setelah sarapan ia kembali bergelung kedalam selimut.

Papanya mungkin sekarang sedang kencan dengan lembaran kertas yang memiliki nilai ratusan juta. Sedangkan Kakaknya belum kembali dari luar kota.

Drt
Drt
Drt

Hp Ziel bergetar menandakan ada telepon masuk. Dengan malas Ziel meraih hp nya.

"Ck sial kenapa pake lupa hidupin mode pewasat sih," gumam Ziel sebal pada dirinya sendiri.

"Halo, siapa?"

"Lah si bayik kaga nyimpen nomer gw lo? Pake nanya siapa,"

Ziel menjauhkan hp dari telinganya guna melihat siapa yang meneleponya.

"Oh lo Pan, kenapa?"

"Iya ini gw cill, rencanya gw, Vioz sama Kay mau ke timezone lama ga main kesana jadi pengen, lo mau ikut kaga?"

"Mau! Mau! Mau!"

"Oke, kita jemput setengah jam lagi, sono siap siap, kita sampe langsung berangkat,"

"Oke gw siap siap sekarang,"

"Eh iya cill shareloc rumah lo yaa kita kan kaga tau,"

"Siap, gw tutup ya,"

"ya,"
Tutt.

Ziel langsung bangun beranjak menuju kamar mandi. Ia akan bersiap siap lebih dulu baru izin pada sang Papa. Bukankah jika ia sudah siap tinggal berangkat akan lebih mudah mendapatkan izin?

15 menit kemudian Ziel sudah siap. Bahkan ia rela memakai semua perlengkapan bayi yang biasa keluarganya gunakan ketika memandikannya. Membuat aroma bayi menguar disegala penjuru kamarnya.

Dengan langkah riang Ziel berjalan menuju ruang kerja Papanya. Tanpa mengetuk lebih dulu ia menyelonong masuk. Hingga dihadapannya Papanya ia menunjukkan senyum cerahnya.

Vallo memejamkan matanya sesaat menikmati aroma bayi yang langsung memenuhi ruang kerjanya setelah putra bungsu nya masuk. Lalu ia menatap penuh kearah Ziel.

"Papa~"

"Ya? Ada apa kelinci nakal kesayangan Papa?"

"Eum, Adek mau ijin," ucap Ziel sambil menundukkan kepala dengan tangan yang satu memainkan tangan yang lainnya.

Vallo mengangkat Ziel lalu mendudukkan di meja kerjanya. Diatas lembaran kertas senilai ratusan juta.

"Tatap lawab bicaramu jika sedang berbicara," ucap Vallo datar.

Dengan ragu Ziel menatap ke Papanya yang menatapnya datar namun masih ada kelembutan yang terlihat.

"A-adek mau ijin,"

"Kemana?"

"Main sama temen temen,"

"Main kemana baby?"

"Timezone,"

"Jadi ini alasan kelinci nakal Papa yang tadi masih bermalas malasan dikasur kini sudah rapi dan wangi,"

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang