Bab 7

36.8K 2.1K 17
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE



Di ruang tengah Vallo dan keempat anaknya sedang menunggu makan malam siap. Mereka juga tengah membujuk sang bungsu untuk dipasangkan plester penurun demam.

Sedangkan sang Bungsu yang duduk dipangkuan Papanya hanya menatap mereka dengan mata sayunya. Bahkan mulutnya tersumpal pacifier ia tidak protes.

"Abang pasangkan mau?" tawar Gaven.

"Atau sama Abang?" tawar Gevan.

"With me baby?" tawar Enver.

"No~"

Sudah dari tadi mereka membujuk Ziel atau lebih tepatnya ingin menjadi yang paling dekat dengan bungsu Calderion itu.

"Kenapa enggak mau hm?"

"Mau sembuh engga bayi?"

"Lebih suka sakit?"

Ziel hanya menggeleng.

Lalu ia mendongak menatap sang Papa yang juga sedang menatapnya.

"Pwapwa~" adunya dengan bibir melengkung kebawah dibalik pacifier dan mata yang sudah berkaca kaca.

"Sstt don't cry again," Vallo menyugar rambut Ziel yang menutupi matanya. Ia menunduk guna mencium kedua mata anak bungsunya.

Kemudian menatap Enver, Gaven dan Gevan dengan tajam. "Jangan dipaksa,"

Ketiganya hanya bisa memutar bola matanya malas. Sungguh tidak sadar diri sekali, begitulah kira kira batin mereka bertiga.

Tangan Vallo meraih remot dan menyalakan tv. Ia membuka yt guna memutar kartun powerpuff girl.

Lalu memutar Ziel menghadap kedepan. Ia takut leher Ziel sakit jika harus menonton tv dengan menengok.

Ziel pun dengan senang hati menonton kartun kesukaannya itu. Hingga tidak sadar jika ia di tatap ketiga singa Calderion yang seolah akan memangsa mangsanya.

Bagaimana tidak? Ziel menonton tv dengan mata sayu tapi berbinar, hidungnya memerah karena terlalu banyak menangis, pipi berbecak air mata yang terus bergerak seirama dengan hisapan pacifier.

Tangannya juga tidak tinggal diam. Ia memainkan tangan Vallo yang memeluknya dari belakang walau begitu matanya tetap menatap kearah tv.

"Twins besok sekolah!" titah Vallo pada putra kembarnya.

"Enggak!" tolak Gaven

"Dih!" sinis Gevan

"Tidak ada bantahan! Besok Papa juga akan ke kantor, jadi baby dirumah dengan Kakakmu oke?"

Ucapan Vallo mampu membuat sudut bibir Enver tertarik. Bukankah besok artinya ia bebas melakukan apapun pada Adek bungsunya itu tanpa ada yang menganggu.

Ziel hanya mengangguk singkat sambil berguman secukupnya. Ia tidak benar benar mendengar ucapan Vallo karena asik dengan acara menontonnya.

"Permisi tuan dan tuan muda sekalian, makan malam sudah siap,"

Vallo mengangguk.

Ia menarik pacifier Ziel yang membuat atensi anak itu berpindah padanya dengan alis yang tertukik.

"Ayo makan dulu hum," Vallo berucap sangat lembut sambil menatap dalam mata sayu sang anak.

》◇~◇~◇~◇《

Pagi harinya, Ziel sudah mulai cerewet. Badannya sudah tidak terasa hangat. Ia juga sudah lumayan aktif.

Hanya saja ia masih menempel dengan Vallo yang membuat ketiga anak Vallo yang lain nerasa iri. Mereka juga ingin dekat dengan adek mereka.

FAZIELLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang