|21|

437 28 1
                                    


DEG!

Tiba-tiba saja lampu menyala. Zhan masih menangis terisak-isak menatap tubuh Hien yang terkulai lemas.

"HAPPY BIRTHDAY XIAO ZHAN!!"

"HAPPY BIRTHDAY XIAO ZHAN!!"

PROK! PROK! PROK!

Zhan seketika mendongakkan kepalanya melihat paman Tong, Wen Ning, Lang Mian, dan Jiang Cheng tengah bertepuk tangan dan bernyanyi bahagia. Paman Tong memegang kue ulang tahun yang berukuran besar sembari tersenyum lebar ke arah Zhan.

Zhan seketika melirik ke arah Hien yang tengah terkulai dengan mata terbuka.

"HAPPY BIRTHDAY!!" Teriak Hien sembari tersenyum lebar.

Zhan merasa tak percaya dengan semuanya, ia mengira Hien benar-benar akan mati saat itu juga, ia tak pernah terpikir bahwa ini semua adalah prank.

Zhan meneteskan air matanya terharu. Hien segera memeluk tubuh Zhan yang masih terduduk di lantai.

"Kenapa kamu menangis?" ucap Hien meledek Zhan dengan terkekeh lucu

Zhan memukul dada Hien kuat. Ia marah karena hampir membuat jantungnya copot. Hien membantu Zhan berdiri dan mendudukkannya di kursi yang sudah mereka siapkan dengan meja dan berbagai hidangan makanan.

Zhan masih mencerna semua yang terjadi masih dengan meneteskan air matanya.

"Maafkan kami karena telah membuat kakak khawatir" ucap Mian merasa bersalah melihat Zhan yang terus menangis

"Aku tidak akan memaafkan kalian" jawab Zhan kesal. Ia masih tidak terima, hampir saja jantungnya melompat dari tubuhnya.

Paman Tong, Hien, Jiang Cheng dan Wen Ning tertawa mendengar jawaban Zhan yang masih kesal.

Zhan melirik ke arah sekitar. Ia menatap Hien yang berada di sebelahnya lalu menatap paman Tong, kemudian menatap Lang Mian setelah itu menatap Wen Ning dan Jiang Cheng, seakan mencari keberadaan seseorang.

Lalu dengan dada yang terasa sesak Zhan kembali meneteskan air matanya sembari menyebut nama Yibo.

"Yibo...." Panggilnya lirih dan menutup kedua matanya menangis. Sontak mereka semua saling bertatapan bingung bagaimana menenangkan Zhan.

Zhan menangis sedih di saat hari ulang tahunya tidak ada keberadaan Yibo yang menemaninya, ia merasa dadanya sangat sesak seperti sedang ditekan kuat oleh sesuatu benda besar dan berat. Setidaknya jika Yibo tidak dapat hadir, mengapa tidak mengirimkannya pesan dan memberi kabar. Zhan merasa hatinya tersayat bagaikan dicampakkan oleh orang tersayang.

Paman Tong memberi Hien kode dengan matanya seakan menyuruh agar menenangkan Zhan. Hien mengangguk mengiyakan dan mengelus lembut punggung Zhan lalu memeluknya lembut. Zhan tidak membalas pelukan Hien karena ia masih menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

"Ayo kita bernyanyi dan memotong kuenya" ujar Cheng mengalihkan agar suasana tidak menjadi lebih buruk.

"Ayo ayoo" jawab paman Tong, Wen Ning dan Mian serentak antusias

Zhan mendorong tubuh Hien agar melepas pelukannya dan mengusap matanya yang berlinang air mata.

"Ayo Zhan, tiup lilinya" Hien menyodorkan kue ulang tahun dengan lilin angka 3.

"Kenapa angka 3?" Tanya Zhan bingung, karena usianya menjadi 33 tahun.

"Kamu seperti anak kecil yang masih berusia 3 tahun, sering menangis dan ngambek" ucap Hien diselangi dengan tawa oleh yang lainya

Zhan seketika mengernyitkan dahinya dan menatap tajam Hien dengan wajah kesal tak terima.

"Tiup lilinnya!"

The End Of Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang