7. Kembali ke Sekolah

23 9 0
                                    

Waktu istirahat telah tiba. Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk segera mengisi perutnya. Beruntungnya jika waktu istirahat di SMA Cakrawala, semua siswa bisa makan dengan tenang di meja kursi pilihannya. Kantinnya begitu luas dan setiap angkatan memiliki kantin yang berbeda-beda. Jadi tidak perlu repot untuk antri panjang dan gantian tempat makan.

Gani menatap lingkungan sekolahnya. Lama tidak berangkat ke sekolah, ternyata ada beberapa perubahan. Yang paling terlihat adalah warna cat tembok dan bentuk taman sekolah. Terakhir Gani berangkat ke sekolah adalah 3 bulan lalu. Jadi tidak heran bahwa sebagian teman satu angkatannya maupun adik kelasnya menatapnya dengan asing. Karena Gani memang jarang ke sekolah karena pelatihan voli, baik itu dari klub pelajar maupun non pelajar.

Gani hanya memiliki tiga teman dekat di sekolah. Mereka bernama Juna, Ibra, dan Nadil. Dan saat kelas dua belas ini, hanya Juna yang satu kelas dengannya. Mereka menyambut kedatangan Gani dengan semangat. Sudah lama tidak kumpul bersama, maka pada istirahat pertama ini, mereka merayakan kedatangan dan kemenangan Gani di kantin.

"Tumben banget lo mau masuk Gan, padahal biasanya kalau mepet-mepet sama turnamen apalagi sampai semi final lo ogah-ogahan masuk. Mending istirahat di rumah, kata lo." Ujar Nadil  begitu selesai mengunyah nasi gorengnya.

Gani terkekeh mendengar perkataan Nadil. Dipikir-pikir memang benar. Bahwa dirinya selalu memilih istirahat di rumah dengan kegiatan malas-malasannya. Namun, entah kenapa, setelah kemarin selesai pertandingan dan coach Aldi memberikan waktu istirahat 5 hari, Gani ingin berangkat sekolah lagi.

"Gue pengen ketemu kalian lah. Udah lama banget gue nggak sekolah. Kalian nggak kangen gue apa?"

"Ya kangen lah bro. Lo di kelas berasa murid gaib. Mana nggak pernah disebut kalau lagi absen." Ucap Juna.

Semuanya pada tertawa mendengar perkataan Juna. Karena seringnya tidak di kelas, alhasil guru-guru pada lupa dengan Gani.

"Ya gimana ya... Untung aja nggak disuruh pindah gue."

"Mana bisa bro, Lo tuh salah satu aset sekolah." Sambung Ibra kemudian.

Semuanya kembali tertawa. Meskipun  jarang bertemu dan berbincang, tapi mereka tidak canggung sama sekali. Obrolannya mengalir begitu saja. Apapun mereka bicarakan.

Sampai mata Gani akhirnya melihat Arzoya beserta temannya di pintu masuk kantin. Kemudian duduk di meja tengah bersiap untuk memesan makanan. Gani jadi mengingat kembali beberapa jam yang lalu saat dirinya menelepon Arzoya. Dipikir-pikir lagi, Gani geli sendiri dengan tingkah konyolnya.

"Hayooo... lo lihatin siapa, hayooo..." ucap Ibra dengan nada menggoda. Ibra tidak sengaja menatap Gani yang senyum-senyum sendiri saat melihat seseorang di meja tengah.

Juna dan Nadil ikut menatap Gani dengan tatapan jahil. Ibra berbisik dan mencondongkan badannya ke depan. "Kayaknya gue tahu siapa yang dilihatin Gani nih. Pasti Becca kan? anak IPS 4."

Gani menjitak dahi Ibra pelan, "nggak usah sotoy deh Bra. Gue nggak lihatin siapa-siapa."

"Ah... kayaknya gue tahu sekarang siapa yang dilihatin Gani." Sekarang Nadil yang mencondongkan badannya ke depan, kemudian dengan berbisik, Nadil mengucap salah satu nama yang membuat Gani syok. "Lo lihatin Revi kan? Kelas IPA 1? Hayooo ngaku lo..."

Gani tidak habis pikir dengan kejahilan teman-temannya ini. "Mana ada, nggak! Gue nggak kenal!" Jawab Gani cepat.

"Kalau bukan, masa iya sih lo lihatin Arzoya. Lo memangnya kenal sama dia?"

"Tapi bisa juga sih, Gani lihatin Zoya."

"Heh ngapain sih kalian! nggak usah sotoy."

"Tapi gue rasa memang Zoya deh orangnya. Lihat aja tuh, Gani mukanya merah."

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang