42. Mengurai

21 6 0
                                    

Revi membuka pintu apartemen Arzoya. Ia kira, Arzoya lagi pergi sama Gani. Namun ternyata, Arzoya lagi duduk melamun sendirian. Revi meletakkan kantong plastik berisi makanan ringan di meja, lalu melangkah mendekati Arzoya.

"Ada apa Zoy?" Revi menebak, diamnya Arzoya ada hubungannya sama Gani.

"Gue jahat banget Rev."

"Maksudnya? Coba lo cerita dulu..."

"Dulu, gue mutusin Gani karena gue malu. Maluuu banget, saat Gani tahu kalau gue anak haram, anak pelacur. Bahkan, dengan baiknya, dia nggak bilang ke gue, kalau dia udah tahu semuanya. Dia jaga perasaan gue. Seolah-olah nggak ada apa-apa. Tapi gue sedih lihat dia begitu, sakiiit banget rasanya. Dia itu bisa dapetin cewek yang sangat lebih-lebih baik daripada gue, tapi kenapa dia mau-mau aja lakuin ini itu buat gue?" Arzoya tak kuasa menahan air matanya, dia masih sedih jika ingat kenangannya dengan Gani. "Dan tadi dia bilang, kalau dia tinggal di apartemen sebelah. Apa selama ini, dia nyariin gue Rev? sampai dia beli apartemen di sini. Jujur aja, gue seneng... Tapi gue takut. Takut kalau dia menghancurkan hidupnya cuma demi gue. Gue nggak mau."

Revi menenangkan Arzoya yang terus menangis. Dia memahami perasaan Arzoya.

"Dan tadi... gue bilang sama dia Rev, kalau gue tuh nggak cinta sama dia, selama ini gue cuma pura-pura aja mau jadi pacarnya." Arzoya memegangi dadanya, rasanya sangat sesak. Sakit sekali. "Bahkan setelah gue ngomong begitu, dia nggak marah sama gue. Gue jahat banget Rev..."

"Lo nggak jahat, Zoy. Lo cuma lagi bingung aja sama perasaan lo. Coba gue tanya, lo sebenarnya juga masih cinta kan, sama Gani?" Pertanyaan Revi tidak dijawab sama sekali oleh Arzoya. "Oke gue ulangi. Gue mau denger dari mulut lo langsung. Lo masih cinta kan sama Gani?"

"Gue nggak tahu Rev."

"Tadi, saat lo lihat Gani di depan pintu apartemen. Mata lo itu berbinar-binar tahu nggak? Di dalamnya tuh kayak ada ribuan bintang. Mungkin, yang gue lihat tadi cukup menjawab pertanyaan gue barusan. Tapi, gue beneran pengen denger dari mulut lo langsung."

Arzoya mengembuskan napasnya perlahan. "Iya, gue masih cinta banget sama dia. Siapa yang bisa lupain cowok sebaik dan sekeren dia. Tapi gue bisa apa Rev? Gue nggak mau dia punya cewek modelan kayak gue. Dia berhak dapetin cewek yang lebih..."

"Lebih apa maksud lo Zoy? Stop merendahkan diri sendiri, oke? Lo juga berhak mendapatkan cinta tulusnya Gani. Selama ini, lo itu cuma mendengarkan diri sendiri aja. Tanpa mau mendengarkan orang lain, contohnya Gani. Lo nggak tanya kan? Kenapa selama ini dia diem aja, meskipun dia udah tahu lo siapa."

Revi merangkul bahu Arzoya. "Zoy, Gani itu setulus itu cinta sama lo. Dan ya... Gue mau cerita ini sama lo. Dulu, sebelum Karin dan Laras dikeluarkan dari sekolah, Gani nyuruh mereka berdua buat video permintaan maaf ke elo. Bahkan itu di lapangan dan disaksikan banyak orang. Dari kabar yang beredar, Gani juga yang berusaha agar sekolah mengeluarkan Karin dan Laras dengan semua bukti-bukti bullying-nya. Terus yang kedua, saat acara perpisahan sekolah, gue kan duduk di belakang, karena gue dateng terlambat. Dan ternyata sebelah gue itu Gani. Gue diem aja, nggak ngomong apa-apa sama dia. Karena dia juga diem aja, kayak orang ilang. Dan lo tahu, apa yang gue lihat di tengah-tengah acara? Gani nangis lihatin foto lo. Saat gue lihatin dia terus, dia jadi sadar kalau gue duduk di sebelahnya. Tanpa gue tanya, dia cerita sendiri. Kalau dia lagi ngebayangin lo juga lulus dari SMA Cakrawala. Terus yang ketiga, saat reuni SMA, tepatnya dua tahun yang lalu. Ada adik kelas yang ikut datang juga Zoy. Nah, adik kelas ini kabarnya emang naksir berat sama Gani. Apalagi saat beredar berita kalau kalian putus, dia ngejar-ngejar Gani terus. Nah saat reuni, Gani dengan tegas menolak adik kelas itu. Dan lo harus tahu dia bilang apa. 'Sori gue nggak bisa sama lo. Hati gue cuma punya Arzoya.' Semuanya udah tahu kalau Gani itu bucin mampus sama lo Zoy. Dan mungkin aja kan, dia milih pindah ke sini biar tahu, lo udah balik lagi ke Jakarta apa belum." Revi tidak pernah menceritakan hal tentang Gani kepada Arzoya. Karena Arzoya sendiri yang menolaknya. Dan sekarang, kesempatan Revi untuk menceritakannya.

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang