29. Perasaan gue buat lo

10 6 0
                                    

Seperti keinginan Gani kemarin, bahwa hari ini ia akan mengantar dan menemani pemotretan Arzoya. Begitu Arzoya masuk dalam ruangan untuk bersiap, Gani memutuskan untuk menunggu di depan. Banyak orang yang berlalu lalang. Gani hanya mengamatinya. Seumur-umur, Gani baru pertama kali melihat persiapan pemotretan disebuah agensi permodelan. Tampaknya sangat ribet. Ada yang menata lampu, hiasan, pernak-pernik, bangku, dan masih banyak lainnya.

Tidak lama kemudian, Arzoya keluar dengan baju yang berbeda. Jangan lupakan, riasan tipis yang menghiasi wajah cantiknya. Diam-diam, Gani mengeluarkan ponselnya untuk memotret Arzoya dengan segala kecantikannya.

Begitu semuanya sudah siap, pemotretan pun dimulai. Gani pikir, Arzoya akan difoto sendiri, namun ternyata ada pasangannya. Arzoya dipasangkan dengan seorang cowok yang memakai baju senada dengan Arzoya. Mereka berdua diarahkan oleh fotografer dengan beberapa gaya.  Gaya pertama berdiri bersebelahan. Gaya kedua, Arzoya duduk dan cowoknya berdiri di sebelahnya. Gaya ketiga mereka duduk bersebelahan dengan bergandengan tangan. Dan gaya keempat? Ternyata sesi pemotretannya sudah selesai.

Gani merasa gerah di sana. Apa mungkin AC-nya mati, atau memang cuacanya yang sangat panas. Gani memutuskan pergi ke minimarket yang berada di lantai satu Blinc Entertainment. Sebelumnya, Gani sudah mengirimkan pesan kepada Arzoya, kalau nanti mencarinya.

Sebotol air mineral dingin diambilnya. Setelah membayar, Gani menempati salah satu bangku yang telah disediakan. Karena tidak ada kegiatan lain, Gani membuka ponselnya dan mencari informasi terkait Blinc Entertainment. Sedari awal Arzoya cerita kalau menjadi model di sini, Gani tidak pernah tahu seperti apa itu Blinc Entertainment. Sedang fokus membaca tentang informasi dan beberapa fakta terkait Blinc Entertainment, tiba-tiba Arzoya sudah duduk di depannya dengan cengiran manis.

"Maaf, lama ya nunggunya?" Ucap Arzoya begitu atensi Gani teralihkan.

Gani tersenyum, jenis senyuman menenangkan. "Enggak, bahkan menurut gue sebentar banget pemotretannya."

"Iya, kalau pengulangannya nggak banyak, jadi sebentar. Yang lama itu persiapannya."

"Kalian udah sering dong foto bareng? Tadi kelihatan udah pro banget, karena pengulangannya nggak banyak."

Arzoya tertawa mendengar ucapan Gani. "Tadi baru pertama kali, dan kita pun ketemu baru kemarin, Gan."

"Serius? Kok bisa langsung nyatu, kayak udah sering ketemu."

"Ya kemarin kita udah banyak ngobrol... Jadi nggak begitu canggung."

Gani mengangguk paham. Kembali mengamati Arzoya. Penampilan Arzoya berbeda dari yang tadi, sekarang lebih sederhana seperti awal berangkat tadi. Gani menyukainya, Arzoya terlihat sangat cantik. "Arzoya?" Ucapnya tanpa mengalihkan tatapannya.

"Iya? Kenapa?"

"Gue mau foto berdua sama lo, boleh? Bukan maksud apa-apa, cuma mau buat kenang-kenangan aja."

Arzoya tidak bisa menahan senyumannya, saat mendengar pertanyaan Gani. Terdengar konyol dan lucu. "Berani berapa?" Arzoya berniat menggoda Gani. Rasanya seru sekali.

"Gue nggak berani kasih uang, gue belum kerja."

Arzoya semakin senang menggoda Gani. "Kalau gitu, berani kasih apa?"

Gani tertawa saat mendengar pertanyaan Arzoya. "Hmm... mungkin waktu gue? gue kasih waktu gue buat lo. Lo mau kemana pun gue temenin. Karena gue pasti akan selalu ada di sisi lo."

"Yakin? Lo bukan bodyguard gue Gani... Lo punya kesibukan sendiri, punya mimpi sendiri yang harus lo kejar. Bukan cuma tentang gue. Temen juga punya batasan buat selalu ada di sisinya." Arzoya menepuk lengan Gani. Kemudian mengambil ponselnya untuk membuka aplikasi kamera, lalu mengarahkan kameranya menjadi kamera depan. "Satu... Dua... Tiga..." Arzoya dan Gani foto berdua di ponsel Arzoya. "Nah sekarang pakai hape lo?!" Arzoya menerima ponsel Gani dan melakukan kegiatan yang sama. Lengkap sudah, mereka foto berdua menggunakan ponsel masing-masing.

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang