37. Jangan nangis, aku di sini

12 6 0
                                    

Priiit Priiit Priiit

Suara peluit terdengar di lapangan voli SMA Cakrawala. Pak Seta meniup peluitnya menandakan latihan voli hari ini akan dimulai. Semua anak yang terpilih langsung berkumpul di lapangan.

"Sebelum mulai latihan, bapak absen dulu." Pak Seta memanggil satu persatu dari sepuluh nama anak yang terpilih.

"Sagani Viskara? Gani?" Ketika giliran nama Gani yang dipanggil, tidak ada sahutan, maka Pak Seta menatap semua anak yang berdiri di depannya. Di hitung lagi, ternyata cuma sembilan anak. "Loh ini Gani nggak ikut latihan? Ada yang tahu kenapa? Dia nggak izin sama bapak."

"Kurang tahu pak."

"Saya nggak tahu pak."

"Nggak tahu pak."

Banyak yang menjawab tidak tahu tentang keberadaan Gani. Hingga ada satu suara yang menjawab "Saya tahu pak."

Pak Seta menatap Varo, yang berkata barusan. "Kamu tahu di mana Gani?"

Varo mengangguk, "Tadi Gani bilang ke saya kalau ada urusan penting. Sepertinya dia pulang pak, mungkin acara keluarga. Karena wajahnya serius banget. Belum sempat saya tanya, anaknya udah pergi."

Pak Seta menganggukkan kepalanya. "Yasudah kalau begitu. Kita mulai latihan hari ini tanpa Gani. Langsung pemanasan aja ya?!"

Semua anak mengangguk dan mulai pemanasan sebelum latihan.

Di sudut lantai tiga yang pandangannya langsung mengarah ke lapangan voli, Arzoya berdiri di sana. Memperhatikan anak-anak voli yang sibuk latihan. Dia kira, hari ini Gani mengikuti latihan, namun nyatanya, dari tadi ia memperhatikan, tidak ada Gani. Bahkan Gani juga tidak memberinya kabar. Gani kemana?

"Kak Zoya?" Suara Zahra memecah fokusnya.

"Eh Zahra."

"Ayo kak, masuk ruang IPA! Bu Tika udah nunggu kita di sana."

Arzoya tersenyum dan mengangguk. Niatnya ingin memberikan semangat kepada Gani, gagal.

"Tadi pasti lagi ngintipin anak voli ya? Cieee pasti lihatin sang pacar..." Zahra menggoda kakak kelasnya itu ketika mereka berjalan menuju ruang IPA.

"Apa sih, enggak ya..."

"Tahu nggak kak, anak cewek kelas sebelas itu banyak yang ngidolain kak Gani. Dulu pas kak Gani jarang masuk aja udah banyak yang tahu, sekarang masuk sekolah terus jadi semakin buaaanyak yang suka. Jadi, gue sebagai tim netral, dukung banget hubungan kak Zoya sama kak Gani. Pokoknya harus langgeng titik."

Arzoya terkekeh mendengar perkataan Zahra. "Aamiin."

"Tapi hari ini, dia nggak ikut latihan voli."

"Lho... Kenapa?"

"Nggak tahu, gue lihatin nggak ada, nggak muncul-muncul. Sampai lo dateng pun, dia tetep nggak ada."

Zahra menepuk pundak Arzoya beberapa kali. "Positif thinking kak. Mungkin kak Gani lagi ada urusan, lupa ngasih tahu elo."

Arzoya juga berpikir begitu, tapi tidak biasanya Gani seperti ini. "Ya, semoga."

♥️♥️♥️♥️

"Dari maps-nya bener Gan, ini alamat apartemennya." Zaki menatap sekeliling area apartemen yang ia datangi dengan Gani. Dua jam yang lalu, Gani menghubungi dirinya untuk melacak lokasi apartemen seseorang. Dan kini, Zaki menemani Gani untuk mendatangi apartemen tersebut. Zaki bingung dengan tingkah Gani yang sudah seperti detektif. Dari kemarin, lokasi seseorang selalu yang dicarinya. "Ini hubungannya sama cewek lo lagi ya?" Zaki bertanya karena penasaran.

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang