23. Makan malam bersama

11 6 0
                                    

Arzoya bingung memilih baju yang akan dikenakan malam ini. Semua baju sudah ia coba, tapi belum ada yang cocok. Malam ini, mama Feni mengajak Arzoya dan Desti untuk menghadiri makan malam bersama rekan kerjanya. Arzoya begitu bahagia. Sampai senyumannya tidak pernah luntur dari wajah cantiknya.

Setelah lama berkutat dengan baju-bajunya, akhirnya Arzoya menemukan yang pas. Langsung saja, Arzoya bergegas bersiap untuk mematut diri. Tidak membutuhkan waktu lama, Arzoya selesai. Kemudian segera keluar dari kamar.

"Cantik banget lo, padahal cuma makan biasa. Dasar caper." Ucap Desti, begitu melihat Arzoya keluar kamar.

Arzoya tersenyum kecut, "kak Desti juga cantik banget. Padahal cuma makan biasa." Arzoya menirukan kalimat Desti.

Desti berdecak, kesal dengan balasan Arzoya. "Apasih, ikut-ikut aja."

"Kak Desti, foto bareng yuk?! Boleh nggak?"

Desti menatap adiknya lama. Sejak kapan Arzoya jadi sebesar ini? Karena Desti tidak pernah peduli dengan kehadiran adiknya. Baik saat masih kecil, sampai sekarang berumur tujuh belas tahun.

"Yaudah kalau nggak boleh." Arzoya mengurungkan niatnya untuk foto bersama Desti. Kebetulan mama Feni sudah datang dan siap berangkat.

"Siniin hape lo!" Desti meminta ponsel Arzoya.

Tanpa bertanya lebih dulu, Arzoya langsung memberikan ponselnya. Desti merangkul mama Feni dan berjalan mendekat ke arah Arzoya. Jadi posisinya, Desti di samping kanan, mama Feni di tengah, dan Arzoya di samping kiri. Desti membuka kamera ponsel Arzoya kemudian mengubahnya menjadi kamera depan, akhirnya mereka berfoto dengan gaya masing-masing.

Karena hasilnya tidak terlalu bagus, alhasil mengulang lagi. Arzoya tidak fokus ke kamera, dia hanya melihat mama Feni dan Desti yang berdiri di sampingnya. Arzoya tersenyum, rasanya begitu bahagia.

"Zoy, muka lo nggak keliatan. Hadep ke kamera!" Perintah Desti saat kembali melihat hasil jepretannya.

"Iya kak." Akhirnya mereka kembali berfoto sampai banyak sekali.

Karena waktu sudah semakin malam, mereka akhirnya berangkat dengan diantar sopir mama Feni. Makan malam ini, adalah makan malam antar rekan kerja mama Feni. Arzoya baru pertama kali ikut, karena selama ini belum pernah diajak. Jadi saat mama Feni mengajaknya, Arzoya begitu antusias.

Begitu tiba di lokasi, Arzoya segera berdiri di samping mama dan kakaknya. Lokasi makan malamnya ada di restoran ternama yang terkenal di Jakarta.

"Selamat datang ibu Feni." Sapa seorang perempuan cantik kepada mama Feni. "Silakan duduk ibu Feni dan... Ini putrinya bu Feni ya?" Perempuan itu menatap Arzoya dan Desti bergantian.

Mama Feni tersenyum ramah dan mengangguk. "Mereka putri saya."

"Ah... Selamat datang juga putrinya ibu Feni. Cantik-cantik sekali, namanya siapa?"

"Saya Desti."

"Saya Arzoya."

"Desti dan Arzoya, silakan duduk..."

"Team kamu mana Sari? Kok sendirian." Mama Feni bertanya dengan perempuan cantik di depannya, yang bernama Sari.

"Mereka ada pekerjaan lain di kantor Bu, jadi saya aja yang datang."

"Ah begitu..."

"Bu Feni, Desti, dan Arzoya silakan di minum dan di makan. Pembahasan kali ini di bawa santai aja ya Bu Feni?!" Sari merupakan seorang manajer dari agensi Blinc Entertainment. Blinc Entertainment adalah agensi yang menaungi dunia permodelan. Pertemuan Sari dengan mama Feni adalah perihal kerjasama. Sudah hampir satu tahun, Blinc Entertainment mengalami kemerosotan. Bahkan sudah kehilangan banyak investor. Tugas Sari adalah mencari para investor baru agar Blinc Entertainment bisa bangkit kembali. Salah satu targetnya adalah perusahaan mama Feni.

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang