26. Jatuh Cinta?

13 6 0
                                    

"Gan, sumpah? Lo serius sama Arzoya? Yang gue lihat lo bukan hanya sekedar belajar bareng karena dia jadi tutor lo. Setiap ada dia, lo kayak berbinar-binar gitu, mata lo nggak bisa bohong." Ucap Ibra menggebu-gebu. Malam ini, mereka, Gani, Ibra, Nadil, dan Juna jadi berkumpul untuk merayakan kemenangan Gani. Dan yang menjadi topik pembahasan tentu saja tentang kedekatan Gani dengan Arzoya.

"Nah ini nih, setiap pulang sekolah, dia bahkan langsung pergi gitu aja tanpa nungguin gue. Dan lo tahu, ternyata dia buru-buru nyamperin Arzoya di parkiran. Bucinnya nggak ketolong lo." Sambung Juna.

"Tapi Gan, emang beneran lo suka sama Arzoya? Jujur aja sama kita. Mungkin dengan lo cerita, kita bisa paham."

Gani mengembuskan napasnya perlahan. Sejujurnya dia tidak tahu dengan perasaannya sendiri. Saat mendengar bahwa Arzoya sudah punya pacar, rasanya dia kecewa dan tidak rela. Tapi, Gani  berusaha menekankan kalau dia tidak berhak merasakan perasaan kecewa dan tidak rela itu, karena mereka hanya berteman. Gani sangat nyaman bahkan sudah menjadi candu dengan kedekatan mereka.

"Gue nyaman sama dia."

"Nah itu dia Gan... dari nyaman nanti jadi suka. Percaya sama gue. Kalau lo udah di posisi pengen deket dia terus, mikirin dia terus, bahkan nggak rela dia deket sama orang lain. Berarti lo udah mulai suka bahkan cinta."

"Tapi, bukannya dia udah ada pacar?"

"Nggak. Dia sama Raska nggak pacaran." Segera saja Gani mengkonfirmasi.

"Lah udah putus? Padahal dulu heboh banget tuh. Eh tapi—kayaknya iya sih, si Raska udah sama si Kinan."

"Kinan?" Gani bertanya, karena nama Kinan yang pernah bermasalah dengan Arzoya.

"Kalau yang gue denger. Si Raska emang udah putus sama Zoya. Terus jadian sama Kinan. Nah kayaknya nih, pertengkaran mereka beberapa waktu lalu, salah satunya dipicu karena Arzoya nggak terima, Kinan pacaran sama Raska."

"Gue juga pernah denger, kalau si Kinan melabrak Arzoya. Sampai ditampar juga tuh pipi Zoya. Dan yang jadi pertanyaan, kenapa Raska selalu dapet cewek yang ganas-ganas gitu ya?"

Dan semua perkataan temannya tentang Arzoya, tidak Gani dengarkan. Karena hanya omong kosong.

Sampai di rumah, Gani hanya diam saja. Kemudian suara Bella yang menyanyi begitu keras terdengar di telinganya. Sangat menggangu sekali. Gani berjalan ke kamar Bella untuk menjahili adiknya itu.

Begitu pintu terbuka, Bella sudah selesai bernyanyi. Gani memberikan tepuk tangan dengan keras. "Abang? Sejak kapan di situ?" Tanya Bella terkejut melihat Gani di depan pintu kamarnya.

"Sejak suara keras kamu mengganggu ketenangan abang."

"Lah salah sendiri di rumah."

Gani tertawa mendengar perkataan adiknya. Kemudian dia berjalan menuju tempat tidur Bella, dan merebahkan tubuhnya di sana. Ah nyamannya. "Bel? Menurut kamu, Arzoya gimana?"

Bella tiba-tiba antusias mendengar pertanyaan abangnya. Dia menghampiri abangnya dan ikut rebahan di sana. "Kenapa bang Gani tanya tentang kak Zoya?"

"Abang penasaran, sama pandangan orang lain tentang dia."

Bella mengangguk-anggukkan kepalanya. "Jujur, pertama lihat kak Zoya, aku kagum banget... Soalnya cantiiiik banget. Tapi beberapa temen di sekolah pernah bilang kalau Arzoya anak SMA Cakrawala, orangnya judes, galak, suka ngebully, pokoknya nggak ada yang baik-baik. Tapi pas kak Zoya main ke sini sama bang Gani waktu itu, dia ramah banget sama aku, baik juga. Jauuuh dari kata judes dan galak. Meskipun aku nggak tiap hari ketemu, tapi dari sikap dia, kelihatan kalau dia anak baik."

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang