35. Aku sayang kamu

14 6 0
                                    

Gani tersenyum sembari menatap Arzoya terpesona, saat berjalan ke arahnya. Hari ini, Arzoya meminta Gani untuk menjemput di rumah, bukan lagi di apartemen. Mereka akan berangkat sekolah bersama.

Arzoya ikut tersenyum saat melihat Gani tersenyum. "Makasih."

"Kok makasih? Emang kenapa?"

"Setiap gue lihat lo, gue akan bilang makasih. Karena... Gue jadi tersenyum."

Senyuman Gani semakin lebar setelah mendengarnya. "Bisa aja. Yuk? Mau berangkat sekarang?"

"Boleh. Oh iya, nanti pulangnya lo duluan aja, gue ada bimbingan buat lomba olimpiade."

"Sampai jam berapa?" Gani mengendarai motornya pelan, supaya mereka bisa tetap mengobrol santai.

"Kata bu Tika, kurang lebihnya jam empat sore."

"Jadinya siapa aja yang kepilih?"

"Gue, Zahra kelas sebelas, dan Raska anak IPA."

"Raska mantan lo?"

Arzoya bergumam, dia mengeratkan pegangannya dengan Gani. "Kebetulan aja dia kepilih."

"Semangat ya, biar nanti bisa juara."

Arzoya mengangguk, kini bukan lagi berpegangan di sisi kanan kiri jaketnya Gani, namun berubah jadi memeluknya. "Lo juga semangat belajarnya ya... Biar nilai ujian semesternya bagus."

Tidak terasa mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Semenjak pulang ke rumah, baru hari ini Arzoya kembali bersekolah. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya, namun sebisa mungkin dia menghalaunya. Gani menggenggam tangan Arzoya, dia tahu apa yang Arzoya pikirkan.

"Nggak usah takut. Video itu hanya dikirim ke gue. Bersikap seperti biasanya aja."

Arzoya mengangguk. Gani benar, tidak ada yang perlu ditakutkan. Selama ini bahkan hidupnya sudah pelik dan menakutkan.

♥️♥️♥️♥️

"Sudah bisa masuk ke aplikasinya?" Tanya bu Tika kepada Arzoya, Raska, dan Zahra. Sepulang sekolah, mereka bertiga rutin mengikuti pelatihan olimpiade.

"Saya sudah bu." Jawab Raska dan Zahra serempak.

Bu Tika menatap Arzoya yang masih fokus sendiri dengan ponselnya. "Arzoya, kamu belum bisa?"

"Belum bu."

Raska melirik Arzoya, karena duduknya bersebelahan. Sedari tadi, dia tahu bahwa Arzoya memang belum masuk ke aplikasi. Tapi dia menahan untuk tidak mempedulikannya. Sampai suara bu Tika kembali terdengar. "Raska, minta tolong bantu Arzoya dulu ya... ibu mau ke kantor sebentar."

"Iya bu."

Raska menggeser posisi duduknya, lebih dekat dengan Arzoya. "Sini hape lo!"

Arzoya menurut, memberikan ponselnya kepada Raska. Untuk beberapa saat Raska terdiam, melihat wallpaper yang berada di layar ponselnya Arzoya.

Dua tahun lalu

"Kita mau kemana sih Ka? Masih lama nggak?" Arzoya bertanya kebingungan, pasalnya, mereka tidak sampai-sampai ketujuan yang dimaksud Raska.

"Ini, udah mau sampai." Jawab Raska menenangkan. Dan benar, tidak lama kemudian mereka sampai ketujuan.

Arzoya turun dari motor Raska dan melihat sekeliling yang baru pertama kali ia kunjungi. "Wow bagus banget bukitnya. Kok aku baru tahu ada bukit indah begini."

Lintingan Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang