Dix-sept;

1.1K 81 8
                                    

"Jaehyun-ah, aku ingin bicara-"

"Maaf, sayang. Minjeong membutuhkanku."

"Jae-"

"Oppa!"

"Jay..."

"Sayang, aku benar-benar sibuk. Nanti saja ya?"

Hanya itu perbualan singkat Taeyong dan Jaehyun setelah kehamilan Minjeong. Taeyong masih tidak mempunyai kesempatan untuk mengatakan tentang kehamilannya pada sang suami karena hubungan mereka yang mulai retak.

Sejujurnya, Taeyong mulai lelah. Wendy masih berusaha keras untuk membantunya, namun masih nihil. Dengan kehamilannya yang seorang diri, pria cantik itu terpaksa memakai topengnya— senyuman palsu sewaktu Ten berkunjung. Hanya Ten yang semakin gencar menemaninya belakangan ini. Pria manis itu, bahkan meminta Johnny untuk mengerti keadaannya jika Taeyong menelponnya malam-malam karena mengidam.

Hari semakin bertambah. Kedekatan Taeyong dan Johnny diam-diam memercik sesuatu yang tak kasat mata. Tanpa Taeyong sadari, dirinya yang semakin menempel kepada pria jangkung itu membuatkan Jaehyun semakin tersulut emosi.

"Pelayan Han, apa kau melihat suamiku, Taeyong?"Tanya Jaehyun. Dia sudah menyiapkan rencana kepada suami mudanya— dengan membelikan beberapa cemilan kesukaan pria itu. Jaehyun sadar, selama beberapa minggu ini dia telah mengabaikan keberadaan sang suami mudanya. Matanya hanya terlalu fokus kepada Minjeong, Minjeong dan Minjeong. Pelayan itu tersenyum tipis.

"Tuan Muda ada di kolam renang, Tuan Besar. Dia ditemani oleh Tuan Suh."Kata pelayan itu. Kening Jaehyun berkerut. Suh? Johnny Suh? Dia menggelengkan kepalanya— tidak ingin tersulut dengan emosinya. Sejujurnya, emosinya belakangan tidak stabil. Pria dominan itu tidak yakin bahwa Johnny ingin mengambil hak miliknya. Mungkin.. Foto itu hanyalah untuk memprovokasi dirinya. Dia ingin kembali berbaik dengan suami mudanya. Sejujurnya, Jaehyun sangat merindukan sosok cantik itu.

Pelan-pelan, Jaehyun melangkah ke ruangan khusus Etsclair— di mana terdapatnya fasilitas kolam renang yang sangat mewah. Mata Jaehyun bisa melihat dengan jelas sang suami muda dengan manjanya disuap oleh pria jangkung itu. Sorot matanya berubah tajam. Dia tersenyum sinis— mendekati pasangan mesra itu.

"Apa-apaan ini? Kau berani berselingkuh di hadapanku, Lee Taeyong?"Suara beratnya mengagetkan si cantik yang sedang asyik mengemil buah semangka kesukaannya. Mata Taeyong berbinar. Jaehyun mengunjunginya? Mood-nya sedang membaik, Taeyong sedikit kesusahan untuk bangun dari tempatnya— karena kehamilannya itu dan dia dibantu oleh Johnny.

"Pelan-pelan, Yong."Johnny berujar khawatir. Taeyong terkekeh manis. Rasa kesalnya terhadap sang suami menghilang setelah menghirup aroma pria itu.

"Jae!"Taeyong memekik kegirangan. Pipinya memerah lucu. Kehamilannya itu membuatkan rasa marah pada suaminya itu menghilang. Iya, semangka– julukan khusus untuk janinnya itu sepertinya merindukan sosok ayahnya. Taeyong dengan lancang memeluk tubuh suaminya; menghirup dalam-dalam aroma musk yang menguar dari tubuhnya.

"Yong, berhati-hatilah!"Kata Johnny— khawatir dengan tindakan lancang si cantik. Bagaimana jika tiba-tiba saja Taeyong kepeleset dan malah terjatuh? Itu akan membuatnya kehilangan sosok bayinya dan sudah tentu Johnny akan menerima konsekuensinya.

"Apa yang kau lakukan disini, husband? Di mana Minjeong?"Taeyong bertanya. Suaranya berubah menjadi lembut— malah terlebih lembut sehingga Jaehyun terpana. Mengapa suaminya terlihat sangat cantik? Ke mana saja dia selama ini sehingga tidak menyadari kecantikan malaikat di hadapannya ini? Jaehyun dengan pelan merangkul pinggang suaminya. Dia diam-diam memberikan sinyal untuk mengusir pria jangkung itu dan Johnny hanya bisa menurut. Pria jangkung itu sempat mengacungkan jari tengahnya ke arah pria itu.

The Fourth WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang