The Fourth Wife

Dix-neuf;

Trigger warning; suicidal attempt

Taeyong berpikir bahwa Jaehyun hanya mendiamkan dirinya pada malam itu. Tapi perkiraannya salah. Jaehyun malah lebih memilih untuk bersama dengan Minjeong, Rose dan Wendy. Malamnya dihabiskan dengan tidur mengikut giliran ketiga istrinya.

Jika Taeyong ikut bersarapan, Jaehyun akan meninggalkan sarapannya.

Jika Taeyong mengejar suaminya, Jaehyun memilih untuk tidak pulang ke rumah.

Jika Taeyong merengek manja, Jaehyun hanya tersenyum sinis dan merangkul Minjeong pergi.

Taeyong jadi merasa dejavu. Kejadian itu terjadi lagi. Apa yang bisa Taeyong lakukan? Kehamilannya tidak bisa membuatnya memberontak. Janinnya masih rentan dan gara-gara ini, Taeyong menjadi stress menyebabkan kandungannya tidak sehat. Taeyong lebih suka untuk mengurung dirinya selama beberapa hari— namun hanya Ten dan Wendy-lah yang menariknya keluar dan memaksanya makan.

Taeyong rindu. Terlalu rindu akan dekapan, cumbuan, suaranya, haruman dan segala-galanya yang melibatkan suaminya. Air matanya yang sering menemani dirinya selama ini.

Sakit? Sudah tentu. Jaehyun tidak lagi memperhatikannya. Taeyong juga sebenarnya menolak untuk bertemu dengan Johnny namun pria jangkung itu tetap ingin menjaganya karena Ten yang memaksa dan khawatir akan kondisinya. Pasangan itu terlalu baik padanya. Mereka memilih untuk berganti-ganti menjaga dirinya.

Taeyong merasa haus. Dia terlalu lama mendekam di dalam kamarnya karena dia takut, takut jika Jaehyun akan memberikan tatapan yang sinis pada dirinya lagi.

"Duk!"Perutnya merasa ditendang. Taeyong meringis pelan. Maklum, usia kandungannya sudah mencecah usia lima bulan. Pria cantik itu mengusap perutnya. Saking lamanya mendekam, Taeyong bahkan tidak punya tenaga untuk berjalan.

"Semangka Bubu... Jangan kayak gini ya? Bubu sakit kalau ditendang terus.."Taeyong berbisik pelan. Dia coba untuk menggapai gelas airnya namun sayang, airnya sudah habis. Taeyong mengeluh pelan. Dengan sisa tenaga yang ada, Taeyong beranjak dari ranjangnya. Tubuhnya yang awalnya gembul dan lucu, malah menjadi semakin kurus. Tulang pipinya juga jadi lebih terlihat.

Pria cantik itu diam-diam menyelusup masuk ke dapur— mencari cemilan dan air untuk mengisi perutnya. Matanya terpaku memandang Minjeong yang tersenyum sinis padanya.

"Ckck, masih saja kau berani menampilkan mukamu setelah berselingkuh dengan suamiku?"Sinis wanita itu. Taeyong tidak mempunyai tenaga untuk melawan. Dia mengambil air dingin yang berada di kulkas dan meneguknya. Matanya yang semakin kelam itu menatap kosong pada wanita itu.

"Memangnya aku sepertimu yang hanya tau untuk menghancurkan hidupku? Aku tau segala-galanya, Minjeong-ssi. Tidak berarti aku berdiam diri kau bisa menginjakku. Cobalah untuk intropeksi dirimu itu supaya anakmu tidak menjadi menjijikkan seperti ibunya."Kata Taeyong datar. Pria cantik itu baru saja ingin menaruh gelasnya kembali sebelum gelasnya itu direbut wanita itu dan—

"PRANG!"Gelas itu jatuh ke lantai dan pecah sehingga terkena pada kaki Minjeong. Wanita itu tertawa sinis dan menancapkan pecahan kaca itu pada kakinya kemudian berteriak kencang.

"Argh!"Minjeong dengan cepat duduk dan memegang kakinya. Mata Taeyong membulat.

"Apa kau gila, Minjeong-ssi?!"Taeyong membantu wanita itu mencabut pecahan kaca itu tetapi sayang, kakinya lebih parah terluka dan posisinya terlihat ambigu.

"Apa yang kau lakukan, Lee Taeyong!"Suara berat sang dominan membuat Taeyong terkejut. Pria cantik itu didorong kasar oleh suaminya dan tubuhnya terhentak pada meja— membuat Taeyong mengerang kesakitan.

"O-Oppa sakit hiks—"Minjeong merengek. Air matanya menetes laju. Jaehyun dengan penuh khawatir mengangkat tubuh istrinya itu ala bridal style. Dia sempat memandang sekilas pada suami mudanya yang mengaduh kesakitan.