Quatre;

1.6K 113 4
                                    

Pernikahan mereka diadakan dengan mewah sekali. Taeyong bahkan tidak bisa percaya bahwa dengan kuasa uang, aula pernikahan mereka disiapkan secepat mungkin.

Taeyong sedikit bersyukur karena Tuan Jung tidak egois dan malah mengajaknya diskusi tentang tema pernikahan yang diimpikannya— yaitu konsep garden wedding.

Sejujurnya Taeyong merasa gugup. Sedari pagi tadi dirinya sudah digiring ke dalam ruangan ganti— untuk mendandani dirinya. Setelah melalui sedikit perdebatan dengan Tuan Jung, pria tampan itu akhirnya mengalah dan mengikuti Taeyong yang menginginkan busana pernikahan mereka berwarna merah muda.

"Tok tok."Suara ketukan di ruangan itu membuat Taeyong mengalihkan pandangannya.

"Masuk."Taeyong bersuara lembut. Kepala si mungil— Ten, menyembul di balik pintu ruangan. Pria mungil itu terlihat manis dengan jas berwarna cream.

"Yongie hiks—"Isakan yang lolos dari bibir Ten membuat Taeyong bangun dari tempat duduknya; meminta stylistnya untuk bersabar sebentar. Tubuh mungil Ten menyelusup masuk ke dalam pelukannya.

"Kok kamu nangis, Tennie?"Taeyong membujuk lembut. Dia bahkan tidak bisa bergerak bebas karena Ten menempelinya.

"Aku gak nyangka kamu bakal jadi suami orang hiks..."Ten terisak lagi. Taeyong menggulirkan bola matanya— Ten ini dramatis sekali.

"Tennie, it's not like i will die after marrying him."Taeyong memekik setelah tangannya dicubit keras oleh sang sahabat. Ten semakin erat memeluk tubuh itu.

"Maafkan aku, Yongie. Karena kata-kataku kau akhirnya memilih keputusan berat ini."Ten berbisik lirih. Taeyong tersenyum tipis. Dia menepuk lembut punggung si mungil.

"Mungkin ada takdir yang lebih baik ke depannya, Tennie. Jangan menangis lagi, ya? Nanti makeup-mu luntur bagaimana Tuan Johnny ingin jatuh cinta?"Taeyong berkata usil. Ten dengan cekatan mengusap air matanya. Cih, sempat-sempatnya setelah mendengar nama Johnny.

"Jangan lupakan aku, ya Yongie?"Ten berkata lirih. Bibirnya digigit pelan. Taeyong tertawa dan mengangguk.

"Bodoh. Kau kan manajerku."Taeyong terkekeh pelan. Ten mengangguk dan memilih untuk menemani sahabatnya di ruang ganti.

Musik romantis mulai terdengar di ruangan yang disulap ala garden theme. Taeyong semakin merasa gugup. Padahal dia sudah menunggu selama dua jam lamanya karena didandani namun dia tetap merasa gugup.

"Yongie, kau siap?"Ten dengan lembut mengalungkan lengannya pada lengan Taeyong. Dia adalah pendamping Taeyong dikarenakan keluarga Taeyong sudah tiada.

"Hah. Let's do this, Tennie."Taeyong menarik napasnya dalam. Mereka berdua dengan pelan menuju ke altar. Taeyong bisa melihat foto pre-weddingnya yang diambil beberapa hari yang lalu. Terlihat dewasa dan cantik.

 Terlihat dewasa dan cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Fourth WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang