Douze;

1.2K 90 6
                                    

Kepulangan mereka berdua disambut mesra oleh Wendy sendiri. Wanita cantik itu sedari pagi telah menunggu di VIP lounge, menunggu ketibaan pasangan suami yang sedang dimabuk cinta. Matanya bersitatap dengan sang suami. Wendy tersenyum. Dia melambaikan tangannya ceria.

"Noona? Kau yang menjemput?"Jaehyun menyapa. Tangannya yang penuh karena satunya merengkuh pinggang ramping suami kecilnya dan satu lagi memegang koper mereka mendekati tubuh wanita cantik itu. Jaehyun hampir saja tidak mengenalnya karena Wendy memakai masker yang menutupi wajah cantiknya.

 Jaehyun hampir saja tidak mengenalnya karena Wendy memakai masker yang menutupi wajah cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya. Aku meminta Supir Han untuk meninggalkan ku disini."Wendy tertawa cantik. Wanita itu menatap ke arah sosok pria yang menjadi pujaan hati suaminya belakangan ini. Dia bisa melihat bekas-bekas keunguan yang menempel pada leher pria kecil itu.

"Hi, Yongie."Wendy berkata lembut. Wanita itu memeluk erat tubuh pria kecil itu. Taeyong tersipu malu. Tangannya melingkar pada pinggang madunya.

"Noona pasti kelelahan karena menunggu kita.."Taeyong berbisik pelan. Merasa bersalah walaupun sebenarnya bukanlah kesalahan dirinya. Pesawat mereka terpaksa ditunda dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Makanya mereka baru bisa mendarat.

"Oh, you poor little sweetie. Tidak apa-apa. Aku juga baru tiba sebenarnya karena baru menyelesaikan diskusi proyek launching."Wendy menjelaskan. Dia mencubit lembut pipi pria kecil itu, menghasilkan tatapan tajam dari sang suami.

"Stop touching him, noona."Jaehyun memberikan peringatan namun Wendy hanya menggulirkan matanya malas. Dia melingkarkan tangannya pada lengan Taeyong, menempel pada pria kecil itu.

"Kau tidak keberatan bukan, Yongie?"Tanya Wendy. Matanya menatap usil ke arah sang suami yang terlihat seperti cacing kepanasan. Taeyong tersenyum dan mengangguk, mengusap tangan mulus itu.

"Tentu, noona."

"Tuh, lihat! Taeyong saja tidak apa-apa. Kau yang berlebihan, Jung."Wendy menjulurkan lidahnya, membuat Jaehyun ingin mencubit dirinya namun Wendy dengan sigap berlari di belakang Taeyong.

"Husband. Cukup. Lagipula Wendy noona adalah maduku. Apa yang kau takuti?"Taeyong bertanya lembut. Jaehyun mendecih, mendorong koper mereka dengan wajah yang tidak bersahabat. Wajah usil Wendy membuatnya kalah telak. Sialan. Mereka menaiki mobil yang disetir oleh Supir Han.

"Jay, Papi ingin kau pulang ke Estclair keluarga langsung hari ini. Papi ingin bertemu dengan menantu muda-nya."Wendy berbicara. Dia bisa melihat wajah Jaehyun yang sedikit tegang. Benar, dia menikahi sosok Taeyong tanpa kehadiran orang tuanya. Tentu Tuan Besar penasaran sekali dengan sosok pria kecil ini.

"Ck. Kita ingin beristirahat, noona. Kenapa papi tiba-tiba mau aku ke sana?"Jaehyun mendecih sebal. Wendy dengan sigap menoyor kepala suaminya— menatap kesal ke arah pria yang menyepelekan kehadiran mertua mereka.

The Fourth WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang