Huit;

1.5K 91 5
                                    

"Cherie, kita sudah mendarat. Kau masih ingin tidur?"Jaehyun bertanya lembut. Pria tampan itu mengusap lembut kening sang suami kecil. Tubuh mungil sang suami menempel manja padanya.

"Hnggg... Gak mauu..."Taeyong merengek. Matanya terpejam erat. Dia menarik leher sang suami dan mendekapnya. Jaehyun terkekeh pelan.

"Hah, baiklah. Aku gendong, ya?"Mendapat anggukan daripada suami kecilnya, pria tampan itu menyelipkan tangannya di balik betis dan pinggang ramping suami kecilnya. Tangan Taeyong dengan manja melingkar erat pada lehernya.

Mereka melangkah turun— angin pantai menyambut mereka berdua. Matahari yang terik membuat Taeyong semakin merengek dan akhirnya ditutupi dengan cardigan sang suami. Ketibaan mereka ternyata sedari awal sudah ditunggu oleh private tour guide yang akan memudahkan aktivitas mereka sepanjang berada di pulau Bora-Bora ini.

Tas dan koper telah selamat masuk di dalam mobil. Jaehyun dengan lembut membawa Taeyong masuk ke dalam dekapannya setelah mereka berdua menyamankan diri di dalam mobil.

"Where are you heading to, Sir?"Tanya supirnya. Jaehyun mengulum bibirnya kemudian menatap santai.

"Four Seasons, please."Kemudian perjalanan mereka kembali hening dengan diiringi oleh musik barat. Taeyong menyamankan dekapannya pada sang suami.

Dirinya bahkan masih tidur walaupun Jaehyun telah selesai check-in dan membawa dirinya ke kamar. Setelah itu, Taeyong tidak lagi mendengar suara sang suami karena dirinya hanyut di alam mimpi.

.

.

.

Taeyong meregangkan tubuhnya yang kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong meregangkan tubuhnya yang kelelahan. Kepalanya masih terasa sedikit pusing karena hangover akibat alkohol yang dicicipinya di atas pesawat. Matanya menatap lelah ke arah ruangan tidur yang terlihat sederhana dan santai.

Oh. Sepertinya hari sudah sore karena matahari terlihat teduh. Taeyong dengan pelan turun dari ranjang, berjalan menuju ke arah balkon dengan wajah yang masih mengantuk. Matanya membulat— menyadari bahwa dirinya bukan lagi berada di tanah Seoul, tetapi di sebuah kepulauan yang indah untuk berbulan madu.

 Matanya membulat— menyadari bahwa dirinya bukan lagi berada di tanah Seoul, tetapi di sebuah kepulauan yang indah untuk berbulan madu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Fourth WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang