The Fourth Wife

Vingt-et-un; spécial

Mata boba itu meredup kala dia menarik koper-nya keluar dari kediaman Etsclair. Dia nekat menyelusup keluar dengan bantuan Wendy, istri pertama suaminya.

Taeyong tau, hidupnya akan menjadi berantakan setelah ini. Apalagi dia masih memegang kontrak modelling namun Taeyong terpaksa mengundurkan dirinya. Sepanjang beberapa minggu itu, Taeyong terpaksa menutup dirinya dari orang luar.

Pria cantik itu mengalami gejala depresi yang berat sehingga membuat semua orang yang berdekatan padanya khawatir. Bahkan mertuanya juga tidak bisa membujuknya. Iya, tidak salah. Sang mertua— Jaejoong dan Yunho benar-benar marah dengan tingkah Jaehyun yang tidak bertanggungjawab. Merekalah yang memberikan ijin kepada Wendy untuk membawa Taeyong pergi— ingin memberikan pelajaran pada anak itu. Taeyong hanya menjalani hidupnya dengan meneguk tetesan air. Dirinya tidak lagi mempunyai rasa ingin hidup.

Taeyong, pria cantik itu akhirnya bisa kembali terbuka setelah dimarahi oleh Ten yang mengkhawatirkan kondisinya yang semakin memburuk.

"Apa kau ingin semangka meninggal? Pemikiran kolotmu inilah yang akan membunuh anakmu, Lee Taeyong! Demi Tuhan, suamimu itu sudah bahagia bersama istri-istrinya!"Kata-kata menyakitkan dari Ten telah mengembalikan Taeyong ke dunia yang nyata. Benar, semangka membutuhkan dirinya bukan?

Minggu berganti bulan, kandungan Taeyong semakin membesar. Sepanjang kehamilannya, Taeyong menahan dirinya daripada mengidam makanan yang aneh-aneh. Dia sadar diri akan posisinya yang terlalu membebankan pasangan Johnny dan Ten— walaupun dia tahu bahwa pasangan itu sentiasa siaga untuknya.

Bahkan, saking tidak ingin menyusahkan pasangan itu, Taeyong pernah diam-diam membelah jalanan yang dingin dan sepi untuk mendapatkan sesuap semangka yang diinginkan— iya, dengan perut yang terlalu buncit. Namun, Kegiatannya itu terbongkar dan Ten benar-benar marah padanya. Bahkan pria mungil itu enggan bersitatap dengan wajahnya sehingga Taeyong mengalah dan menangis.

Taeyong nekat bekerja di toko coklat dengan kandungannya yang berusia 7 bulan. Berbekalkan ilmu yang dia punya, Taeyong membujuk pemilik toko coklat itu untuk mengijinkannya bekerja— bahkan dia merelakan setengah gaji bulannya ditolak karena kuadratnya tidak sekuat orang normal.

Lucunya, pemilik toko hanya membiarkan saja sewaktu Taeyong mengendap-endap menyumpal beberapa potong kue coklat yang di dekorasi dan jika kepergok, pria cantik itu hanya bisa menyengir lucu. Malah, pelanggan di toko itu menahan gemas dan khawatir jika Taeyong hampir tersandung gara-gara membawa coklat-coklat yang masih hangat. Sosok ceria si cantiklah yang menambahkan suasana di toko itu.

Taeyong jadi merasa disayangi.

Taeyong benar-benar menghidupi dirinya sendiri walaupun malamnya, dia menangis kesepian. Setiap malam, Taeyong berdoa pada Tuhan supaya suaminya diberikan kebahagiaan yang melimpah.

Genap lapan bulan 10 hari, Taeyong sesak napas dan terpeleset di kamar mandi. Dia sendirian, merangkak keluar dari kamar mandi dan meminta bantuan Wendy yang kebetulan bersama dengannya.

"Semangka, anakku noona hiks—"Suaranya membuat Wendy panik. Taeyong bisa melihat darah yang banyak merembes dari pahanya. Bibirnya mulai pucat— menunggu kehadiran Wendy yang panik menelpon Ayah mertuanya. Si cantik hampir saja kehilangan kesadarannya sebelum Yunho datang dan membopong tubuhnya.

Operasi Taeyong berlangsung selama 16 jam karena berlakunya komplikasi. Awalnya, Taeyong ingin melahirkan secara normal namun semangka— anaknya tidak mau bekerjasama untuk keluar dari perutnya walaupun sudah dipaksa dan pembukaannya sudah mencukupi 10cm. Si cantik terpaksa menjalankan operasi dan mengeluarkan anaknya secara paksa. Malah, Taeyong mengalami pendarahan yang terlalu banyak sewaktu proses itu— membuat dirinya hampir saja kehilangan nyawa-nya. Rahimnya terkoyak dan melebar cukup besar. Ternyata, Tuhan masih menyayanginya. Nasibnya baik karena terdapat persiapan darah yang cukup untuknya.