Quinze;

1K 88 15
                                    

Taeyong mendandani dirinya sebaik yang mungkin karena hari ini adalah kepulangan sang suami yang tercinta. Dia mengoles lembut liptint merah muda kesukaan Jaehyun pada bibirnya. Taeyong merasa bersyukur karena beberapa hari sebelum kepulangan Jaehyun, madu-madunya tidak lagi bertingkah untuk memukulnya. Mungkin karena mereka takut bahwa kelakuan mereka ketahuan.

Pria cantik itu menatap ke arah kaca, menyunggingkan senyuman yang manis. Dia terlihat cantik dan manis dengan rambutnya yang memanjang setelah kepergian sang suami.

 Dia terlihat cantik dan manis dengan rambutnya yang memanjang setelah kepergian sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hope that he will love this look.."Taeyong berbisik lirih. Taeyong mengalihkan pandangannya kala mendengar suara berisik dari bawah. Bibirnya tersenyum manis.

"He's back!"Taeyong memekik riang. Pria cantik itu mencapai amplop yang tergeletak di atas meja. Dia tidak sabar untuk memberikan kabar bahagia pada sang suami. Pria cantik itu dengan cepat melangkah turun dari kamarnya.

Di sana, dia bisa melihat sosok sang suami dan madu pertamanya.

"Husband!"Taeyong memekik senang. Dia berlari mendapatkan suaminya— memeluk erat tubuh sang suami yang mendiamkan diri.

"Hey..."Taeyong memejamkan matanya erat kala mendengar suara berat sang suami yang sangat dirindukannya. Pria cantik itu melingkarkan lengannya pada pinggang sang suami— tanpa menyadari raut wajah pria itu berubah tidak nyaman.

"Aku merindukan—"

"Maaf, Yong. Tubuhku sedikit tidak nyaman karena jet lag."Jaehyun dengan lembut mendorong tubuh pria cantik itu kemudian berlalu untuk menyapa dua lagi istrinya yang langsung menempel pada tubuh pria dominan itu. Taeyong terkesiap, memandang bingung.

Hatinya sedikit merasa sakit. Pandangannya beralih pada sosok Wendy yang menepuk lembut pundaknya.

"Maaf ya, Yongie. Mungkin Jaehyunnie kelelahan."Wendy membujuk lembut. Taeyong mengangguk pelan, kemudian menyunggingkan senyuman yang manis.

"Bagaimana kabarmu, noona? Aku merindukanmu, kau tahu..."Taeyong berceloteh. Tubuhnya menggiring Wendy ke arah dapur setelah memastikan bahwa suaminya juga ikut ke dapur untuk makan malam.

.

.

.

Makan malam itu diisi oleh celoteh Minjeong yang berusaha keras untuk mengambil perhatian sang suami. Taeyong merasa kikuk, karena sejujurnya Jaehyun terlihat dingin padanya.

"Husband, ini.. Aku memasak kesukaanmu."Taeyong bangun, mengambil kepiting pedas kesukaan sang suami dengan riang. Baru saja ingin menyendok lauk itu, Jaehyun menatapnya datar.

"Tidak perlu, Yong. Aku masih mual dengan kepiting."Kata-kata Jaehyun membuat Taeyong merasa bingung. Wendy mendelik tajam ke arah sang suami.

"Biarkan saja dia, Yongie. Sinih, aku mau kepiting pedasmu. Kau yang memasaknya, ya?"Wendy dengan cekatan menyendok kepiting pedas itu, menyicipnya dan tersenyum riang.

The Fourth WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang