BXB
Pernikahan itu adalah suatu hal yang sakral.. dan Taeyong benar-benar mengimpikan pernikahan yang romantis.
Dia, Lee Taeyong. Pria cantik yang namanya sedang meroket di industri model telah mendapatkan perhatian Jung Jaehyun- satu-satunya pewari...
Sejak hari pertemuannya bersama malaikat kecilnya— Jaehyun sering tertangkap tersenyum. Pria itu menjadi lebih ramah. Diam-diam, dia sering membuntuti langkah anaknya yang pulang dari SD bersama sosok suaminya.
Jaehyun masih diselubungi dengan rasa takut, takut untuk mendekati balita kecil itu dan mengenalkan dirinya sebagai ayah kandung anak itu. Memangnya dia layak? Dia bahkan masih merasa sangat berdosa karena menuduh suaminya yang tidak-tidak sehingga si cantik meninggalkannya terpuruk dalam kesedihan.
Seperti sekarang ini, Jaehyun menyendarkan tubuhnya yang remuk setelah menandai beberapa dokumen. Matanya menatap bingkai foto anak dan suaminya yang diam-diam diambil.
"Knock knock."Jaehyun mengalihkan pandangannya pada pintu.
"Masuk."
"Tuan Besar? Ada seorang balita bersikeras ingin bertemu denganmu."Suara sekretarisnya membuyarkan lamunan pemilik perusahaan tampan itu. Kepalanya mendongak— memandang bingung.
"Balita? Siapa?"Jaehyun mengerutkan keningnya. Dia menutup pelan lembaran kerjanya. Sekretarisnya itu tersenyum misterius.
"Balita itu menunggumu di ruangan karyawan, Tuan Besar."Sekretarisnya berujar pelan. Jaehyun mendesah pelan. Keningnya dipijit lelah. Balita mana lagi ini yang membuat keributan di kantornya? Mengganggu saja waktunya untuk menatap foto anaknya.
Dengan sebal, Jaehyun bangun dari tempat duduknya. Dia terus melangkah keluar dari ruangannya— tidak menyadari senyuman misterius sekretarisnya.
Mata Jaehyun terpaku pada ruangan karyawan yang terlihat ribut dan menahan gemas. Salah seorang karyawan yang menyadari kehadirannya dengan cepat menundukkan badannya— tanda hormat.
"Tuan Besar, selamat sore."Tepat pada suara itu takut-takut menyapanya, karyawan lain yang menyadari kehadirannya terus memberikan laluan untuknya.
"Kenapa kalian tidak bekerja-"Matanya melotot. Sosok seorang balita yang sedang duduk manis dengan iPad di tangannya mengerucutkan bibirnya sebal— mungkin merasa terganggu akan keributan itu. Jangan lupakan tas semangka yang berada di sampingnya.
"M-Minhyung...?"Jaehyun tidak bisa menahan sebak karena menyebut nama itu. Kepala balita itu mendongak— tersenyum dengan sangat lebar.
"Daddy!"Dengan cekatan, balita itu melempar iPadnya dan menubrukkan badan kecilnya pada kaki sang dominan.
Sungguh, pertemuan yang mengejutkan!
.
.
.
Jaehyun menatap wajah anaknya. Haruman syampo Junior begitu menusuk hidungnya. Dia menopang dagunya— memandang penuh puja terhadap balita manis yang meneguk rakus jus semangkanya.
"Jadi, dari mana kau tau bahwa aku adalah Daddy-mu, nak? Apa kau mengenalku?"Jaehyun sengaja ingin menguji balita manis itu. Minhyung— balita itu menggaruk kepalanya. Dia mengeluarkan sebuah foto penuh yakin dari tas semangkanya sebelum menyodorkannya pada sosok yang dipanggil Daddy itu.
"Kata Grandpops, sodorkan saja foto ini jika Markie ketemu Daddy. Daddy gak boleh nolak, ya! Kata Grandpops, Daddy terlalu sibuk bekerja dan meminta Markie menjemput Daddy pulang!"Minhyung berujar antusias. Berkat bantuan Grandpops dan Grandpa-nya, dengan berbekalkan alamat perusahaan Daddy-nya, Minhyung nekat untuk bertemu sosok itu sehingga lupa untuk melaporkan pada Papi-nya. Dia tersenyum manis. Jaehyun memandang foto itu dan menundukkan kepalanya— menahan tawa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.