Seize;

1K 76 6
                                    

Trigger warning: slight abuse

Please do read Author's notes below.

Taeyong hanya bisa mendiamkan dirinya sepanjang makan malam berlangsung. Setelah Minjeong muntah-muntah, Jaehyun menggiring istri ketiganya ke kamar. Johnny sudah lama pamit karena tidak ingin mengikuti drama keluarga itu, dan Wendy meninggalkan meja makan karena dia ingin melihat kondisi Minjeong.

"Tuan Muda, apa kau ingin makan lagi?"Tanya ketua pelayan. Taeyong mendongakkan kepalanya. Oh... Berarti sudah lumayan lama dia berkutat di ruang makan. Dia tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Aku ke kamar dulu, pak."Kata Taeyong lalu bangun dari kursinya. Tubuhnya sedikit sempoyongan. Dia menghentikan langkahnya melihat wajah suaminya yang tegang menghampiri dirinya. Jaehyun mencengkram kasar lengan si cantik— membuat Taeyong berteriak kaget dan kesakitan.

"J-Jae! Sakit!"Taeyong meringis pelan. Dia coba melepaskan rengkuhan erat suaminya namun Jaehyun semakin kasar padanya. Tubuh Taeyong digiring kemudian didorong masuk ke kamar utama. Di sana, kelihatan Minjeong dan Wendy menatap dirinya dengan wajah yang tidak bisa diekspresikan.

"A-ada apa ini, Jae?"Taeyong bertanya— bingung dengan wajah suaminya yang terlalu tegang. Jaehyun mendecak pelan.

"Minjeong bilang padaku kau meletakkan bumbu aneh pada makanannya. Apa itu benar, Taeyong?"Suara Jaehyun datar. Dia menyilangkan tangannya ke dada. Mukanya masih tegang. Taeyong membulatkan matanya.

"B-bumbu aneh? Kau gila? Orang lain menyicipi makanan yang sama dan mereka tidak sakit seperti dia."Taeyong tidak lagi berlembut. Wajahnya berubah serius. Dia memandang emosi wajah Minjeong yang pura-pura tidak bersalah.

"Kau berbohong, ya??"Taeyong menatap kesal. Dia melangkah menghampiri tubuh Minjeong yang beringsut menyelusupkan dirinya di balik tubuh sang suami.

"J-Jaehyunnie..."

"Jangan bohong, Lee Taeyong! Apa kau sadar kau bisa mencelakai madumu?!"Bentakan Jaehyun benar-benar mengagetkan pria cantik itu. Tidak, Taeyong tidak kaget jika dibentak. Hatinya sakit karena Jaehyun memilih untuk memanggil marga aslinya. Apa suaminya itu begitu jijik dengan dirinya sekarang?

"Kau menuduhku, Jaehyun-ah?"Taeyong tidak lagi bisa menahan getaran dalam suaranya. Dia bisa melihat madu ketiganya tersenyum kemenangan. Wanita ini... Benar-benar licik. Sepertinya rencananya masih tetap berlangsung untuk mengusir dirinya.

"Bagaimana aku tidak menuduhmu, Taeyong? Minjeong menjadi bukti kau yang meletakkan bumbu-bumbu aneh itu! Bagaimana jika istriku hamil?! Dia bisa keguguran, Taeyong!"Jaehyun masih membentak. Dia mencengkram erat pundak Taeyong— membuat si cantik meringis kesakitan. Taeyong tidak lagi bisa menahan tuduhan ini. Hatinya sakit sekali. Matanya memandang tepat pada wajah suaminya; dengan air mata yang menetes tanpa sadar. Jaehyun terpana. Matanya membulat.

"Jadi.. Kau lebih mempercayai wanita ini?"Taeyong bersuara serak. Bibirnya bergetar. Dia tidak boleh lemah, tapi mengingatkan suaminya ini menuduhnya sembarangan, Taeyong menguatkan dirinya. Apalagi lawannya adalah madu ketiganya. Syukurlah Rose tidak ada, karena Taeyong tidak yakin bisa lagi berlembut.

"Apa kau mengatakan bahwa mereka membohongiku, Taeyong? Kau lupa dirimu, ya? Jangan karena aku berbaik hati padamu, kau bisa mencelakai istri-istriku seperti tingkahmu belakangan-"

"PLAK!"

"JAEHYUN!"Terdengar pekikan kedua wanita itu karena Jung Jaehyun telah ditampar oleh si pria cantik yang menyandang gelaran sebagai suami keempatnya.

"LEE TAEYONG!"Bentak Jaehyun marah. Emosinya yang tidak stabil membuat Taeyong tidak bisa lagi menahan isakannya— Taeyong menangis.

"Ikut aku!"Jaehyun kini diselubungi kemarahan. Taeyong coba memberontak namun bukankah sedari awal kekuatannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan sang dominan? Jadi, Taeyong hanya pasrah menuruti langkah suaminya yang menuju ke ruangan kerjanya.

The Fourth WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang