『••✎••』

2K 94 0
                                    




















✿; Flashback ❞




















Di kamar yang begitu megah, luas dan mewah, ada anak lelaki yang sibuk dengan tumpukan buku di sampingnya. Tubuh kecil itu hanya duduk lesehan di lantai. Tempat yang penuh dengan kesunyian.


SRAK! SRAK! SRAK!

Suara lembar kertas yang sudah agak usang, ia membuka lembar demi lembaran. Mata bulat itu terus bergulir menatap huruf huruf yang membetuk paragraf.

KRIET~


Suara pintu berukiran rumit tersebut terbuka, langkah kakinya mengemah diseluruh ruangan, anak lelaki itu tidak terusik.



TAP TAP TAP!

Meletakkan beberapa buku lainnya tepat dihadapan sang anak
"Bacalah buku ini. Dan temui aku besok diruang kerjaku." setelah mengatakan itu tubuh tegap itu berlalu.

Anak itu hanya mendongak, tak mengeluh dan merespon, ia hanya menatap lurus ketumpukan buku yang baru diletakkan tepat di depannya.

.


"Lakukan." perintahnya. Anak lelaki tersebut dengan cepat melaksanakan perintah yang didengernya. Ia membaca seluruh tumpukan kertas di meja kerja pria tegap yang ada di depannya.
Di usianya yang masih berinjak 4 tahun anak lelaki dengan paras yang tampan sudah diberikan beban layaknya orang dewasa.

Membaca beberapa dokumen memilah mana yang pantas untuk dikembangkan dan dieliminasi dari daftar.

Satu jam telah berlalu ia menyelesaikan semua tumpukan kertas bermap tersebut.

Mengangguk "bagus. Jeje memang anak cerdas." anak yang mendapatkan pujian tersebut tidak menujukan reaksi berlebihan, seperti anak pada umumnya, seusianya jika mendapatkan pujian pasti akan bereaksi senang dan sebagiannya.

"Apa Jeje, sudah boleh ketaman?"

"Untuk apa?!"

"......"

"Jika hanya untuk melakukan hal konyol seperti bermain, tertawa bak orang bodoh. Lebih baik kau kembali ke kamarmu, setidaknya lakukan hal yang benar!"

Anak kecil tersebut hanya terdiam, mengamati luar jendela besar yang menghadap tepat ditaman.

"Jung. Jaehyun.!" yang dipanggil menolehkan kepala menatap pria didepannya.

"Papa, aku-"

"KAU TIDAK DENGAR KATAKU! bagus membangkang lagi rupanya, anak ini." tubuh tegap itu menarik paksa tubuh Jaehyun, menyeretnya menuju ruangan yang cukup luas ada meja besar dengan beberapa bola kecil diatasnya, serta empat buah tongkat disana. Tangan besar itu mengambil salah satu tongkat, memutar tubuh Jaehyun agar memunggunginya


















BUG! BUG! BUG!!

















Bukan sekali duakali tongkat itu mendarat di tubuh Jaehyun, bahkan berkali kali. Tubuh kecil itu kini terkulai lemas di atas lantai, menatap kepergian sang Ayah, sebelum benar benar meninggalkan ruangan, tubuh pria tegap itu berhenti tepat didepan pintu ruangan.

"Jangan keluar sebelum kau berhasil menghafal seluruh silsilah keluarga, hafalkan juga daftar nama keluarga. Kau akan ikut dengan ku dipertemuan." setelah mengatakan itu ia berlalu, meninggalkan tubuh anak kecil yang menatap nanar padanya.


















•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈























"Jaehyun, sudah besar, apa kau akan membawanya kemiliter?" ucap pria tua, kakek Jaehyun.

"Ya, Jaehyun sudah 12 tahun, dia sudah seharusnya study militer."

"Kau kah yang mendidiknya langsung saat disana?" yang ditanya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.


.

Anak berusia 12 tahun itu memasuki camp, semua mata memandangnya dengan tatapan lapar menatap dingin seakan anak 12 tahun itu adalah mangsa.

"Tempat tidur mu disini, jika semua telah beres. Temui ketua teammu" setelah mengatakan itu pria berseragam tentara tersebut berlalu.

.


TAP TAP TAP!!

Suara langkah sepatu boots menggemah, memasuki ruangan tempat peristirahatan.

"Bangun! Kapten telah menunggu mu di tempat pelatihan" Jaehyun terbangun mengusap matanya menyesuaikan cahaya yang memasuki ruangan.

.





BUG! BUG! BUG!




Suara pukulan demi pukulan didapatkan anak berusia 12 tahun tersebut, dirinya hanya terlambat 2 menit dan Tn Jung Ayah kandungannya sendiri menyiksa putranya begitu keras.







































T. B. C𖤐












🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang