『••✎••』

1.9K 110 0
                                    



















✿; Flashback⁴ Fin ❞

















Jaehyun memukul secara brutal, ia membuta, marah sangat marah dengan apa yang dilihatnya. Putrinya permatanya di cabuli, bahkan di samping tantenya sendiri.

"Beomie!!!" teriakan Taeyong yang melihat putrinya, rambut panjang yang sudah tidak beraturan, sayap kecil itu sudah kusut. Tak terbentuk.

Mark dengan cepat menarik tangan Sungchan, disampingnya Jeno menatap bungsu yang menangis dipelukan Bubu, Daddynya yang masih memukul pelaku yang sudah tidak sadarkan diri.

"Jaehyun! Sudah. Dia bahkan sudah tidak sadarkan diri" tegur Taeyong yang menggendong tubuh Beomgyu.

Tersadar saat mendengarkan suara tangis Beomgyu, ia berbalik mengambil tubuh putrinya, menatap kaki anaknya yang memerah, paha, betis bekas cengkraman nafsu laki-laki gila.

Menyertakan giginya, saat mendapati dileher anaknya ada tanda kemerahan. Tubuh tegap itu sekali lagi ingin menendang tubuh yang sudah terkulai itu, namun jasnya ditarik kuat oleh Taeyong.

"Ayo pulang hiks.. " pandangan Jaehyun seketika melembut, memeluk tubuh istrinya yang juga dirinya memeluk putri bungsunua yang terisak.

.

Saat memasuki kamar utama, tubuh Beomgyu yang berada dipelukannya mengejang. Nafas yang tidak beraturan.

"Beomgyu! Beomgyu. Jung Beomgyu" ucap panik Jaehyun menyadarkan Beomgyu.

Berlari, Jaehyun yang masih menggendong putrinya meninggalkan mansion, ia menatap sekilas Mama, kakak dan adiknya.



.

"Dokter, bagaimana dengan putriku" tanya Taeyong

"Beruntung, sekarang keadaannya telah kembali stabil" Jaehyun dan Taeyong yang mengela nafas lega, sangat khawatir saat di tanganin dokter, jantung Beomgyu melemah nyari berhenti. Membuat suasana diruang pemeriksaan menjadi sedikit kacau.

Setelah tubuh Beomgyu di pindahkan, Jaehyun pergi. Ia kembali ke mansion.

Ia mengamuk, membanting semua barang dan memukul beberapa pelayan yang sempat bekerja di ruangan peristirahatan. Ia juga memukul Jessica kakaknya, membuat Ny. Jung ikut marah karena amukan putra satu satunya itu.

"Jaehyun! Ingat kamu adalah pemimpin keluarga Jung apa pantas melakukan kekerasan pada keluarga sendiri"

"Bagaimana jika kata itu, berbalik pada Mama?!"

"........." Ny. Jung terdiam, untuk pertama kalinya anaknya bersikap seperti ini.

"Aku. Tak akan pernah diam. Jika kalian menyenggol keluarga ku. " tekannya mengeraskan rahangnya.  Suasana semakin terasa mencekam saat Jaehyun kembali mengangkat tongkat billiar












BUG!











"Ini yang diajarkan, pemimpin Jung padaku. Dan peringatan untuk kalian semua. Jangan pernah mengusik keluargaku. Ingat status kalian berada di bawah ku. Kalian bisa tinggal mansion utama" setelah mengatakan itu ia meninggalkan ruangan kerja mendiang Jung.

menggendong tubuh Sungchan saat dirinya sampai dikamar Mark, "Abang pegang tangan kakak, kita menyusul Beomie dan Bubu." Mark menurut, menarik tangan adiknya mengekori Jaehyun yang meninggalkan mansion.




















•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈




















Seminggu setelah kejadian,

Bubu menggendong tubuh Sungchan yang terkulai, dirinya baru terkena dampak dari sakitnya Beomgyu, ikutan batin. Disisi tempat Beomgyu terbaring, ada Jeno yang terus menatap wajah adiknya. Mark bersama Jaehyun mennata makanan di atas meja yang sempat Jaehyun pesan.









TOK, TOK, TOK 








"Maaf, tuan Jaehyun bisa bicara sebentar?" ucap Dr. Ten sahabat Taeyong, istri sahabat Jaehyun.

Mengusap kepala Mark "abang, Daddy temui dokter dulu. Ajak kakak makan oke. " dibalas anggukan oleh Mark.






.






"Kondisi Beomgyu, berangsur membaik. Hanya saja ia mengalami gejala traumatik ringan. Saat terbangun nanti ia akan melupakan kejadian hari itu"

"Apa itu baik?"

"Menurut ku itu baik, akan semakin repot jika ia mengingat kejadian itu. Usahakan untuk tidak membahas soal itu, okey Jae"

"Hn"

"Satu lagi, ternyata putrimu memiliki gangguan pernafasan, ia akan merasa sesak jika waktu ia tidak mengontrol dirinya. Usahakan untuk tidak menangis terlalu lama" Jaehyun hanya mengusap wajahnya kasar, ia seperti diberikan hantaman di dadanya mengetahui putri kecilnya mengalami kejadian seperti ini.

"Putrimu, cantik" ucap Ten lalu berlalu, Seketika ia mengingat perkataan Papanya sesaat sebelum kematiannya.

Wajah dengan kesempurnaan akan menarik banyak orang, dan akan terus menghatui. Seperti kutukan, keluarga Jung akan selalu menurunkan kesempurnaan juga kelemahan.

Perkataan tersebut tersemat di benaknya.





















T. B. C𖤐

🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang