『••✎••』

1.4K 89 0
                                    



















✿; Kenapa (?) ❞

















"Beomie, Uchannie.. Gimana, ada pelajaran apa hari ini nak?" tanya Taeyong saat kedua bungsunya memasuki mobil. Taeyong mengambil tas si kembar, sesaat keduanya duduk di kursi, Beomgyu yang berada di tengah dan Sungchan setelahnya. Bubu memasangkan seatbelt pada keduanya.

"Tadi di sekolah, Beomie sama Ka Uchan mengabay.." ucap Beomgyu begitu bersemangat menceritakan hari ini.

"Oh ya, terus terus.."

"Beomie, Bu—"

"Kita di suyuh Miss bikin coklat!" segera Beomgyu memotong perkataan Sungchan.

"Tadi, Bu—"

"Kita bikin yame yame!" lagi perkataan Sungchan di putus Beomgyu. Membuat Sungchan menunduk, sedih.

Beomgyu menepuk sekali paha Sungchan lalu kembali melanjutkan celotehannya.

Setelah selesai dengan celotehannya, Beomgyu melirik kembarannya yang terdiam memandang keluar jendela mobil.

"Bubu.. Uchan mayah.." bisik Beomgyu pada Bubunya saat tubuh Bubunya condong mendekat.

Bubu menyentuh tangan kecil Sungchan, membuat empunya berpaling, menatap wajah Bubunya.

"Uchan, kenapa nak? Sedari tadi kok diam saja eum?" Sungchan melirik Beomgyu, yang dibalas gerakan mulut 'katakanlah' tanpa suara.

"Sudah di bilang semua sama Beomie." ucapnya kembali menunduk. Beomgyu kemudian berbisik pada Sungchan, setelahnya mata sedih itu berganti jadi binaran.

"Tadi gambal Uchan... dapat lima bintang, Bu!" Taeyong kembali tersenyum begitu melihat putra bungsunya yang kembali bersemangat menceritakan pencapaiannya.

"Woah~ pintarnya putra Bubu.." sambil mengusap pipi Sungchan, membuat anak lelaki itu tersenyum malu malu.

"Hehehe.." tawa Beomgyu saat melihat kembarannya malu malu seperti kucing mendapatkan pujian, tangan kecilnya menyentuh perutnya, mengernyitkan alisnya sesekali tangan itu meremas perutnya.



















━━━━━━ ◦ ❖ ◦ ━━━━━━




















Kembar Jung sedang bermain di ruang tengah, sementara Bubu menyiapkan makan siang dengan di temani Gaeun.

Sungchan menyusun kartu membentuk piramida, kartu sudah tersusun 4 tingkat, sementara punya Beomgyu satu tingkat saja tidak selesai selesai, sesekali tangan Beomgyu menyentuh perutnya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sungchan sangat fokus, sampai kartunya sudah tersusun 5 tingkat, saat akan menambahkan kartu lagi di atasnya, kaki Beomgyu tak sengaja menabrak lengan Sungchan membuat kartu yang tersusun menjadi tumbang.

"BUBU!!" ucap keduanya serempak, Sungchan berteriak mengadu, sementara Beomgyu berteriak karena dirinya merasa tidak nyaman.

Sungchan baru akan memarahi Beomgyu, namun detak jantungnya berpacu dengan cepat begitu melihat Beomgyu berjalan dengan cepat, menuju Bubu berada.

"Bubu.. Ang.. Huwaaak.." terlambat, Beomgyu sudah memuntahkan warna pelangi di lantai.

"Beomgyu!" terkejut, pasalnya Bubu berjalan cepat menghampiri si kembar karena mendengar teriakan mereka, tau pasti anak kembarnya bertengkar mengenai keusilan masing-masing. Namun, segalanya berubah saat matanya melihat Beomgyu yang berdiri kaku menunduk sambil menangis kembali memuntahkan isiannya di lantai.

Bubu melirik Sungchan di belakang yang sudah berwajah pucat. "Gaeun, cepat hampiri Sungchan" gadis bernama Gaeun dengan cepat menghampiri Sungchan lalu menggendongnya keteras rumah. Sementara Bubu menggendong tubuh Beomgyu yang menangis serta terkulai lemas membawa tubuh kecil itu kekamar mandi.

"Hiks.. Bubu.. Beomie, muntah.. Hng.. Hng.." racau Beomgyu, kemudian kembali memuntahkan isiannya. Bubu memijat pelan tengkuk Beomgyu, sesekali mengusap punggung kecil yang terus menangis.

"Beomienya jangan nangis dong nak, satu satu, tarik nafasnya pelan pelan, jangan nangis nak, nggakpapa keluarkan saja makanan yang jeleknya.. "

"Perih, Bu.."

"Sudah tidak mau muntah?" di balas anggukan oleh Sikecil. Bubu mengerutkan alisnya saat melihat muntahan Beomgyu semuanya kebanyakan berwarna coklat, dengan bijian kacang, hanya sedikit sisa makanan berat.

Bubu menggendong tubuh Beomgyu, setelah membersihkan mulut serta membasuh wajah putrinya, membuka semua pakaian Beomgyu membungkusnya dengan kain besar yang lembut.


.

Sungchan di teras rumah dibuat menangis, perasaannya semakin risau serta tubuhnya yang masih lemas, Gaeun masih setia menggendong tubuh anak Jung, menenangkan dengan mengusap punggung kecil itu.

Mark dan Jeno keluar dari mobil, berlari cepat saat melihat salah satu adik mereka yang digendong Kak Gaeun , maid muda yang membantu pekerjaan Bubu, termasuk mengasuh si kembar.

"Oi Bocah." sapa Jeno dengan tampang jahilnya namun segera terganti kala melihat sepenuhnya wajah adiknya yang tidak baik baik saja.

"Uchan kenapa kak?" tanya Mark













































T. B. C𖤐










🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang