『••✎••』

1.6K 100 4
                                    





















✿; Bochil bertingkah ² ❞


















Setelah lama bermain serta berendam, ia merasa bosan. Tersadar, keluar dari wadah lalu menanggalkan pakaiannya menyimpannya di keranjang pakain kotor didalam kamar mandi lalu, membilas tubuhnya dengan air bersih menggunakan gayung kecil yang biasa ia gunakan.

"Beomie sudah bisa sendiri fufu~" ucapnya berbangga diri saat berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya.

Dirinya melangkahkan kakinya berusaha menggapai gagang pintu menekan turun berkali-kali namun tidak terbuka, ia bingung.

"Eum?? Kenapa?" kembali menggapai gagang pintu karena tidak membuahkan hasil diapun berteriak.

"BUBU!! DADDY!!?" sambil memukul pintu dengan keras.

"Hng.. Beomie disini... Buka pintunya..." cicitnya menahan tangis.
Ia berusaha kembali memegang gagang pintu dan menekan berkali-kali untuk terbuka, menyerah ia pun terduduk bersandar disamping wadah tempat bebek karet berada.




















•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈


















Bubu baru kembali dari berbelanja bahan kue, dirinya terjebak dengan beberapa bahan belanjaan serta sedikit berbincang di dengan teman lama di salah satu tempat makan di samping supermarket.

Meletakkan belanjanya di meja dapur, lalu berjalan memasuki kamar utama. Mengernyit saat mendapati hanya tubuh Sungchan yang masih tertidur dikasur.

Mungkin Beomie sedang bersama kakak Nononya batin Bubu masih berpikiran positifnya.

Memasuki kamar mandi, membersihkan diri lalu membangunkan Sungchan.

"Uchannie bangun nak, sudah sore" Sungchan yang memang mudah untuk dibangunkanpun mulai membuka matanya, Berbeda dengan Beomgyu yang sulit untuk dibangunkan.

Saat menggendong tubuh Sungchan keluar kamar, bertepatan dengan Mark yang baru pulang.

"Hai Bubu, Dek Uchan"

"Uhm" angguk Sungchan, Bubu hanya tersenyum sambil mengusap kepala Mark.

"Abang mandi dulu, nanti turun lagi"

"Oke sayang" balas Bubu.
















•┈┈┈•┈┈┈•┈┈┈



















Mark telah selesai membersihkan diri, lalu berjalan ke kamar Jeno yang pintunya tertutup rapat. Setelah mengetuk ia memegang gagang pintu, menggeleng kepala saat melihat adiknya yang menggunakan headset dikepalanya, sibuk berbicara dengan tangan yang menyentuh layar beberapa kali sesekali mengusap layar ponselnya dengan ibu jari.

Mengetuk pundak Jeno, membuat empunya mendongak melepaskan headset dikepalanya menggantung di lehernya

"Sudah jam berapa ini, kau masih bermain?"

🇫 🇦 🇲 🇮 🇱 🇱 🇪 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang