Lili adalah orang yang percaya dengan peribahasa 'serapat apapun bangkai disimpan, suatu saat akan tercium juga'. Mungkin seharusnya Lili menceritakan semua yang dia alami. Mungkin seharusnya dia jujur mengenai Arion. Namun banyak hal yang membuatnya tak mampu mengatakannya.
Daren adalah orang yang sangat berharga untuk Lili. Dalam waktu yang sangat singkat, eperti seorang kakak laki-laki yang menemani adik kecilnya tumbuh, keberadaan Daren memberi harapan untuk gadis itu bertahan. Tak sekali dua kali Lili berpikir untuk mengakhiri kepedihannya dengan kematian. Namun dia tak punya cukup nyali untuk benar-benar melakukannya.
Sejak bertemu dengan Daren, Lili merasa hidup kembali. Dia bisa tertawa lagi dengan tulus. Tawa yang benar-benar datang dari hatinya. Setelah bertahun-tahun mengenakan topeng keceriaan, Lili merasakan kebahagiaan yang nyata. Daren memberinya harapan bahwa kehidupannya saat ini hanyalah sebagian kecil dari dunia yang berputar. Jika dia bisa bertahan sebentar saja maka dia akan melihat dunia yang sepenuhnya berbeda.
Daren adalah harapan. Egois memang. Namun Lili ingin pria itu selalu ada menemaninya. Seumur hidup dia tumbuh di rumah yang sama dengan Arion. 8 tahun pertama kehidupannya dia jalani dengan bahagia ditemani Arion. Seorang kakak laki-laki yang memperlakukan Lili selayaknya putri raja. Namun kebahagiaan itu pun direnggut oleh Sadewa.
Kini Lili sudah terluka begitu parah hingga mungkin tak lagi bisa diobati. Terselip sedikit pertanyaan kenapa Sadewa tak menuntaskan keinginannya untuk menghabisi dirinya. Dengan begitu mereka berdua akan sama-sama tenang. Bagi Sadewa, tak akan ada lagi yang mengusik hidupnya dan keluarganya. Dan Lili... Dia mungkin akan damai dalam tidur panjangnya.
Kini kenyataan yang harus Lili hadapi begitu suram. Entah sakitnya akan hilang atau tidak, yang pasti dia akan membawa lukanya seumur hidup. Lili tidak ingin orang lain melihat lukanya. Gadis itu ingin orang lain melihatnya sebagai gadis remaja yang tumbuh dengan utuh. Terutama Daren.
Lili begitu takut Daren akan melihatnya berbeda jika dia tahu seberapa menjijikkannya luka yang dia bawa. Seperti yang selalu dikatakan Arion, tak akan ada orang yang sudi berteman dengannya jika mereka tahu apa yang sudah dia cecap selama selama 12 bulan terakhir ini. Seberapa hitam kubangan lumpur tempatnya hidup setahun terakhir ini.
Meskipun hanya 12 bulan, Arion telah berhasil menghancurkannya berkeping-keping. Bahkan kepingan itupun dihancurkannya lagi menjadi debu. Rasa percaya dirinya, rasa aman dalam tidurnya, rasa cinta untuk dirinya sendiri. Sedikitpun kini tak tersisa.
Akankah Daren tetap memandangnya seindah bunga Lili yang mekar di bulan Mei? Ataukah Daren akan menyingkirkannya seperti orang-orang yang menyingkirkan bunga-bunga layu di taman mereka? Untuk apa orang mau menyimpan bunga layu yang hanya akan mengganggu pemandangan?
Kalau Daren tahu apa yang dia alami selama 12 bulan terakhir ini, maka tak ada alasan bagi Daren mempertahankan pertemanan mereka. Daren akan kembali ke Jakarta dan menjalani hidup seperti sebelum mereka bertemu. Seperti yang Arion katakan selama ini.
Mungkin itulah alasan Lili ingin menyimpan rapat-rapat bangkainya. Mungkin suatu saat Daren akan mencium bau busuknya. Entah kapan. Namun selagi bisa, Lili ingin menikmati kebersamaannya dengan Daren. Gadis itu ingin sebentar saja merasakan memiliki kakak yang sesungguhnya.
===
Ketika keluar dari ruang rawat Lili, Amara melihat Sagara sedang berdiri tepat di hadapannya. Pria itu memandangnya raut datar dan dingin.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Amara.
"Saya ingin tahu apa yang dikatakan Lili kepada Anda." jawab Sagara tanpa ragu. Meskipun dia tahu permintaannya adalah hal yang tidak diperbolehkan dalam proses hukum mengingat saat ini statusnya masih orang asing bagi Lili, dia tidak peduli. Dia ingin tahu kronologi kejadian yang menimpa adik perempuannya dan apa yang gadis itu alami selama ini.
"Maaf, Pak. Informasi ini bukan hal yang bisa kami berikan kepada orang yang tidak bersangkutan." jawab Amara.
"Saya keluarga korban." ucap Sagara sambil menyodorkan selembar kertas hasil tes DNAnya dengan Lili.
Amara menyipitkan matanya, tanda keheranan. Dia membaca hasil tes DNA itu. Tertera di sana bahwa kecocokan DNA mereka adalah 99,9%. "Saya tidak diberitahu perihal ini." ucap Amara penuh tanya.
"Saya memang belum melaporkan secara resmi perihal ini ke pihak kepolisian, jadi belum ada berkas resminya. Saya menunggu kondisi adik saya membaik sebelum melakukannya. Tapi Pak Agung dan pihak kepolisian sudah mengetahui hal ini." ucap Sagara. Kesabarannya sudah sangat tipis. Kalau saja bisa, dia akan menyelesaikan permasalahan ini dengan caranya sendiri. Dengan tangannya sendiri.
Amara menghela nafas panjang. Jadi kemungkinan Lili adalah korban penculikan. Kini dia memiliki sedikit petunjuk mengenai mengapa Sadewa memilih untuk mempertahankan hak asuhnya selama ini. Tapi apa yang diinginkan Sadewa? Mengapa begitu lama dia menyembunyikan Lili? Jika memang tujuannya adalah uang tebusan, mengapa hingga saat ini Sadewa belum juga memintanya kepada pihak keluarga kandung Lili?
"Jadi?" Pertanyaan Sagara membuyarkan lamunan Amara.
"Selain kronologi kejadian penusukan, saya belum bisa mendapatkan banyak informasi mengenai kekerasan yang dia alami selama tinggal di rumah itu. Terutama perihal kekerasan seksual yang dia alami." jawab Amara. "Kronologi kejadian menurut Lili, adalah keluarganya marah karena dia pulang diantar laki-laki, Pak Daren. Menurut pengakuan Lili, ajeng dan Arion sempat mencegah Sadewa. Tapi yang seperti kita tahu, upaya mereka gagal. Sadewa menusuk Lili. Arion mungkin adalah orang yang menelepon ambulans setelah kejadian terjadi. Karena Lili mengatakan bahwa Arion sempat ingin menolongnya tapi diancam oleh Sadewa."
"Lalu bagaimana dengan kekerasannya?" tanya Sagara lagi.
"Sudah terjadi sejak Lili berusia 8 tahun. Itu artinya sejak 9 tahun yang lalu. Ajeng tidak terlibat. Tapi kami akan menyellidikinya lebih lanjut. Karena pasti ada alasan kenapa Ajeng tidak melaporkan tindakan Sadewa selama 9 tahun. Juga keterlibatan Arion. Saya masih belum bisa mendapatkan informasi apapun dari Lili mengenai Arion." jawab Amara.
Sagara diam. Banyak pertanyaan berlalulalang di otaknya. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang lebih sama dengan yang Amara. Apa yang diinginkan Sadewa dari Lili? 17 tahun penculikan tanpa surat tebusan sama sekali. Apakah benar Sadewa pelaku penculikannya? Ataukah Sadewa hanyalah kambing hitam?
"Saya akan kembali ke kantor. Kalau ada hal yang ingin Anda tanyakan, atau mungkin ada informasi lanjutan yang bisa membantu penyelidikan kasus ini, tolong hubungi saya secepatnya." ucap Amara.
Sagara mengangguk dan mempersilakan Amara pergi. Tidak ada gunanya menahan wanita itu lebih lama. Sagara harus menyelidikinya sendiri. Keberadaan Arion yang hingga kini belum diketahui terasa sangat janggal. Anak buahnya mengatakan bahwa ketika Sadewa dan Ajeng sampai di bandara, Arion sama sekali tak tampak bersama mereka. Kemungkinan Arion memang tak pernah memasuki wilayah bandara. Entah disembunyikan atau Arion pergi meninggalkan kedua orang tuanya, hilangnya Arion membuat Sagara dan Daren mencurigainya sebagai pelaku pemerkosaan Lili.
Sagara bersumpah akan menemukannya, dan memberikan hukuman dengan caranya sendiri.
#####
Halo sayang-sayangku :* Gimana ceritanya so far?
Kira-kira Arion kemana ya?
Tulis pendapat kalian di comment yaa, love. Jangan lupa votenya :*
Siyuwenaisiyu :*:*:*
YOU ARE READING
Princess In Distress
ChickLitApa jadinya jika ternyata nama yang kita miliki selama ini ternyata bukanlah nama kita? Apa jadinya jika masa lalu kita yang kita tahu selama ini ternyata hanyalah sebuah kebohongan? Itulah yang Lili alami. Belasan tahun dia dibohongi oleh kedua ora...