-HAPPY READING-
Perpustakaan sekolah siang itu sunyi. Cahaya matahari yang lembut masuk melalui jendela besar, menyinari rak-rak buku yang berjajar rapi. Di salah satu sudut ruangan, Yara duduk di meja panjang, membuka buku tugas dengan sedikit bosan. Di depannya, Starla sibuk mencatat sesuatu sambil menggigit ujung pulpen, tampak tenggelam dalam pikirannya.
"Kayaknya hari ini bakal jadi hari yang panjang." gumam Yara, memecah keheningan.
Starla mengangkat wajahnya dan tersenyum. "Iya, kalau Ghea ada, pasti nggak sepi kayak gini."
Yara mengangguk setuju. "Iya. Biasanya dia yang paling rame, kan?"
"Dia sakit apa sih?" tanya Ghea.
Yara menutup bukunya, menyerah memaksakan setiap materi masuk ke dalam otaknta. "Katanya dia demam dari semalem"
Starla meletakkan pulpennya, tampak berpikir sejenak. "Terus gimana keadaannya sekarang?"
"Tadi pagi aku chat dia." jawab Yara. "Dia bilang masih agak pusing, tapi udah minum obat."
Starla menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap Yara dengan mata berbinar. "Eh, gimana kalau nanti kita jenguk dia? Pasti dia seneng kalau kita dateng."
Yara langsung tersenyum, antusias dengan ide itu. "Iya! Aku juga kepikiran buat jenguk dia. Kasihan Ghea, pasti bosen sendirian di rumah."
Starla mengangguk setuju. "Sebelum ke rumahnya, kita beli sesuatu, yuk! Oleh-oleh kecil gitu, biar dia seneng."
Yara menepuk meja pelan, menyukai ide itu. "Setuju! Mungkin kita bisa beli buah atau cokelat. Ghea suka yang manis-manis, kan?"
"Bener banget! Kita cari yang dia suka aja," balas Starla sambil tersenyum lebar.
Yara tertawa kecil. "Bisa, tuh. Nanti kita cari bareng, ya."
Obrolan mereka terhenti saat suara bel sekolah berbunyi, menandakan pelajaran terakhir akan segera dimulai. Keduanya bergegas keluar dari perpustakaan.
Saat bel terakhir berbunyi, Yara mengirim pesan ke Aidan, memberitahu bahwa dia akan pergi ke rumah Ghea dan tidak perlu khawatir.
Setelah sekolah usai, mereka berdua melangkah menuju mobil Starla. Yara merasa beruntung karena Aidan tidak ada di kelas hari itu, dia sedang mengikuti latihan untuk pertandingan Basket antar SMA tingkat nasional. Dia bisa sejenak memiliki waktu tanpa pengawasan saudara-saudaranya.
Starla mengemudikan mobilnya menuju sebuah mall yang cukup besar di dekat sekolah. Namun, saat memasuki area parkir, Yara merasa ada yang aneh. Starla memilih untuk memarkir mobil di sudut paling jauh, di tempat yang sepi. "Kenapa kita parkir di sini? Banyak tempat kosong tadi." tanya Yara.
Starla tersenyum, tapi senyumnya tampak sedikit aneh. "Biar aman." jawab Starla singkat. Dia tidak segera turun dari mobil. Alih-alih dia melihat sekeliling seperti mencari sesuatu.
Yara mengernyitkan dahi tanda tak mengerti, namun tak mau berdebat. Starla meminta Yara untuk menunggu sebentar karena dia ingin menemui temannya. Yara merasa tidak nyaman ditinggal sendirian, tetapi dia menuruti permintaan Starla.
Dalam kesunyian itu, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan masuk dari Aidan. "Yara, kamu di mana sekarang?" tanya Aidan, nada suaranya tampak khawatir.
"Masih di jalan mau ke rumah Ghea." jawab Yara.
"Kok nggak nunggu aku?" tanya Aidan dengan nada khawatir.
Yara memutar matanya. "Aku cuma pengen jenguk Ghea sebentar kok. Abis itu langsung pulang." jawabnya.
"Terus kamu sama siapa?" tanya Aidan lagi.
YOU ARE READING
Princess In Distress
Genç Kız EdebiyatıApa jadinya jika ternyata nama yang kita miliki selama ini ternyata bukanlah nama kita? Apa jadinya jika masa lalu kita yang kita tahu selama ini ternyata hanyalah sebuah kebohongan? Itulah yang Lili alami. Belasan tahun dia dibohongi oleh kedua ora...