💐chapter 32💐

187 6 0
                                    

Rumah sakit pelita

Askara terbaring lemas di kasur rumah sakit, dirinya dinyatakan koma oleh dokter.

"Hiks aska!! Bangun!!." Teriak Elisa, dirinya masih belum bisa menerima askara yang dinyatakan koma oleh dokter.

"Udah sa, kamu jangan kayak gini sekarang kamu makan ya kasihan baby yang didalam perut kamu belum makan dari tadi." Karina berusaha membujuk Elisa agar tabah dengan kenyataan ini.

"Hiks gak!! Lisa gak mau makan, sebelum aska bangun Lisa gak mau makan!!." Tegasnya.

"Kamu jangan gini, pasti askara sedih kalau ngeliat kamu begini." Sahut Karina, ia masih mencoba untuk membujuk Elisa.

"Gak kak!! Lisa gak mau!!."

"Udah Karina, biarkan saja Elisa dulu Nanti biar aku aja yang ngasih dia makan." Timpal Rafael.

"Tapi Elisa belum makan dari kemaren sayang, nanti janinnya Elisa lemah." Karina masih kekeh.

"Iya aku tau, nanti aku bujuk dia." Ucap Rafael membujuk kekasihnya itu.

Sedangkan anggota retros memandang dengan tatapan yang sulit diartikan kearah sang ketua ditambah lagi dengan Elisa yang sungguh sangat kacau sekarang.

"Gue kasian banget sama Bu ketu." Ucap Romel sambil mengelap ingusnya.

"Iya gue juga, apalagi Bu ketu lagi hamil kecebongnya pak ketu." Timpal tiyo.

"Kecebong,kecebong Lo kira benih nya askara kecebong apa!!." Ketus Marcello, ia masih tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

"Itu aja Lo permasalahin!, Kata dokter askara koma nya berapa lama?." Tanya Romel mulai serius.

"Kata dokter, kemungkinan besar cuman satu Minggu." Sahut Marcello dengan tampang dinginnya.

"Satu Minggu, bisa-bisa Bu ketu jadi gila kalau kayak gini."

"Huftt!! Gue kasian banget liat Elisa." Marcello keluar dari ruangan askara.

.
.
.
.

Pagi hari

Elisa masih belum makan dari kemaren sampai-sampai semua anggota retros kewalahan untuk membujuk istri ketuanya itu.

Tiba-tiba tangan askara bergerak, Elisa yang memang menyenderkan kepalanya ditangan askara bisa merasakannya, Elisa tersenyum simpul saat melihat tangan askara bergerak.

"Kak fael!! Tangan nya aska bergerak." Teriaknya histeris.

Rafael berlari memencet tombol yang berada di samping askara dan tak lama setelah itu dokter datang.

"Ada apa dengan pasien?." Tanya sang dokter.

"Tangannya mulai bergerak dok." Sahut Rafael.

"Ini kabar bagus, tunggu sebentar saya cek keadaan pasien dahulu." Dokter itu memeriksa keadaan askara.

"Gimana dok?." Tanya Elisa tak sabaran.

"Alhamdulillah sekarang pasien sudah pulih, sekarang pasien hanya sedang tidur saja." Ucap sang dokter yang membuat Elisa menangis bahagia.

"Hiks... Makasih yaallah engkau telah mengabulkan doa hamba." Lirih Elisa lalu ia kembali duduk di samping suaminya.

"Syukurlah, makasih ya dok." Sahut Rafael, dokter itu mengangguk dan pergi meninggalkan ruang inap askara.

"Sekarang kamu makan dulu ya sa, kasian keponakan Abang." Rafael masih berusaha untuk membujuk adiknya itu.

Elisa mengangguk dan Rafael pun tersenyum. "Abang beli makanan dulu ya."

SI CULUN PUNYA PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang