💐chapter 33💐

274 8 2
                                    

7 bulan telah berlalu.....

Hari ini pas 9 bulan usia kandungan Elisa, sekarang Elisa sedang berbaring-baring di kasur empuknya.

"Mama, Lisa mau makan rujak." Rengek nya kepada sang mama, ya!! Semenjak kejadian askara yang terkena pistol itu, mama Elisa meminta sang anak untuk diam di mansion kembali.

"Rujak? Jangan sayang itu tidak baik untuk cucu mama." Sahut Laras sambil tersenyum kearah sang anak.

"Huaaa pokoknya Lisa mau rujak!!." Kekehnya.

"Iya-iya, bentar mama telpon askara dulu ya!!." Laras bergegas mengambil ponselnya dan berniat untuk menelpon menantunya itu yang sedang bekerja di perusahaan sang suami.

Tiba-tiba Elisa menangis sambil berteriak-teriak kesakitan.

"Argh!!! Mama perut Lisa sakit!!." Teriaknya yang membuat sang mama kaget dan melemparkan ponselnya ke sembarang arah.

Laras berlari dan memangku anaknya.

"Hiks....perut Lisa sakit hiks...." Tangis Elisa pecah.

Laras sangat panik melihat anaknya yang kesakitan. "Aduh!! Gimana ini, ponsel tadi kemana pula perginya." Ucap sang mama panik sambil celingak-celinguk mencari ponselnya.

Ceklek.

Pintu terbuka askara terpaku melihat istrinya yang terlihat sangat kesakitan. Kantong kresek yang di bawa oleh askara terjatuh dari genggamannya dan berlari menuju sang istri.

"Lisa kenapa ma??." Tanyanya panik.

"Sepertinya Elisa mau melahirkan ka, cepat bawa Lisa kerumah sakit." Perintah sang mama.

Askara langsung menggendong Elisa yang masih kesakitan itu kedalam mobilnya dan bergegas menuju kerumah sakit yang terdekat.

Setelah beberapa menit perjalanan mereka akhirnya sampai di sebuah rumah sakit, askara berlari sambil menggendong Elisa yang berada di pangkuannya.

"Dokter!! Tolong bantu istri saya!!." Teriak askara tidak sabaran yang membuat dokter itu kaget.

Dokter itu tidak menjawab, ia langsung memanggil suster untuk membantu membawa Elisa ke ruangan bersalin.

"Bapak tunggu di sini dulu, biar kita periksa keadaan pasien." Ucap suster yang berparas cantik itu, tapi askara menatap ngeri kepada suster itu.

Askara hanya mengangguk lalu ia mendudukan pantatnya di kursi penunggu, namun ia tetap gelisah ia Kembali beridiri dan berjalan kesana dan berjalan kemari.

Tiba-tiba dokter keluar dari ruang salin elisa, askara langsung berlari dan menanyai keadaan Elisa.

"Gimana keadaan istri dan anak saya dok??." Tanya askara cemas, ia mengusap kepala nya frustasi.

"Hemm, istri anda keadaannya sangat lemah, jadi kita harus melakukan operasi secepatnya." Sahut sang dokter.

"Langsung operasi saja dok!! Jangan tunggu lama lagi!!." Bentak askara.

Dokter itu mengangguk dan memindahkan Elisa ke ruangan operasi.

Di luar ruangan operasi, askara masih frustasi, sang mertua berusaha untuk menenangkan menantu nya itu namun sia-sia askara masih belum bisa tenang.

"Operasi nya masih lama ya ma?." Tanya askara kepada mama mertua.

"Sabar ka, baru juga 1 jam." Sahut sang mama, Laras terlihat tenang saja namun di hatinya sangat-sangat lebih khawatir dari pada askara, ibu mana coba yang gak kahwatir?

Setelah 5 jam operasi, akhirnya operasinya selesai dan dokter pun keluar dari ruangan operasi sambil tersenyum manis.

"Gimana dok? Operasinya berjalan dengan lancar kan? Anak saya gimana dok? Dan istri saya baik-baik aja kan dok?." Tanya nya posesif.

"Alhamdulillah elisa baik-baik saja, dan anak kembar kamu juga baik-baik juga." Sahut sang dokter.

Degh!!

"Anak saya kembar dok?." Tanya askara berbinar. Ya!! Karena mereka tidak pernah USG sebab Elisa cuma ingin kejutan saja.

"Iya anak bapak kembar, tetapi beda gender." Ucap sang dokter.

"Boleh saya masuk?." Tanya askara, sekarang wajah askara sangat ceria tidak seperti saat pertama tadi.

"Boleh." Sahut sang dokter, askara bergegas masuk kedalam ruangan operasi bersama dengan mama mertuanya.

Ceklek.

Elisa masih terbaring di atas brankar, askara bergegas menuju anaknya yang berada di samping Elisa.

Askara menggendongnya secara bergantian dan mencium kening kedua anaknya. 'kalian benar-benar mirip denganku' batin askara, askara tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi, walaupun anaknya yang satu perempuan tetapi wajahnya lebih mirip dengan askara.

"Kamu akan menamai nya siapa ka?." Tanya sang mertua.

"Queenza Naraya aldebaran & king rafandra aldebaran."sahut askara.

"Nama yang bagus nak." Ucap sang mertua.

Askara kembali meletakkan sang buah hatinya ke tempat semula lalu ia berpamitan kepada mertuanya untuk pergi ke mansion aldebaran karena ingin memberitahu keluarganya dan anggota gengnya tentang kelahiran bayi kembarnya itu.

Sungguh seperti pinang di bela dua askara, rafandra, dan Naraya sangat - sangat mirip, hanya saja rafandra memiliki lesung pipi yang mungkin turun dari Elisa.

.
.
.

Mansion aldebaran.

Gendis sedang bermain dengan cucunya yaitu kilandra, sekarang usia kilandra sudah genap satu tahun, kenapa kilandra bisa berada di mansion aldebaran? Karena kemarin gendis menjemput cucunya itu dan membawanya ke mansion.

BRUMMMM... BRUUUMMMM .....

Motor askara memasuki gerbang mansion keluarga aldebaran, kilandra yang memang sedang berada di taman depan mansion bersama Oma nya pun langsung berlari dan masuk kedalam pelukan askara.

"Daddy..." Sahut kilandra, lalu ia memeluk leher daddynya dengan posesif.

"Ada apa sayang?." Tanya askara, tak biasanya kilandra seperti ini terhadapnya.

"Daddy, Ndak nindalin tilan Tan? (Dandy, gak ninggalin Kilan kan)?." Askara terkekeh mendengar ucapan sang anak.

"Enggak sayang, Daddy gak bakal ninggalin kamu." Sahut askara dan mengecup kening putranya.

"Kamu mau liat dedek bayi tidak?." Tanya askara yang membuat kilandra bingung setengah mati.

"Emang tala nya ghimana? (Emang caranya gimana?)." Tanya kilandra, karena biasanya dirinya selalu merengek-rengek minta bertemu dengan dedek bayi tetapi askara selalu menjawab kalau dedek bayi lagi berada di perut mommy.

"Dedek bayi udah keluar." Ucap askara dan kilandra pun tersenyum lebar.

"Dedek tilan pelempuan apa lati-lati?(dedek Kilan perempuan apa laki-laki?)."

"Keduanya nak." Sahut askara. Gendis yang sedari tadi hanya mendengarkan celotehan dari mulut askara dan kilandra sekarang ia sedang mencerna ucapan askara.

"Cucu mama kembar ka?." Tanya gendis dengan wajah yang berbinar.

"Iya ma, mereka berdua mirip banget sama aku ma." Sahut askara tak kalah berbinar.

"Huaaaa emang tilan dak milip ya cama Daddy? (Huaaa emang Kilan gak mirip ya sama Daddy?)."

Askara tertegun mendengar ucapan anak angkatnya itu. "Bukan gitu sayang, Kilann juga mirip kok sama Daddy, kan Kilan anak pertama nya Daddy." Ucap askara menenangkan hati sang anak.

Memang benar, bahwa kilan juga mirip dengan askara tetapi tidak terlalu mirip hanya saja mata,hidung, dan bibirnya saja yang mirip.

Kilandra kembali memeluk askara dengan posesif, ia sangat takut kalau askara akan di ambil oleh dedek bayi nya.

Kok kilan gemes banget sih!! Mau author karungin gak lan?,kalau mau nanti author jemput deh pakek bajai, tapi cuman makek bajai ya lan😌

.
.
.

Next part??

SI CULUN PUNYA PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang