💐chapter 26💐

258 10 0
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.

Jam 10 malam

Di hotel tempat diadakannya resepsi, lebih tepatnya di dalam kamar pengantin. Askara memasuki kamar pengantin sedangkan Elisa sudah sedari tadi masuk ke dalam kamar karena kelelahan.

Melihat sang istri yang sudah terlelap, membuat askara mengurungkan niatnya. Apalagi kalau bukan untuk mencetak Askara junior.

Askara membersihkan dirinya dan segera merebahkan tubuhnya di samping sang istri. Sambil memeluk tubuh elisa.

"Untung kamu sudah tidur. Lain kali, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan lagi sayang." Gumam askara, lalu memejamkan matanya.

Mata elisa perlahan terbuka, dirinya mendengar gumaman sang suami. Dirinya juga ingin, namun ada rasa takut juga gugup.

Elisa terkejut saat mata askara juga terbuka. Pandangan mata terkunci.

Deg deg

Deg deg

Jantung keduanya berdetak cepat, juga terasa debaran-debaran di hati masing-masing. Perlahan tapi pasti askara mendekatkan wajahnya ke arah wajah Elisa. Walaupun jantung nya berdetak dengan keras, gugup juga takut. Namun Elisa tidak bisa mengabaikan kewajibannya sebagai seorang istri.

Askara semakin mengikis jarak di antara keduanya, sampai bibirnya menempel di bibir sang istri.

Elisa merasakan kegugupan dan juga takut. Namun, perlakuan askara yang lembut, membuat dirinya semakin nyaman. Askara mengikuti instingnya sebagai laki-laki sentuhan-sentuhan yang ia berikan agar sangan istri mersa nyaman. Dia tahu jika Elisa merasa takut dan gugup, itu terlihat dari tubuh sang istri yang tiba-tiba menegang seperti terkejut saat dirinya menyentuhnya. Sejujurnya dirinya juga merasa gugup.

Elisa merasakan desiran aneh di perutnya, kala sentuhan askara menyentuh kulitnya. Perlahan askara menindih tubuh elisa, penyatuan keduanya terjadi, hingga keduanya terlelap kelelahan.

.
.
.
.
.

Pagi hari.

mata Elisa mengerjap pelan. Dia merasakan ada yang menindih perutnya, setelah di sentuh ternyata ada tangan yang memeluk perutnya.

Elisa tersenyum mengingat kejadian semalam, ternyata seperti itu suami istri, pikir Elisa.

"Kenapa senyum?." Elisa tersentak karena mendengar suara askara. Dirinya tidak mengira kalau sang suami ternyata sudah bangun.

"Eng_enggak. Gak apa-apa." Jawab Elisa seraya memalingkan wajahnya.

"Semalam sakit?." Tanya askara.

Pertanyaan askara sontak membaut pipi Elisa memerah. Apa-apaan suami nya ini, menanyakan hal yang mungkin sudah tahu jawabannya, pikir Elisa. Elisa segera bangun, namun gerakannya terhenti saat terasa bagian di bawah perutnya perih. "Awwwsss." Ringis Elisa.

"Ada apa sayang? Perih ya? Maaf." Ujar askara.

Askara beranjak turun dari kasur tanpa rasa malu, dengan tubuh yang tanpa berbalut apapun. Elisa memalingkan wajahnya karena tiba-tiba saja pipinya terasa panas saat melihat dada bidang sang suami.

"Akkkkhh!." Pekik elisa saat tubuhnya di angkat ala bridal style.

Tentu saja itu membuatnya semakin malu, karena askara menyingkap selimut sebelum menggendongnya.

Askara membawa Elisa ke kamar mandi,lalu elisa turun setelah sampai di bawah shower. Dia menutupi dua area terlarangnya.

Askara tersenyum. "Kenapa malu? Aku udah melihat semuanya kok." Ujar askara.

SI CULUN PUNYA PAK KETUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang