Part 5

4.3K 177 2
                                    


Flashback

Rony membalas pesan Danny hanya dengan dua kata, "Yakali Dan"

Sehabis berbincang dengan semua keluarg,  Rony mengistirahatkan diri  di kamar Pasha.

Ya hanya Pasha yang masih tinggal dengan orangtuanya. Kamar Rony sudah dijadikan gudang dan kamar Niel sudah menjadi kamar Eyang.

"Bangun gak lu kak" marah Pasha kepada Rony yang sudah menjajah kasur kesayangannya

"Bentar aja elah lu juga masih mau mandi terus makan kan" 

"Pokoknya kalau gue udh balik lagi kesini lu harus pulang atau lu pindah ke ruang tv yak" omel Pasha

"Iye, pelit amat lu"

Pasha sudah ke kamar mandi dan Rony kembali memejamkan mata. Tetapi Rony tidak benar-benar tertidur, melainkan dia memikirkan omongan eyangnya. Bagaimana caranya dia harus mencari pasangan saat ini. Dia sudah nyaman sendiri dan dia juga memiliki trauma dengan wanitasaat sebelumnya dia pernah diselingkuhi oleh sang mantan. Ia dia Fiona.

Tak terasa sudah pukul 11 malam tapi Rony malah tertidur pulas hingga saat Pasha masuk dia berteriak.

"Bundaa, kakak nih malah tidur" herannya Rony sama sekali tidak terusik. 

Karena Rony tidak juga bangun sehingga Rony pindah tidur dibawah kasur Pasha yang sudah dipasangkan dua selimut tebal oleh papinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 1.30 dini hari dan Rony terbangun dan kaget melihat dirinya masih berada di kamar Pasha. Dia pergi mencuci mukanya dan bergegas menyalakan mobilnya ditengah malam itu menuju apartemennya. Sehingga pukul 2.20 pagi dia sampai apartemennya dan segera tidur tanpa mengganti pakaian.

Flashback end

...__...

"Tok..tokk..tok..." 

"Bu Salsa ayo saya antar untuk menemui Pak Rony" ujar Shayla dan diangguki oleh Salsa

"Kak nanti jadi mau makan siang bareng?" tanya Salsa kembali  kepada Novia.

"Jadi dong, nanti gue tunggu di lobby aja ya soalnya biar Rony gak tau hehe" Novia malas kalau Rony tahu dia pasti akan sangat kepo

"Oke kak. Aku ke ruang pak Rony dulu ya" Novia hanya memberikan jempol dan berlalu kembali duduk di kursi presdirnya.

...__...

"Maaf Pak, Bu Salsa nya apakah sudah bisa menemui bapak?" Kini Shayla sudah  berada di ruang kerja Rony.

"Ohh iya bisa bisa dong. Suruh saja dia masuk shay"

Salsa membuka pintu ruang kerja Rony dengan perasaan yang campur aduk antara takut tapi juga sedikit tenang karena melihat sekretaris Rony yang ramah seperti Shayla.

"Pagi Pak Rony" jawab Salsa yang sedikit canggung.

Rony segera berdiri tetapi belum melihat Salsa karena dia masih mengecek ponselnya.

"Silahkan duduk Bu Salsa" Rony sudah melihat ke arah Salsa

"Maaf ya tadi lama menunggu saya ya, dijalan ada sedikit gangguan" Salsa hanya tersenyum sambil menatap lurus mata Rony.

"Jadi bagaimana bu, sudah bisa saya lihat rundown acara hotelnya?"

"Oh iya pak sebentar" Salsa segera membuka tas jinjingnya dan menyerahkan proposal acara yang diminta Rony.

Rony seperti tersihir dengan wajah cantik Salsa, tanpa ia sadari dirinya tidak mengalihkan pandangan sedikitpun dari wajah Salsa.

"Ini pak" Rony hanya diam saja menatap Salsa kosong.

"Pak? Pak Rony!" Rony sangat terkejut dengan panggilan Salsa yang cukup keras.

Akhirnya Rony membaca proposal dan mengangguk-angguk kecil seperti paham dengan acara yang akan Batavia Food sponsori hidangan menu makan malamnya.

"Saya suka dengan konsepnya. Jadi acaranya akan dimulai pukul 6.30 malam dan selesai pukul 10 malam ya?" Rony memastikan sekali lagi

"Iya Pak.Makan malam utama akan dikeluarkan pukul 7.15 setelah beberapa sambutan berbagai perusahaan" 

"Kalau begitu, apa perlu kami sediakan juga makanan penutupnya?"

"Jika Batavia Food bersedia, boleh juga pak. Kebetulan acara ini juga membebaskan para tamu membawa keluarganya jadi mungkin akan semakin banyak tamu yang hadir"

"Okay nanti saya sampaikan."

""Ohya Pak, kemarin sempat ada beberapa tragedi di Hotel saya. Apa penyajian makanan dari perusahaan Bapak juga di sertai kitchen supplies nya pak? Salsa mulai ke arah poin utamanya.

"Tenang saja kebetulan memang langsung dari salah satu restoran kami kok bu, jadi kamu hanya minta bantuan pelayan yang menyajikannya saja" Rony menjelaskan dengan senyuman yang menenangkan Salsa.

"Oh Terimakaih banyak Pak. Dari saya sepertinya hanya itu saja."

Tanpa aba-aba Rony menjawab

"Apa saya boleh minta nomor ponsel Bu Salsa? Oh iya boleh saya panggil Salsa saja?pertanyaan Rony yang sangat bertubi-tubi membuat Salsa bingung sekaligus kaget mendengarnya" 

"Kalau tidak boleh juga gak papa kok" Rony tidak melihat respon Salsa

"Oh Boleh pak, tapi saya tetap panggil Pak Rony saja ya. Dan ini nomor ponsel saya" Salsa segera merobek notes kecil dari tasnya dan menuliskan nomornya.

"Terserah kamu aja, Rony boleh, Bapak juga tidak masalah" 

Tunggu? kamu? Jangan salah paham Rony seperti itu bukan berarti ingin menggoda Salsa namun sifatnya yang memang ramah dan senang membuat relasi.

Namun sepertinya Salsa lah yang mulai merasa sedikit tersanjung dengan perkataan Rony.

"Sudah saya simpan ya Sal. Oh iya sebentar lagi makan siang. Sebagai permintaan maaf saya apakah kamu mau makan siang sama saya saja? Nanti kita cari diluar atau minta tolong Shayla pesankan online." Rony dengan percaya diri menawarkan.

"Tidak usah repot-repot Pak. Saya juga sudah ada janji sehabis ini."

"Oh begitu, sorry ya saya tidak menanyakan jadwal kamu dulu."

Kemudian Salsa lekas berdiri. Entah kenapa Salsa sedikit gerah jika berbicara dengan seorang Rony yang begitu murah tersenyum. Apakah ini adalah penyebab Salsa yang sudah terlalu lama menjomblo? Batin Salsa.

"Baik Pak, kalau sudah tidak ada diskusi lagi saya lebih baik permisi ya Pak khawatir menyita banyak waktu Bapak" Salsa

"Oh iya Sal, silahkan saja. Nanti kalau ada pertanyaan tidak masalah kan saya hubungi langsung melalui whatsapp?" Salsa menyetujui langsung.

...__...

Saat sudah berada di luar ruang kerja Rony, Salsa bertemu dengan Shayla.

"Bagaimana Bu Salsa sudah selesai urusan dengan Pak Rony nya?" 

"Sudah mba. Terimakasih banyak ya hari ini saya sudah banyak sekali merepotkan" Salsa

"Sudah seharusnya saya begitu kok bu. Tadi sudah ditunggu Bu Novia dilobby"

"Iya mba, saya permisi ya."

Tanpa Shayla maupun Salsa sadari Rony mendengar percakapan sekretarisnya dengan Salsa.

"Ohh janji yang Salsa maksud itu sama kak Novia" Rony berbicara dalam hatinya.

Ya Rony sebenarnya memanggil Novia dengan sebutan "kakak" tetapi karena sudah terlalu akrab maka dia lebih sering memberi panggilan ibu presdir yang menurut Rony itu bisa terlihat formal jika didepan karyawan lain.

...__...






AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang