Part 36

3.7K 156 5
                                    

Setelah mengantar Tasya pulang dengan selamat ke rumahnya, Pasha tidak kembali ke rumah orangtuanya. Dia memilih untuk menginap di rumah baru Niel. Pagi harinya Niel belum menyadari bahwa ada seseorang yang sudah menyelinap masuk dan tidur  di salah satu ruang kamar tamu dirumahnya. Niel yang bangun dengan langsung mencari ponselnya seketika terkejut melihat banyak daftar missed call yang masuk tadi malam. Ada Bundanya, Novia, dan terakhir Pasha. Akhirnya, abang tertua di keluarga Aryatama ini memilih untuk menghubungi ibunya lebih dulu.

"Kenapa bun telepon abang?"

"Nak, adek menginap di kamu apa kakak ya? Rony ponselnya gak aktif dari semalam."

"Bentar Niel cek dulu ya" Pasha sudah sering menyelonong masuk tanpa izin ke rumah abang maupun apartemen kakaknya. Jadi sudah tidak aneh bagi Niel dan Rony jika melihat sosok Pasha di pagi hari.

"Iya noh masih tidur bun. Kenapa bun dia gak izin ya?"

"Abang, adek udah tau semuanya." Bunda Dena

Degh

"Kok bisa bun? Siapa yang kasih tahu bun? Papi kan lagi sama eyang kung di karawang"

"Panjang nak ceritanya. Dia juga udah tau lama kayaknya" Niel semakin bingung dengan penjelasan bundanya yang terlalu mentah.

"Yaudah biar dia disana dulu ya nak."

"Kalau enggak nanti Niel siangan kesana ya sama Novia mau kasih undangan bun"

"Udah jadi Niel? Apa yang masih kurang?"

"Tinggal fitting baju final Novia yang kemarin kekecilan"

"Alhamdulillah. Semoga semuanya lancar ya Niel. Maaf bunda gak bantu banyak di acara kamu" Ya Novia yang memang sudah sangat mapan dia tidak ingin merepotkan ibu dan juga ibu mertuanya untuk membantu keperluan pernikahannya terutama dalam urusan material.

"Ya ampun udah berapa kali bunda minta maaf ke kita. Lagian acaranya kan sederhana jadi gak terlalu butuh bantuan kok bun" ucap Niel menenangkan bunda.

...__...

Setelah melakukan ibadah dipagi hari,  Salsa tidak berniat untuk melanjutkan tidurnya melainkan segera membangunkan Rony.

"Ron! Bangun! Udah jam setengah 6 ini, kamu gak ibadah? RONYYY!" Salsa sudah kembali ke sifat aslinya yaitu cerewet jika sudah bersama dengan seseorang yang membuatnya nyaman.

"Auu-hee kenapa Sal? Aku masih ngantuk" jawab Rony sambil menguap lebar.

"Ayuuuk" dengan memaksa Salsa menarik kuat lengan Rony.

"Iya iyaaa"

Rony pun sudah selesai melakukan ibadah paginya dan juga membersihkan wajahnya disertai mengoleskan obat luar pada memar dan bekas lukanya. Tiba-tiba Salsa duduk disebelah Rony dengan wajah yang sudah terlihat sehat dan berseri.

"Ada apa nih senyum-senyum?"Rony pun ikut tersenyum lebar menatap wanita disebelahnya.

"Minta alamat rumah kamu boleh?" Salsa

"Ha? Mau ngapain kamu?" seperti laki-laki normal pada umumnya Rony sudah berpikir hal yang diluar angkasa..ha ha ha

"Yeuu..maksud aku rumah orangtua kamu" Rony semakin bingung.

"Aku mau kenalan sama keluarga kamu" suara Salsa berubah menjadi lebih pelan ketika mengungkapkan maksud dirinya meminta alamat rumah orangtua Rony. Dia juga mengalihkan pandangannya,  menundukkan kepala, karena rasa malu dan takut akan Rony yang tidak akan menyetujuinya. Tanpa disangka respon Rony justru sebaliknya.

"Sal??" tangan Rony terangkat menangkup keningnya. Rony yang sebenarnya salting karena ia mengerti apa yang akan dilakukan Salsa adalah untuk memperjuangkan hubungan mereka. Mengetahui respon Rony yang positif, Salsa semakin menjadi yakin dengan sikapnya.

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang