Part 32

3.4K 137 4
                                    

Rony menghentikan mobilnya tepat di depan pintu lobby UGD saat mereka sudah tiba di sebuah Rumah Sakit yang berlokasi di dekat kampus Tasya.

"Ayo cepat turun dek bantu Tasya" perintah Rony

"Lah gua nih yang bantu Salsa?" ragu Pasha karena sarkas Rony saat sebelumnya.

"Iya lah masa gua. Ntar kalau Salsa sadar dia pingsan lagi gimana?"

"Yauda sya yuk" Pasha dengan cekatan membuka pintu mobil belakang dan menarik pelan lengan Salsa untuk dia gendong lagi ke dalam UGD. Rony hanya menatap nanar wajah lemah Salsa dari kaca depan mobil pribadinya.

Sal kenapa sih aku harus lihat kondisi kamu yang seperti ini. Maaf ya aku gak bisa bantu kamu secara langsung. Kamu juga gak mau kan kalau aku bantu saat ini?

Pasha dan Tasya tengah sibuk bergantian untuk menjaga dan  mengurus administrasi Salsa di Rumah Sakit.

"Kak aku gak bawa uang lebih untuk biaya Rumah Sakit. Tas dan kartu atm semuanya aku simpan di Hotel."

"Ya udah ini bawa kartuku dulu sya. Soalnya kalau aku yang urus kan aku gak tau biodata Salsa."

"Aku juga gak tau kak. Aku pun gak tahu alamat rumah kak Salsa jadi aku juga sama gak bisa jawabnya.

"Waduh mana gak ada yang aku kenal lagi keluarganya" Pasha mendadak bingung

"Udah gue urus semuanya kok" tiba-tiba Rony datang menimbrung mereka yang berada di ambang pintu UGD.

"Eh kak syukurlah. Gua kira lu dah balik ke kantor. Eh iya gue cuma bisa sampe jam 3 nih. Ada sif  jaga RS mulai jam 4."

"Tasya bisa kok kak jaga kak Salsa sampai siuman nanti. Mungkin aku juga akan temani kak Salsa sampai tiba di rumahnya."

"Bukannya kamu juga harus kembali ke Hotel sya?" kini Rony yang bertanya pada Tasya.

"Gak jadi kak. Tadi pas perjalanan ke sini aku udah chat Pak Richard buat izin ambil cuti satu hari penuh."

"Makasih banyak ya sya" Rony sangat bersyukur Salsa memiliki sahabat yang sangat pengertian seperti Natasha. Pasha juga tak kalah kagum dengan kepribadian Tasya yang memiliki tutur kata dan hati yang sama lembutnya.

"Kedip woy!" Rony menyadarkan Pasha yang sedang asik mengindahkan pandangannya menatap Tasya. Mereka berdua pun mendadak kikuk akibat ledekan yang spontan dilemparkan Rony.

"Ya udah kalian masuk sana. Gue tunggu didepan aja." Rony

"Lah lu gak ke kantor kak?"

"Nanti, gue mantau Salsa dulu. Oh iya sya gue minta nomer lo boleh?" 

Pasha yang mendengar sang kakak meminta nomor Tasya segera menyipitkan mata dan mengikuti arah pergerakan ponsel Rony yang sudah di sambut baik oleh Tasya. Dia pun menghafalkan semua angka yang ditekan Tasya sebanyak dua belas digit. Astaga bisa aja lo Pasha.

"Thank you sya. Yaudah gue tunggu diluar ya. Lo mau balik sekarang apa nanti?" kini Rony kembali kepada Pasha.

"Gua ikut Tasya kedalam dulu kak liat Salsa."

"Dasar modus lu" Rony membisikkan ke telinga Pasha yang dibalas cengiran tengil dari adik bungsu semata wayangnya.

Sebenarnya hubungan kak Rony dan kak Pasha ini apa sih? Batin Tasya

...__...

"Kak Salsa udah sadar?" Tasya yang sudah mendekat pada Salsa seketika kaget melihat sahabatnya kini sudah duduk dan memainkan ponselnya.

"Udah daritadi. Malahan dokternya juga udah visit kesini dua kali sya. Kalian kemana aja sih baru mau aku hubungi"

"E-etadi kita di depan kak urus kepentingan admin kak Salsa."

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang