Part 23

3.7K 161 0
                                    

Rony terkejut dengan tangan Salsa yang tiba-tiba menapaki dahinya.

"RONN! Badan kamu masih panas ron. Kok gitu sih bandel banget. Kamu kemarin gak jadi ke rumah sakit?" Rony menggeleng

"Minum obat berapa kali?"

"Satu kali" jawab Rony datar

"Makan hari ini udah berapa kali?"

"Baru sekali"

"RONYYY!!!" teriakan Salsa cukup mengalihkan pandangan semua mata manusia yang berada di taman tertuju pada mereka

"Ssstt.. kamu bikin semua orang nengok Sal"

"Biarin! Mereka kan juga gak ngerti. Terus semalem makan tapi kan di pesawat?"

"Hehe gak abis tapi Sal abis aku udah ngantuk jadi gak enak makan banyak-banyak"

"IH alesan mulu" Salsa menepok bahu Rony dan mengahadapkan wajahnya lurus ke depan.

"Hey kok kamu malah ngambek?" Rony membawa wajah ke depan wajah Salsa melihat.
Salsa tidak menoleh ke wajah Rony sama sekali dan wajahnya ia tekuk hingga pipi gembulnya semakin terlihat lucu.

"Gimana aku mau napsu makan kalau vitamin aku belum ketemu" Rony menoel pipi Salsa sebelah

"Awas gak usah pegang-pegang aku. Aku gak mau ya kamu tuh sakit gara-gara aku. Gak suka!"

"Ya kalau sakitnya ada kamu bagus dong jadi aku gak akan lama-lama sakitnya" Rony masih menggoda Salsa dan itu membuat Salsa semakin marah dan pergi meninggalkan Rony.

"Saaal" rengekan Rony membuat Salsa berjalan sambil menahan senyumnya

"Apa?!" Salsa makin ketus ketika sudah berhadapan dengan tubuh Rony yang sudah menghadang Salsa didepannya.

"Jangan ngambek dong. Kan kita bakal LDR nanti. Aku cuma bisa 3 hari disini. Senin aku harus udah balik." Rony mencoba membujuk Salsa.

"LDR? Jadian aja enggak" lirih Salsa yang masih terdengar jelas dalam pendengaran Rony.

"Sini liat aku" Rony menarik dagu Salsa lembut untuk melihat matanya.

"Aku laki-laki dewasa Sal. Aku sudah bukan lagi Rony yang dulu punya segudang kata-kata manis untuk menarik hati wanita. Aku tau wanita butuh pernyataan cinta secara gamblang. Tapi apa sikap aku belum sangat jelas di mata kamu? Hmm?" Salsa menjadi tidak sanggup melihat mata Rony jika sudah seperti ini.

"Yah kok diem." Rony memeluk Salsa agar Salsa bisa mengeluarkan suaranya karena Rony mengira pasti Salsa malu jika harus membicaraman perasaan sambil bertatapan langsung.

"Jadi kamu mau kita jadian pake kata-kata yang mengumbar janji?"

"Kalau antara aku atau kamu ada yang mengingkari perkataan masing-masing gimana? Aku gak mau kalau nanti kita tidak berjodoh kedepannya dan putus pasti kita akan saling membenci Sal" Salsa sudah menangkap maksud yang dijelaskan Rony. Salsa teringat kisah cinta Rony yang pernah diceritakan Novia.

Salsa akhirnya memberikan respon dengan merenggangkan pelukan Rony.

"Gak kok. Aku gak mau kasih janji apa-apa juga ke kamu. Tapi aku cuma gak mau berharap aja ke kamu. Soalnya bisa aja kamu cuma anggap aku adik atau sahabat baik kamu gak lebih dari itu." Rony tersenyum melihat wajah Salsa yang masih belum berubah. Cemberut dan tidak mau menatap wajah Rony

"Lihat aku dong Sal kalau ngomong" Salsa pun dengan ragu-ragu mulai melirik Rony. Iya. Hanya melirik.

"Oke dengerin aku ya. Pertama. Aku gak punya adik kandung perempuan. Adik aku laki-laki. Jadi aku gak pernah tuh sakit karena kepikiran dia yang tiba-tiba gak ada kabar. Ogah banget. Kedua. Sahabat perempuan aku itu Novia. Kamu pernah lihat kan interaksi aku ke Novia gimana? Emang sama dengan aku ke kamu?" Salsa dengan polos menggeleng kecil dan sudah melihat Rony sepenuhnya.

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang