Part 35

3.7K 162 3
                                    

Kediaman keluarga Bapak Putera Aryatama

"Eh anak bunda udah pulang" bunda Dena menyambut Pasha dengan menangkup wajah anaknya dan mencium pipi Pasha. 

"Pasha mana Kakak lo?" Pasha tidak menanggapi sapaan orang yang sangat menggangu keluargnya semenjak satu bulan yang lalu. Iya. Dia adalah Fiona yang saat ini sedang bersama eyang Ratna menonton televisi bersama. 

"Eh ada siapa ini?" Bunda inisiatif ingin menaruh sepatu Pasha ke rak sepatu karena melihat anaknya yang hanya mencopotnya sembarang di teras rumahnya. Pasha lupa memberitahu bundanya kalau dia hanya mampir sebentar untuk mengambil helm dan meletakkan beberapa barang lalu pergi keluar lagi. 

"Malam tante" senyum Tasya merekah dengan sangat manis kepada bunda Pasha.

"Kamu dateng bareng anak tante? Siapa namanya? Masuk sini sayang. Maaf ya Pasha emang gitu suka malu kalau ajak temen perempuan." Tasya pun hanya menurut dengan sang bunda karena ia takut dinilai tidak sopan.

"Siapa bunda?" Siapa lagi kalau bukan Fiona. Semenjak ia drop satu bulan yang lalu, dirinya meminta untuk memanggil semua keluarga Rony dengan sebutan yang sama digunakan oleh anak-anak papi Putera. 

"Halo kak" Tasya mulai berjalan masuk ke dalam ruang keluarga Rony.

Eyang terpesona melihat wajah teduh dari Natasha karena ia seperti melihat wajah anak perempuannya sewaktu masih muda. Ya, Rony memiliki tante yang saat ini tinggal di London bersama suaminya.

"Siapa? Temannya Pasha ya?" sapa eyang. Fiona yang sudah melihat siapa yang datang bersama Pasha langsung  tidak menyukai Tasya. Ia pun seperti tidak asing melihat wajah Tasya sama halnya dengan Tasya yang seperti merasa pernah bertemu dengan Fiona.

"Iyaa" tasya tidak tahu harus memanggil wanita berumur itu dengan sebutan apa.

"Panggil saja eyang sini nak duduk" kalau ada yang bertanya kemana perginya bunda Dena, tentu saja beliau membuatkan minuman dan menyiapkan sedikit makanan untuk Tasya.

"Lo yang kerja di Hotel Roma bukan sih?" suara Fiona memecah keheningan yang terjadi.

"Iya kak benar. Tapi aku cuma pegawai magang aja bukan staf tetap" jawab jujur Tasya.

"Oh magang. Terus kenapa lu bisa kenal sama Pasha? Hotel? Wah kasian banget calon adik ipar gue di Hotel ketemunya malah sama lo ya"

"FIO! Kamu gak sopan banget ngomongnya! Maaf ya nak. Jangan diambil hati omongan Fiona" ucap eyang menetralkan. Jangan ditanya bagaimana wajah Tasya saat ini. Dia sudah berkali-kali menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa kesal yang bercampur rasa malu karena mendapat pandangan negatif mengenai pekerjaan yang ia lakukan selama ini.

"Lo temennya Salsa dong berarti?" Tasya sudah mengingat kalau Fiona ini adalah client hotelnya yang sebelumnya sudah membuat Salsa terkena skorsing.

"Iya" jawab Tasya singkat.

"Dih udah satunya goda Rony dan sekarang temennya ikut goda Pasha lagi" lirih Fiona yang masih bisa didengar Tasya.

"Gak kak aku gak pernah goda Kak Pasha"

"Eh sya. Tasya kan bener nama lu? Pasha sama Rony tuh jelas beda ya. Mungkin lo yang pegawai magang ngarep banget dapet cowok mapan seperti Rony, punya keluarga yang terpelajar dan yang jelas tampan. Emang sih Pasha juga gak kalah keren. Dia pinter, tinggi, calon cowok terpandang karena jelas masa depannya akan menjadi seorang Dokter. Tapi yang lo harus tau adalah dia itu bukan anak kandung di keluarga Aryatama, jadi pesan gue, lo jangan terlalu berharap bakal bisa jadi mantu seutuhnya dirumah ini." eyang sangat kaget mendengar semua perkataan Fiona yang sudah kelewat batas ini. Eyang sudah memegang dadanya karena takut jika cucunya mendengar semua yang dikatakan Fiona.

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang