Part 26

3.7K 142 5
                                    

"Kalian mau makan?" Edo yang baru tiba di kantor.

"Iya, ikut gak Rev?" Rony

"Gak Ron gue masih kenyang tadi abis ngafe di bawah"

"Lu berdua abis berantem? Edo berbisik dan di jawab gelengan tanpa suara oleh Rony

Salsa dan Rony sudah keluar kantor dan mereka menuju restoran yang menjual aneka sup khas korea untuk musim dingin.

"Kamu mau apa? Rony bertanya ke Salsa yang sedari tadi tidak berniat mengeluarkan suaranya.

"Aku samain aja kayak kamu ron?

"Oke" Rony tahu setelah mereka membahas Dikta dan saat Edo datang memasuki ruang kerja Salsa wajah wanitanya sudah memiliki warna yang berbeda.

Mereka pun menunggu makanan tetap saling berdiam dan larut dalam ponsel masing-masing. Namun Rony tidak ingin mereka seperti ini karena selain ia memang lebih dewasa,  mereka juga hanya memiliki waktu yang terbatas untuk bersama.

"Sal" Rony mengambil satu tangan Salsa tetapi sang pemilik tangan belum juga menatap Rony

"Kamu marah karena aku protes soal Dikta" Rony sudah mengelus punggung tangan Salsa dengan ibu jarinya.

"Engga Ron aku cuma takut aja"

"Takut apa?"

"Belum LDR aja kita udah saling bikin gak nyaman" Salsa berbicara dengan mata yang masih melihat layar ponsel.

"Sal, aku gak mau membuat janji kalau aku gak akan nyakitin hati kamu. Tapi sekarang kita berjauhan dan kamu sedang menata kehidupan kamu dari awal. Jadi aku ngerti kalau aku saat ini belum bisa jadi prioritas hidup kamu. Kita juga akan berjauhan. Tapi yang perlu kamu percaya kalau aku bukan laki-laki yang mudah untuk menjatuhkan pilihan hati kepada seseorang. Dua belas tahun aku sendiri Sal gak ada perempuan yang dekat sama aku apalagi pacar. Jadi kalau kedepannya aku ada nyakitin kamu itu bukan dari hati aku jadi kamu harus tetap yakin kalau kamu masih jadi pemenangnya." 

"Maksud kamu apa? Ada yang kamu sembunyikan ya Ron?

"Enggak. Itu kan cuma perkiraan aja. LDR pasti banyak ujiannya Sal" Rony mencoba meyakinkan Salsa.

"Yuk makan udah mau dingin ini" makanan yang mereka pesan sudah ada di meja mereka diantarkan pelayan saat mereka sibuk mengobrol.

Salsa dan Rony sedang sibuk mengisi perut mereka masing-masing dan segera kembali ke kantor Salsa.

"Ron aku udah gak mood lagi balik ke kantor" 

"Tapi kasian Sal si Edo masa dia semua yang ngerjain tugas kamu" Rony menasihati.

"Pengen jalan-jalan" Salsa melingkarkan tangannya di lengan atas Rony dan itu membuat si pemilik tangan menahan gemasnya.

"Iya nanti kalau kamu udah selesai kita jalan-jalan ya" sambil mengelus jemari wanitanya yang masih bertengger pada lengannya.

"Yeay! Aku cepet-cepet deh" 

"Eh jangan nanti hasilnya jadi gak sesuai."

"Tapi besok sore kan kamu udah balik" Salsa kembali tidak mood

Rony tersenyum. "Sekarang aja gak bisa banget jauh dari aku. Coba kemarin? Pergi gak bilang-bilang terus juga bikin drama ketemu calon suami" Salsa seketika melepas tautannya dari lengan Rony.

"Ih kan beda sama sekarang. Aku sekarang udah yakin sama kamu" jawab Salsa semakin lucu ditelinga Rony tapi juga membuat Rony merasa bersalah tanpa alasan.

"Sal aku jadi semakin merasa takut nyakitin hati kamu"

"Ron, kalaupun nanti kita sama-sama menyakiti. Tolong jangan benar-benar pergi ya. Aku lagi bahagia banget sekarang punya kamu jadi aku akan berusaha menjaga hubungan kita" Rony berkaca-kaca menahan rasa sedihnya memdengarkan ucapan tulus dari Salsa dan ia pun  takut tidak bisa mewujudkan keinginan Salsa untuk mempertahankam kepercayaan berharganya.

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang