Part 24

3.8K 164 0
                                    

"Besok aku sama Edo mau ke kantor Ron. Oma nyuruh aku seleksi berkas beberapa karyawan buat formasi baru team aku nanti" Salsa mulai terbuka dengan pekerjaannya saat ini.

"Aku ikutan boleh?" Rony tanpa ragu menawarkan diri 

"Hmm. Boleh. Tapi ada syaratnya?"

"Apa? Rony sebenarnya takut karena baru kali ini Salsa tidak langsung menjawab iya atau tidak

"Bantuin aku ya Bapak Direktur" cengiran Salsa sungguh hampir membuat jantung Rony berhenti berdetak

"Astaga jangan kayak gitu ya Sal!" seru Rony sambil memegang dadanya.

"Aku kira kamu bakal bilang gak" 

"Lah kan aku bilang boleh Ronyy" kesal Salsa

"Ya aku kira syaratnya bakal yang aneh-aneh"

"Aneh gimana maksud kamu?

"Kirain boleh tapi besoknya gak boleh ketemu kamu lagi" Rony berkata dengan menundukkan kepalanya

"Hahaha...!! Ron aku mah gak sejahat itu kali" Rony semakin kesal mendengar Salsa tertawa menganggap enteng

"Jahat ya. Coba kemarin kamu ninggalin aku gitu aja tanpa kabar terus pake bohong dulu. Kalau bukan jahat apa lagi namanya?! Salsa seketika mematung karena respon Rony terlihat sangat marah.

"Ma..aaff" Rony menjadi serba salah saat ini karena Salsa juga melepaskan tangan mereka.

"Hei aku gak marah Sal. Aku cuma mau minta kejelasan sama kamu kenapa kemarin kamu gak jujur aja sama aku soal kepindahan kamu kesini? Rony kembali mengambil tangan Salsa tapi kali ini kedua tangannya.

"Karena aku bingung. Aku takut salah menduga Ron. Kalau kamu bener ada perasaan lebih,  aku takut kamu gak akan mau LDR terus lebih parahnya lagi kalau respon kamu ternyata malah seneng, aku bakalan patah hati. Jadi aku lebih memilih tersakiti dengan alasan yang jelas. Kalau aku bilang aku mau dijodohin pasti kamu kan bakal ucapin Selamat ke aku" jelas Salsa 

"Tapi kan nyatanya aku gak ngucapin.. Terus kamu tetep mengira aku seneng?

Salsa pun hanya terdiam mendengar jawaban dari Rony.

"Kalau misalnya dibalik. Aku yang dijodohin kamu bakal kasih aku selamat?"

"Iya." Salsa menjawab tanpa menatap kedua mata Rony.

Rony mulai mengerti apa yang sudah membuat Salsa tidak ingin mengatakan hal yang sejujurnya kepada dirinya. Dialah  penyebab Salsa ragu akan perasaan mereka masing-masing sehingga Salsa menjadi salah dalam mengambil keputusan yang berujung menyakiti dirinya sendiri dan juga Rony.

"Maafin aku ya. Yaudah mulai sekarang kita sama-sama harus terbuka ya dengan apapun yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. Okey?" Rony mendekatkan wajahnya dan tersenyum sendu menatap manik Salsa.

Mereka pun lama bertatapan sampai suara telepon dari ponsel Rony memecah suasana yang ada.

"Eh Reva Sal" Rony

"Halo Ron lu masih sama kak Sal? Sorry gue ketiduran"

"Astaga!! Gue sama Salsa keasikan ngobrol jadi lupa balik Rev. Lu masih depan taman kan?"

"Iya, gue jemput kalian ya. Shareloc ya Ron sekarang" Rony segera mematikan sambungan telepon dan mengirimkan Edo titik lokasi mereka saat ini.

"Sal maaf ya jadi kemaleman banget. Padahal aku bisa tanya jadwal kamu besok pagi."

"Aku juga lupa lho. Ini bukan salah kamu aja Ron" 

Tidak lama mereka menunggu Edo sudah berhenti tepat dipinggir jalan tepat disamping dua sejoli berdiri. 

AKHIRNYA (after a long time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang